Thursday, October 25, 2012

Melaka

Sewaktu hidup di Kuala Lumpur, 2 kali saya main ke Melaka, salah satu negara bagian Malaysia yang memiliki situs bersejarah yang dilindungi UNESCO. Melaka terletak di selatan Selangor (KL) dan ditempuh dengan naik bis 2,5 jam dari Terminal Bersepadu Selatan atau TBS (Sekarang rute selatan tidak bisa dari Puduraya, harus dari TBS). TBS dijangkau dengan naik feeder bus dari Puduraya, atau naik KTM Komuter dari KL Sentral. Harga tiketnya cuma RM 2.

Dari TBS, terminal bus yang seperti bandara itu, belilah tiket bus ke Melaka Sentral. Bus biasa sih harga tiketnya cuma RM 10, tapi sudah enak itu ^^ Bus di sana nggak seperti di Indonesia deh, bisa diandalkan waktunya, nggak ngaret.
Terminal Bersepadu Selatan (TBS), terminal bus yang kayak bandara

Setelah sampai Melaka Sentral, pergilah ke terminal "domestik" Melaka (bukan antar negara bagian) dan cari bus Panorama Melaka (warna merah) yang menuju ke Historical Site, kalau sopirnya nggak tau, bilang saja Christ Church atau A Famosa. Harga tiket busnya RM 1. Nanti setelah naik bus, kalau sudah sampai ke area bangunan-bangunan berwarna merah, artinya sudah sampai ke Historical Site, saatnya turun ^^
Christ Church Melaka

Kalau turun di Christ Church (gereja Anglican), berarti sebaiknya jalan ke arah datangnya bus, arah kantor pos, sampai nemu Francis Xavier Church, gereja Katolik. Di sebrangnya ada parkiran mobil dengan tulisan besar "Welcome to Melaka," bisa untuk foto :) Di deretan tulisan itu ada toko-toko souvenir, dan di sebaliknya ada kanal, indah untuk berfoto ^^ Di kanal itu juga ada beberapa kafe dengan harga makanan cukup terjangkau.
 Bangunan kuno merah
 
 Cafe pinggir kanal

 Makan twist potato dulu ah....

Church of St. Francis Xavier


Welcome to Melaka

Kalau di sisi Francis Xavier Church, apabila jalan di sebaliknya, ada bangunan-bangunan kuno berwarna biru, kios souvenir, dan tembus di Christ Church.
Bangunan kuno warna biru

Di sekitar Christ Church banyak terdapat becak-becak hias. Dari Christ Church ke kiri, itu banyak bangunan-bangunan kuno. Naik bukit, bakal nemu Stadthuys (ini museum), museum Laksamana Cheng Ho, museum Pemerintah, dan kalau lurus lagi sampai ke reruntuhan gereja St. Paul (seperti di Macau :).
 
 Stadthuys
 
 Museum Laksamana Cheng Ho

 
 Pemandangan dari atas bukit

Reruntuhan Gereja St. Paul

Dari reruntuhan gereja, apabila menuruni bukit, sampailah di A Famosa dan istana Raja Melaka. Dari A Famosa, untuk jalan kembali, sebaiknya menyusuri rute yang berbeda (tidak usah naik bukit lagi). Jalannya berwarna merah juga dan melewati beberapa museum, seperti museum UMNO (partai nasional Malaysia).
A Famosa

Salah satu gedung kuno (bank kalau nggak salah)

Kalau sudah sampai Christ Church, belok kiri (ke arah laut), ada kincir air raksasa, ada meriam-meriam peninggalan VOC, dan kalau lurus (ambil jalan sebelah kiri) ke arah laut, ada kapal raksasa terdampar di tengah kota. Kapal itu sekarang dijadikan museum. Untuk masuk museum di dalam kapal, turis harus membayar.

Meriam peninggalan VOC

 
 Kincir air raksasa

Seolah-olah di Belanda

Di atas kapal

Museum Kapal

Di Melaka juga ada river tour. Harganya sekitar RM20 per orang. Daftarnya bisa di dekat museum kapal itu. Konon, tour-nya akan lebih bagus di malam hari, karena bisa melihat gemerlap lampu sepanjang kanal. Sayangnya sewaktu saya ke Melaka sedang thunderstorm, sehingga tour-nya tidak beroperasi. Serem sih thunderstorm-nya >.<
Dermaga di Melaka, dekat boat yang untuk tour

Jika hendak kembali ke Melaka Sentral, naik bus bisa dari balik mall Mahkota Parade: dari museum kapal, jalan terus, lewat Menara Taming Sari (menara yang bisa lihat town view), menyeberang, sampai. Masuk mall, sampai ujung, keluar, lalu menyeberang jalan. Bus Panorama Melaka akan lebih cepat kalau naik dari situ. FYI, nunggu busnya lama lho... Harga tiket ke Melaka Sentral murah, RM 1 saja, dibandingkan taksi yang biasanya minta RM20 -___-
Menara Taming Sari

Pintu masuk Mahkota Parade

Di Melaka Sentral, bus paling akhir ke KL itu jam 9 malam. Tiketnya bisa dibeli langsung di Melaka Sentral. Kalau bus biasa harganya sama seperti dari KL ke Melaka, RM 10. Bus itu sampai TBS (ingat, KTM Komuter ke KL Sentral terakhir jam 11 malam). Kalau mau bus eksekutif yang sampai KL Sentral, harganya RM 20. Di Melaka Sentral, ada beberapa rumah makan, tapi saya suka nasi goreng teri di sana, hehe...   

Kuliner Malaysia

Jalan-jalan ke Malaysia, konon belum lengkap kalau nggak nyobain kulinernya. Malaysia terdiri dari 3 suku: Melayu, Cina, India yang masing-masing masih keukeuh sama tradisinya (nanti mungkin seperti Indonesia, lama-lama pemerintah Cina & India melapor kalau ada bagian kebudayaannya yang diakui Malaysia :p). Ini sekedar berbagi info makanan-makanan yang saya cicipi selama di Malaysia.

Chicken Noodle
Ini bagian dari kebudayaan Cina. Kalau di Malaysia, bilang "noodle" atau "mee" itu sama aja kalau di sini mie yang kecil, alias bihun. Yang di gambar ini saya beli untuk sarapan di dekat tempat tinggal saya waktu itu, di dekat Bangsar Village. Rumah makan ini buka kalau pagi, menunya bahasa cina dan yang punya tetep keukeuh pakai bahasa cina juga...

Rasanya lumayan, sambalnya sedikit beda dengan di Indonesia. Sambal masakan cina di Malaysia itu cuma semacam cabe hijau besar dirajang, lalu kita menuangkan kecap asin sendiri ke cabe itu (lihat gambar di bawah). Seporsi makanan ini saya beli seharga RM 5 waktu itu.  


Chicken Noodle (bahasa cinanya saya nggak tau)

Ampang Chinese Food
Makanan-makanan di bawah ini saya cicipi sewaktu ditraktir teman kantor dan keluarganya di daerah Ampang. Waktu itu masih dalam suasana imlek, hehehe... Masakannya mirip sama masakan cina di Indonesia kok, cuma rasanya memang lebih spicy di Malaysia.
Ca Sayuran (nama sayurannya saya lupa --")

Ikan rebus kuah bumbu

Saya paling suka tofu (gambar di bawah). Tahunya lembut, menggunakan tahu sutra. Rasa saosnya enak.
Tofu

Masakan India
Di KL, ada banyak "mamak" (kedai makan India). Di mamak, biasanya makanannya berkare-kare dan dalam porsi besar. Yang biasanya murah itu roti canai, harganya sekitar RM 1-RM 2. Untuk menu nasi, istilah berikut harus diketahui orang Indonesia:

Nasi Kandar, yang disebut "nasi kandar" itu nasi yang dicampur aneka macam kuah kare. Seperti iklan rokok yang makan di rumah makan padang tapi cuma kuahnya saja itu...

Nasi Lemak, kalau nasi lemak ini sama saja nasi uduk kalau di Indonesia. Biasanya disajikan pakai telur dadar, abon, kering tempe, kacang, teri.

Naan, ini adalah "pizza"nya India (gambar di bawah). Rotinya tebal seperti roti pizza, dan dibakar. Saya suka garlic Naan & cheese. Rasanya ringan, enak banget! 
Garlic & butter Naan

Chicken Tandoori, alias ayam tanduri. Tandoori itu masakan bumbu merah khas India. Saya sendiri nggak begitu suka rasanya, hambar berempah gimanaaa... gitu.

Masakan India biasanya disajikan dengan Pudina. Lihat gambar di bawah, pudina itu saos hijau di gambar tersebut. Rasanya pedas, tapi ada mint-nya. Konsentrasinya nggak kental seperti wasabi, melainkan encer seperti kuah.
 
Chicken Tandoori served with Pudina Chutney
Roti Tisu. Seperti namanya, roti ini tipis dan crispy. Ini saya beli di mamak langganan saya di dekat rumah tinggal di Bangsar, Nasi Kandar Pelita :) Roti Tisu ini lebar. Saking lebarnya, disajikan menyerupai kerucut dan diberi susu kental manis. Makanan ini nggak bikin kenyang kok.
 
 
Roti Tisu

Roti Canai India, biasanya disertai dengan kuah kare. Ada Roti Canai original, ada juga yang dicampur telur (lebih mahal). Gambar di bawah ini adalah Roti Canai original dengan 3 macam kuah kare dengan tingkat kepedasan dan rasa yang berbeda. Orang India di sana biasa makan kare, roti, nasi pakai tangan saja. Tapi kalau saya harus pakai sendok-garpu. Oiya, kalau minta sendok, sebut saja "sudu," di Malaysia "sendok" itu istilah untuk centong nasi atau sendok sayur.

Kalau sedang ingin makan sedikit, saya biasanya sarapan roti canai dan teh tarik... yummy! 

Roti Canai dan Teh Tarik

Roti Canai

Roti Pita, ini roti tipis, dibentuk seperti bakpao, dan diisi sesuatu di dalamnya.
Ada juga Roti Bom, ini malah seperti pastry-nya India :)

Irish Food
Waktu meeting dengan klien, saya ditraktir di Irish Resto, di area perkantoran di Kuala Lumpur. Saya memesan Fish & Chips alias ikan dan kentang goreng. Nggak nyangka, ternyata ikannya segede gaban! Disajikan dengan spicy mayonnaise. Yum! Sampai kekenyangan saya...
Fish & Chips

Thai Food
Sewaktu membantu shopping barang-barang kantor, saya ditraktir lagi sama teman kantor saya, kali ini masakan Thailand. Ada acar mangga muda (Yam Ma Muang), Tom Yam, dan acar pepaya muda (Som Tum). Yang membuat orang Thailand, karena semenanjung Malaysia dekat dengan Thailand.

Yam Ma Muang

Tom Yam Noodle

Som Tum

Kalau yang ini Xiamen Noodle yang saya cicipi sewaktu main ke Hat Yai, Thailand Selatan.
Xiamen Noodle

Air Minum Kemasan di Thailand yang seperti air accu -___-
 
Masakan Melayu
Kalau yang ini nggak usah dijelaskan banyak banyak, soalnya seperti masakan Padang dan masakan Indonesia umumnya. Yang di bawah ini adalah Nasi Kukus, sewaktu saya ditraktir di Old Town Coffee sama teman kantor ^^
Nasi kukus itu nasi yang "dikukus" dengan berbagai bumbu. Yang saya pesan ini dicampur dengan jamur dan ayam. Yummy!

Kalau orang Indonesia punya lumpia, di Malaysia ada Popia, lumpia yang isinya sayur :) orang kantor sering beli untuk cemilan.


Nasi Kukus

Masakan Arab
Sewaktu diajak jalan-jalan ke Masjid Putera di Puterajaya (kawasan pemerintahan di KL), saya ditraktir masakan Arab di restoran di lower ground masjid. Karena nggak familiar sama nama masakannya, saya pesan kebab, dan datanglah makanan seperti yang di bawah ini... Porsinya jumbo!

Kebab dan Nasi Briyani

Ini pesanan teman saya, daging kambing ala Arab dengan nasi briyani...
Arabic Lamb Cuisine (saya lupa nama menunya)