Thursday, December 22, 2011

Jawaban PR

Salah seorang teman saya yang bernama Olivia Kamal memberi saya PR pertanyaan ini... Agak lebih sulit daripada pertanyaan final exam saya tadi :p

Oliii, nih kujawab, hehehehe.... Semoga lulus ^^
  1. Orang yang paling berpengaruh dalam hidup kamu? my mother :) 
  2. Ketupat sama lontong beda nggak?  dari bentuknya jelas beda lah...
  3. Apa pengotoran muka bumi yang paling parah? nuklir
  4. Artis Indonesia yang paling membanggakan? duh, susah jawab nih... Agnes Monica, mungkin?
  5. Hobi/koleksi yang paling nggak penting/konyol? mengumpulkan brosur iklan sampai memenuhi rumah....
  6. Lebih suka menunggu atau ditunggu? ditunggu :p sudah terlalu sering menunggu sih...
  7. Kebiasaan paling jelek yang nggak bisa dibuang walaupun sangat tau bahwa itu jelek? aaaa.... ini menanyakan aib >.< apa ya... menunda pekerjaan sampai bener-bener kepepet kali ya? ^^
  8. Pelajaran paling menyebalkan masa sekolah? akuntansi & matematika kelas 2 SMA
  9. Kalau dapat hibah (anggap saja 100T) apa yang akan kamu lakukan? bikin perusahaan, terus keuntungannya untuk keliling dunia, hohoho....
  10. Milih ketemu dinosaurus atau doraemon? doraemon, soalnya bisa memanfaatkan alat-alat ajaibnya... (pengen pintu kemana saja nih :p)
  11. Nama minuman paling aneh yang pernah kamu minum? hmm... ngg... lupa namanya... "gajah ndhekem" atau apaa gitu...

Tuesday, December 6, 2011

Creep

I'm in a mess. I had shocked about two-days ago, because of someone that is really really special to me. I sang a song to entertain myself, with my messy voice, because I was about to cry that moment. Here's one of my favorite songs, Creep by Radiohead.


When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world
I wish I was special
You're so very special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here

I don't care if it hurts
I want to have control
I want a perfect body
I want a perfect soul
I want you to notice when I'm not around
You're so very special
I wish I was special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell I'm doing here?
I don't belong here

She's running out again
She's running out
She runs runs runs

Whatever makes you happy
Whatever you want

I wish I was special
You're so very special

But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here
I don't belong here


Sunday, December 4, 2011

Percaya Itu Indah

Waktunya mendengarkan kembali rekaman TirtaSvara, tugas bulan Juni yang lalu di Kalasan. Lagunya sebetulnya bagus, apalagi liriknya. Sayang sekali, waktu tugas ini, penyanyi altonya minim (saya solo alto, hahahaha) nggak kuat (kedengaran) melawan suara beberapa sopran sekaligus.


Percaya Itu Indah merupakan lagu favorit saya. Pertama kali tau lagu ini waktu SMA, gara-gara diminta mengiringi koor KPK Padmanaba. Setelah bermetamorfosis jadi penyanyi, jadi tambah suka lagunya, soalnya liriknya menyentuh :)) -hush malah curcol- (curhat-nya biar di tempat sampah saya aja :p)

Silakan menikmati lagunya. Maaf kalau masih banyak noise, soalnya rekaman live di Gereja Kalasan.



Sunday, November 6, 2011

I am a keyboardist

Pas buka-buka file, nemu beberapa project rekaman lama sama beberapa band, wkwkwk... Lagu-lagunya buatan teman-teman di FEB. Daripada ilang, mending diback-up di sini aja :p

1. Lostbrain - Grown
Lagu ini ciptaan Raymond, jurusan Ilmu Ekonomi '04. Aku jadi keyboardist merangkap backing vocal di project ini. Sayang, file ini bukan versi final record, permainan keyboard belum dimasukkan di sini >.< Vokalis utamanya Cita, temanku sejak SMP, jurusan Manajemen '04. Sekarang dia lagi diekspor ke Norwegia :))



2. The Gudeg Incidence - 27 Mei
Lagu ini ciptaan Eri & Jauhari, dua orang IE'04. Jauhari merangkap music director. Aku lumayan banyak bermain di sini hehehe... Sayang, efek back sound-nya Jauhari malah mengganggu musik... ngiiiinggg >.< Waktu launching album kompilasi ESB, banyak yang ngira kalau aku jadi backing vocal juga :p Padahal bukan, hehehe, itu Xave, teman Manajemen '04 yang sekarang bertugas jaga saham di BEI ^^ Waktu rekaman kita di studio sampai pagi soalnya baru dapat giliran take sekitar tengah malam, hohoho....
Lagu ini bercerita tentang gempa Jogja yang waktu itu baru saja terjadi...


3. Rock Prayers - Tonight
Ini salah satu lagu romantis yang diciptakan sahabatku, Eri #ehm, lagu buat siapa nih Er? :p#
Aku lebih suka yang versi ini daripada yang versi full wkwkwk.... Di lagu ini aku jadi keyboardist. Entah kenapa teman-teman dulu lebih suka aku jadi keyboardist daripada main alat musik yang lain >.< Hmm, yang jelas aku suka lagu Tonight ini, sampai bikin cover-nya hahaha... Sampai sekarang aku masih sering nyanyi sama Eri, cuma beda aliran. Kita pindah aliran jadi penyanyi klasik, hahaha... Akupun juga jadi jarang main keyboard selain keyboard komputer yang kumainkan setiap hari...

Saturday, November 5, 2011

Banci-banci di Keuangan

Sesuai judulnya, tulisan ini mengingatkan kalau di konsentrasi manajemen yang paling eksak, keuangan, juga ada yang GeJe. Lho, kenapa GeJe alias hybrid alias "banci"? Jawabannya, karena tidak terklasifikasi. Nggak jelas mau dimasukkan kelompok mana.
Kaki siapa ini? Cewek atau cowok? :D

Di financial management, pembahasan ini masuk ke dalam hybrid financing. Untuk dapat beroperasi, perusahaan membutuhkan biaya dan sumber pembiayaan. Hybrid, karena sumber pembiayaan perusahaan ini tidak dapat diklasifikasikan, mau dibiayai menggunakan utang atau modal sendiri (equity).

Setahu saya, ada 3 banci yang sering dibahas di keuangan (mohon ditambahi kalau ada yang tahu lebih banyak, hehe...). Here they are:

1. Leasing alias sewa bunga
Alasan utama leasing terjaring dalam kategori banci adalah karena secara akuntansi leasing tidak masuk dalam neraca, juga tidak termasuk capital (kecuali capital leases, itu saja dimasukkan ke dalam utang, padahal leasing kan "menyewa" :). Oiya, kalau yang belum tahu, leasing itu secara garis besar ada dua: capital leases, yaitu kalau kita nggak punya mesin, terus lease ke perusahaan pengadaan mesin, biar mereka yang beli & mengeluarkan cost of owning, kita tinggal "sewa" mesin itu, terus lama-lama mesin itu jadi milik kita, kalau "angsuran"nya sudah hampir lunas atau di akhir periode leasing. Jenis yang lain ada operating leases, mirip, cuma lessee (penyewa) tidak akan mempunyai hak untuk memiliki mesin tersebut. Leasing ini berguna untuk "mengejar" kemajuan teknologi. Perusahaan tidak perlu membeli langsung untuk menikmati suatu teknologi produksi tertentu....

2. Preferred stock
Stock itu kan saham, tapi preferred stock itu saham yang aneh. Pemegang saham ini menerima dividen yang jumlahnya tetap. Padahal kalau saham biasa, dividen yang diterima kan sesuai dengan kinerja perusahaan. Nah, karena dividen preferred stock tetap, maka mirip dengan sifat bunga utang. Seolah-olah perusahaan utang ke investornya & bayar bunga (kayak obligasi aja). Tapi ini saham lho, bukan utang. Saham adalah bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Orang invest ke sana, jadi masuk sebagai modal. Jika perusahaan tidak membayar dividen preferred stock, maka dividen untuk saham biasa tidak boleh dibayarkan. Nah lo, gimana mau disebut "utang" kalau seperti itu? Intinya, konsep preferred stock ini juga GeJe, mau dimasukkan modal atau utang.

3. Warrant & Convertible Warrant
Bagi yang belum tahu, warrant itu hak untuk membeli saham perusahaan, dengan harga tertentu di masa mendatang. Mirip dengan option, tapi jangka waktunya lebih panjang. Warrant biasanya diperlakukan sebagai bonus kalau orang beli obligasi. Bagi yang belum tau lagi, obligasi itu surat utang perusahaan. Dengan membeli obligasi, perusahaan berhutang ke kita dan wajib membayar bunga. Nah, dengan membeli sekian lembar obligasi, maka bonusnya warrant. Termasuk aneh, soalnya obligasi itu utang, tapi bonusnya warrant, masuk ke modal. Lebih aneh lagi convertible warrant, sesuai namanya, dalam jangka waktu tertentu, si warrant bisa berubah jadi saham. Aneh ya? Hehehe... Makanya disebut "banci" soalnya seperti transgender, bisa berubah dalam jangka waktu tertentu.

Saya baru bisa menjelaskan 3 banci, mungkin teman-teman pakar keuangan bisa menambahkan penjelasan saya karena konsentrasi saya sebetulnya di pemasaran, tapi malah dengan ngawur-nya merambah ke keuangan, hehehe...  

Friday, November 4, 2011

Ex-Man

Pagi-pagi nggak sengaja dengerin radio, eh ada lagu ini... Bikin nostalgia & mellow di pagi hari. Rasanya masih *jleb* #eaaaa kalau dengar lagu Ex-Man hahaha... (ex-men lah buatku :p). Enjoy!


Es Nanas - Ex Man

Terkadang berat melepas kau pergi
Ku bertanya mungkinkah kau sadari
Bumi berputar
Cuaca berganti
Dan ku tahu hatimu telah menepi

Reff :
Thanks to the ex man for the beautiful moment
And thanks to the ex man for the lesson I've learned..


Ku bertanya apakah kau mengerti
Betapa aku tetap menyayangi
Begitu banyak yang telah dijalani
Dan tak mungkin mengaharapmu kembali

Back to Reff

Terkadang berat melepas kau pergi 
dan ku tahu hatimu hatimu t'lah menepi
Bumi berputar
Cuaca berganti
Dan ku yakin tak perlu ku sesali

Back to Reff
 

Imaginary Case: Business Valuation Approaches for Garuda Indonesia (ESOP Case)

As an analyst I wonder if I were doing a business valuation for GIA. A foreign business consultant asked me to do a valuation case for GIA, as an internship requirement. Here is my "imaginary case" based on my daily job as a business analyst, L.O.L. #ngawurmode


Business valuation reports can be made for several purposes: estate (property) and gift taxes, Employee Stock Ownership Plans (ESOPs), stock options, marital dissolution (according to a certain country/state regulation), intangible assets and goodwill, partnership and shareholder buyouts, bankruptcy, and reorganization of a company. When involved in a legal case, clients can also ask a business valuation company for litigation support and expert witness testimony. Basically, there are three approaches to determine the value of a business: income approach, market approach, and asset approach.


The business valuation approach depends on the purpose and the client’s case. For example, if Garuda Indonesia (or “the Company”) wants to share ESOPs. An ESOP is a defined contribution employee benefit plan that allows a business owner(s) to sell all or part of their closely held company to employees. ESOPs are usually given to employee(s) who is/are close to retirement. Garuda Indonesia sets up a trust fund to establish an ESOP and contributes new shares of its own stock or cash to buy existing shares. The trust is governed by a trustee(s) selected by Garuda Indonesia’s Board of Directors. When issuing ESOPs, Garuda Indonesia has to consider Indonesian ESOP’s regulation. In American case, according to Employee Retirement Income Security Act (ERISA) of 1974 and amendments, the ESOP trust cannot pay more than fair market value for the company stock that is purchases from the selling shareholder. If Indonesia has a specific ESOP regulation, then the company has to obey the rules. Business valuation is important to determine the fair market value of Garuda Indonesia.


A business appraiser or an analyst must consider the stockholders’ control and also the marketability to adjust the interest that is being sold to ESOP. A control premium will be used depending on how soon control will pass to the ESOP and how market conditions affecting Garuda Indonesia’s stock.


A business valuation is based on a certain valuation date. To do the business valuation, appraisers need some information from Garuda Indonesia, such as company profile, ownership (outstanding stocks, ESOPs, etc.), and financial statements. Company profile is important, because by knowing Garuda Indonesia’s business, appraisers can see the Standard Industrial Classification (SIC) which is used to determine the risks (beta) applied, competition environment, markets, and to obtain several subscribed data (merger and acquisition transactions and public company guidelines). Appraisers have to calculate the Company’s taxes and risks (discount rates), and also make some financial projections of the Company. Garuda Indonesia’s risks consist of risks taken from database (market/industrial risk) and the Company’s specific risks, like from financial statements, commercial aviation market/industry trends, customers, competitors, key management, etc. Then appraisers use the tax and discount rates to calculate weighted average cost of capital (WACC), a method to obtain the Company’s value. The other methods are merger and acquisition (M&A) and public company (PC) guidelines. Appraisers (analysts) will collect other companies’ M&A transactions and PC data which are similar to Garuda Indonesia’s. Then, analysts give weight or score the data based on the similarity to Garuda Indonesia. The selected average or median can be used to determine the value of the Company. In an ESOP case, analysts give weight to WACC, M&A method, and PC method, and then calculate the fair market value (FMV) of Garuda Indonesia.


Garuda Indonesia’s business valuation report will consists of:

  1. Garuda Indonesia’s history
  2. Business overview
  3. Products and services
  4. Customers
  5. Competition
  6. Current status
  7. Management profile
  8. Ownership (stockholders) and taxation status
  9. Economic outlook of Indonesia
  10. Commercial aviation industry analysis and forecast, also other related industries.
  11. Financial statement analysis
  12. Business valuation methods
  13. Fair market value conclusion
  14. Exhibits to show the calculations
A draft for factual content review will be sent to Garuda Indonesia, and the Company has to review the report, before the business valuation company fixed the report into final.


Friday, October 28, 2011

How To Quickly "Switch" Your Brain

I used to do "brainswitching" everytime. It's not that I'm not focus on each task, but I have to focus on ALL tasks. For example, I have to make a thesis proposal in the morning, and then go to work at 9 a.m., do the business valuation report for different cases and companies, I have to attend classes at 10 a.m. to 1 p.m., then meeting with the lecturers about some academic projects. At 5 p.m. I have to pick my younger sister up, in the campus, then attend the choir practice, and finally go home. Automatically I have to focus on ALL activities.


An easy way to do that is keep your memory in a space, then switch your concentration to your current activity. How to "keep" much memories then? Write. Note all things you have to remember. In your agenda, "post-it"s, in your mobile phone, or in your blog. While you do your activity, erase all other memories and stay focus. You won't loose your memory because you have stored it. Try to do your task quick and properly, then you can switch to another task or activity.

I have done this since years ago. I hope it could be useful for you.

Sunday, October 23, 2011

Beautiful Beaches In Yogyakarta

Rasanya nggak adil kalau saya sudah menulis tentang kota lain, negeri orang, sampai China, tapi nggak nulis tentang tanah kelahiran sendiri, Yogyakarta :)
Amazing Race aja diadakan di Yogyakarta (see Amazing Race season 19 episode 2 & 3 yang baru saja tayang di Amerika :) masak saya nggak ikutan promosi kota sendiri, hehehe.

Bulan Mei-Juli 2011 yang lalu, saya sempat bermain ke beberapa pantai di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai-pantai di sana relatif lebih sepi dibandingkan pantai-pantai di Kabupaten Bantul.


How to get there
Objek wisata pantai di Gunung Kidul cukup jauh dari kota. Perjalanan ke sana memakan waktu kurang-lebih 2,5 jam dari kota Yogyakarta. Kemarin saya dan teman-teman menyewa mobil dengan teman saya sendiri sebagai sopirnya. Sewa mobil kira-kira IDR 250k per 12 jam. Satu mobil muat hingga 8 orang dewasa. Pengendara mobil harus ahli karena jalan menuju pantai naik-turun dan berliku-liku. Dari kota, menuju Jalan Wonosari, melewati Bukit Pathuk, lalu pertanda mendekati pantai adalah jika sudah sampai Desa Tepus.

Beautiful Beaches

Pantai Baron

Pantai ini terletak di cabang jalan sebelah barat. Pantai Baron merupakan tujuan wisata kuliner dan pantai paling ramai pengunjung di Gunung Kidul, karena di sana banyak dijual hasil tangkapan nelayan, mulai dari ikan hingga keripik rumput laut. Saran saya, sebelum menyusuri pantai selatan Gunung Kidul, sebaiknya mampir Pantai Baron terlebih dahulu untuk mengisi perut. Di pantai yang lain penjual makanan lebih sedikit.
Pantai Baron yang ramai

Pantai Sundak


Pantai ini terletak di sebelah timur pantai Baron, kira-kira 15 menit naik mobil dari Pantai Baron. Pantai Sundak memiliki pasir putih yang indah. Tepi pantai ini berkarang, sehingga saat surut pengunjung dapat berjalan ke tengah laut melalui karang tersebut. Saat berjalan ke tengah laut, terdapat biota laut yang bersarang dalam karang dan dapat dilihat langsung, seperti beraneka bentuk alga, bulu babi, keong laut berkaki, kepiting, dan sebagainya. Sayangnya di pantai ini pengunjung tidak dapat berenang. Di tebing pantai juga dibangun gardu pandang, sehingga akan sangat romantis bila menikmati pemandangan laut selatan dari gardu pandang tersebut.
 Pantai Sundak dengan gardu pandang yang romantis
 
Pantai  Indrayanti

Pantai ini termasuk “pantai baru” di Gunung Kidul, terletak di dekat Pantai Sundak. Keindahannya tidak kalah dengan pantai-pantai Pulau Dewata. Di pantai ini terdapat gazebo-gazebo yang dibangun di tepi pantai. Pantai Indrayanti masih sepi, pasirnya putih, dan banyak turis mancanegara yang singgah di pantai ini karena terdapat penginapan dan restoran di tepi pantai. Fasilitas Jet Ski juga tersedia di sini saat siang hari.
 Pantai Indrayanti, serasa di Bali

Sunset Pantai Indrayanti
 
Pantai Siung

Pantai Siung terletak di sebelah timur, kira-kira 45 menit dari pantai Sundak. Pantai ini terkenal akan batu karangnya yang indah. Pantai ini biasa menjadi tempat kejuaraan panjat tebing internasional, karena selain memanjat tebing, orang dapat melihat pemandangan yang luar biasa indah dari atas tebing.
Pantai Siung dengan karangnya
Sisi timur Pantai Siung

It's Time To Go Home
Puas menyusuri pantai, biasanya saat pulang hari sudah malam. Perjalanan pulang melalui rute yang sama saat berangkat. Saat melewati Bukit Pathuk, sebaiknya mampir sebentar menikmati makanan hangat di tempat makan di tepi jalan, sambil menikmati gemerlap kota Yogyakarta dilihat dari atas bukit. Tempat ini juga sering disebut "Bukit Bintang" karena gemerlap kota terlihat seperti gemerlap bintang. Dari bukit ini juga dapat terlihat pesawat landing dan take-off di Bandara Adisutjipto. Sayang tidak ada foto karena kamera saya tidak mampu memotret dengan baik di kegelapan -_-'

Enjoy the beauty of Jogja!

Saturday, October 22, 2011

That Woman / That Man

Huaaa... akhirnya setelah dengar di radio dan googling berpuluh-puluh kali nemu juga lagu yang selama ini membuat saya mellow abiss... OST Secret Garden, drama Korea (saya nggak ngikutin, lha bukan maniak Korea :p). Pertama dengar yang versi Hyun Bin (cowok), langsung jatuh cinta sama lagunya & suaranya. Cakep! Padahal saya bukan pecinta lagu Korea lho :p 

Ini video klip hasil googling dengan english sub yang menurut saya paling oke. Owhh, ternyata lagunya memang menyentuh hati :') #mellowmode

That Man (Hyun Bin version)



That Woman (Baek Ji Young version)

Thursday, October 20, 2011

Best Thing I Never Had

I love this Best Thing I Never Had by Beyonce. She sings beautifully and the lyrics were reflecting a tough woman. I love -especially- the chorus "...best thing I never had..." 

By this song I learned that my past experiences with my ex(s) meant so much for me. I believe God set those men to be "best thing I NEVER had" (but I never wanted them to be bad) and then God give the very best of all for me. Thanks God for my current boyfriend :) 

Just like sexy Beyonce in her clip, she finally found a man that she loved and get married :)

Okay, here we go with the clip and lyrics...

Beyonce - Best Thing I Never Had


What goes around comes back around (hey my baby)
What goes around comes back around (hey my baby)
What goes around comes back around (hey my baby)
What goes around comes back around (hey my baby)

There was a time
I thought, that you did everything right
No lies, no wrong
Boy I, must've been outta my mind
So when I think of the time that I almost loved you
You showed your ass and I, I saw the real you

Thank God you blew it
Thank God I dodged the bullet
I'm so over you
So baby good lookin' out

[Chorus]

I wanted you bad
I'm so through with that
Cuz honestly you turned out to be the best thing I never had
You turned out to be the best thing I never had
And I'm gon' always be the best thing you never had
I bet it sucks to be you right now

So sad, you're hurt
Boo hoo, oh, did you expect me to care?
You don't deserve my tears
I guess that's why they ain't there
To think that there was a time that I almost loved you
You showed your ass and baby yes I saw the real you

Thank God you blew it
Thank God I dodged the bullet
I'm so over you
Baby good lookin' out

[Chorus]

I wanted you bad
I'm so through with that
Cuz honestly you turned out to be the best thing I never had
I said, you turned out to be the best thing I never had
And I'll never be the best thing you never had
Oh baby I bet sucks to be you right now

I know you want me back
It's time to face the facts
That I'm the one that's got away
Lord knows that it would take another place, another time, another world, another life
Thank God I found the good in goodbye

[Chorus]

I used to want you so bad
I'm so through that
Cuz honestly you turned out to be the best thing I never had
You turned out to be the best thing I never had
And I will always be the, best thing you never had.
Best thing you never had!

Saturday, October 15, 2011

(To) Be With You :)

This is a response to my friend's post in her blog, with the same title :p

I promised her that I'll sing it for her, so this is it, my cover of Mr. Big - To Be With You. Actually it used to be a duet with my younger sister, but she has not ready yet. This is my own version of the guitar solo, I was nervous so it was a little bit messy >.< 




Thursday, October 13, 2011

Kualifikasi Inkubator

Tulisan ini berarti tanda-tanda kalau saya ingin memindahkan isi otak, supaya nggak cepat pikun :) Setahun yang lalu, saya masih bekerja di sebuah pabrik farmasi di Cikarang. Waktu kuliah farmasi sampai selesai profesi Apoteker, saya tidak pernah membayangkan kalau akan bekerja seperti ini di bagian Quality Assurance. Dulu, bayangan saya seorang Apoteker di bagian Quality Assurance menjamin (menguji) kualitas produk farmasi yang diproduksi pabrik, sehingga turut menentukan batch itu rejected (ditolak) atau released (dilepas ke pasar). Saya membayangkan seperti itu, karena Apoteker kan, yang lebih tahu tentang produk farmasi, daripada tentang mesin.

Bayangan saya meleset. Dua minggu setelah saya resmi menjadi karyawan pabrik tersebut, datanglah tugas pertama saya: kualifikasi inkubator di laboratorium mikrobiologi. Inkubator adalah lemari yang bisa di-set suhunya. Biasa digunakan untuk menyimpan media bakteri/jamur di laboratorium mikrobiologi. Oh, ternyata Apoteker di bagian Quality Assurance itu kerjanya menguji peralatan dan infrastruktur ya, bukannya produk farmasi >.< So, tanpa pelatihan resmi sebelumnya, saya "terpaksa" menyusun sendiri prosedur kualifikasi inkubator tersebut dan melaksanakan kualifikasi dengan tangan saya sendiri :). Tau kerjaannya gini, dulu kuliah pharmaceutical engineering aja (#curcol :p). Nah, saatnya berbagi ilmu.

Prinsip kualifikasi inkubator kurang lebih sama dengan kualifikasi oven, lemari pendingin, ruang penyimpanan, dan autoklaf. Yang disebut terakhir ini agak sedikit berbeda, karena autoklaf juga menggunakan tekanan uap, tidak sekedar suhu tertentu. 

Prinsip yang pertama adalah menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator. Untuk mengetahui penyebaran suhu, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mempelajari struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya, sensor, dan sirkulasi udaranya (perhatikan letak exhaust, bila ada). Setelah memahami struktur dan bentuk inkubator, selanjutnya gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah terkalibrasi untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu tertentu (biasanya berdasarkan waktu pemakaian). Dulu saya belum tahu alat-alat macam thermocouple dan thermorecorder. Membayangkan saja nggak pernah! Saya pernah dicobai oleh seorang petugas kalibrasi, dia menunjukkan seonggok kabel dan bertanya kepada saya, "Ini apa, mbak?" Ya saya jawab, "kabel." karena bentuknya memang seperti gulungan kabel. Nggak tahunya kabel itu yang disebut thermocouple karena menghubungkan titik yang ingin dipantau suhunya dengan thermorecorder (memang seperti kabel pemantau suhu). Pemasangan thermocouple harus berhati-hati agar pengukurannya valid. Jangan sampai ujung thermocouple menyentuh konduktor panas inkubator. Data suhu direkam menggunakan disket kecil (jadul, hehehehe) dalam thermorecorder. Yang namanya thermorecorder ini bentuknya seperti TV portabel. Tugasnya sebagai display suhu setiap titik pengukuran dalam inkubator. Tidak lupa, suhu yang ditampilkan oleh thermorecorder dibandingkan dengan suhu pada display inkubator. Kalau selisih jauh, berarti ada yang salah pada display atau sensor display inkubator. Hasil pengujian yang baik adalah bila suhu dalam inkubator merata, stabil, dan sesuai dengan setting atau display-nya.

Thermocouple (yang seperti kabel) dipasang di port thermorecorder


Prinsip kedua, pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan ditutup kembali. Saat inkubator dibuka, ada udara dari luar yang masuk. Hal ini akan mempengaruhi suhu di dalam inkubator. Terlebih bila membukanya lama. Penentuan lama waktu membuka-menutup tergantung pada penggunaan. Dengan pengujian ini, waktu maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan diketahui, begitu pula lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai suhu setting saat inkubator ditutup kembali. Hasil yang baik adalah bila inkubator mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka dan ditutup kembali.


Prinsip ketiga adalah antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure). Mirip dengan prinsip buka-tutup pintu, yang dilihat waktu stabilitas dan pengembalian suhu. Pada pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa saat sambil dipantau penurunan suhunya, lalu dinyalakan kembali dan dipantau suhunya hingga mencapai suhu setting. Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah inkubator mampu menjaga suhunya pada waktu yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik dinyalakan, dan penyesuaian suhu saat inkubator dihidupkan tidak memerlukan waktu lama.


Prinsip terakhir, pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi: kosong, terisi penuh, dan terisi sebagian. Isi yang digunakan juga tergantung pada pemakaian inkubator tersebut. Biasanya digunakan media bekas pakai sebagai "dummy". Dengan demikian, dapat diketahui pemerataan suhu dalam inkubator dengan berbagai kondisi. Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi rata sesuai dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun terisi sebagian.


Thermohygrometer alias data logger


Sebagai pengetahuan tambahan, untuk kualifikasi autoklaf, selain thermocouple dan thermorecorder, diperlukan juga bakteri sebagai media pengujian, karena autoklaf merupakan alat sterilisasi yang membuat barang atau produk bebas dari makhluk hidup yang mencemarinya. Sedangkan untuk pemantauan ruangan, biasanya diperlukan thermohygrometer atau data logger sebagai pengganti thermocouple dan thermorecorder untuk merekam suhu sekaligus kelembaban udara di titik ruangan tertentu, pada rentang waktu tertentu. Jadi ingat, (#curcol lagi :p) kalau kualifikasi suhu ruangan, maka dengan tinggi badan yang terbatas ini saya harus memanjat, meletakkan thermohygrometer di sudut-sudut ruangan, menggotong tangga, dan membawa peralatan kualifikasi, sendirian.



I'm Gonna Be Around

The last time I went to the karaoke I sang this song with my "high quality" old friend who love this song much. I like the lyrics too.

This song is dedicated to the same person as my previous post and of course to my boyfriend too ^^ I will say that I'm gonna be around them. It's midnight now, my voice is broken, I cannot sing again :p So I share the original video by Michael Learns to Rock. Please believe me that I'm gonna be your very true friend.


"I'm Gonna Be Around - MLTR"

It's been so long since we took the time
to share words from deep inside us
we're in our own world spinning our wheels
but you know how I feel

Well since the first time I took your hand
my love for you has just be growing
you always seem to understand
you know how I am

I'm gonna love you till the end
I'm gonna be your very true friend
I wanna share your ups and downs
I'm gonna be around

When you're alone cos I'm away
don't be sad don't be afraid
I'm gonna turn my thoughts to you
like I always do

I'm gonna love you till the end
I'm gonna be your very true friend
I wanna share your ups and downs
I'm gonna be around

Catch you when you fall
hold you when you're down
sharing every moment
I wanna show you all I do
I believe I've found a miracle in you

I'm gonna love you till the end
I'm gonna be your very true friend
I wanna share your ups and downs
I'm gonna be around 

I'm gonna love you till the end
I'm gonna be your very true friend
I wanna share your ups and downs
I'm gonna be around you

Wednesday, October 12, 2011

Skyscraper

Skyscraper by Demi Lovato, I love the lyrics the first time I heard the song on the radio while working. I just downloaded the audio today, listened to it, and then tried to play the song with my guitar, with my sleepy and false voice (it's 11:30 p.m., time to go to bed >.<). Please don't laugh on me, I'm so shy.

I sing this song tonight to entertain my friend (more like an older sister to me). I won't sing if it's not for her. Someone broke her heart yesterday, and she is still crying because she is hurt so much. I wish I could be next to her and give her a hug, but she is about 750 km away from me. I wish this song could help her to stand up, like a skyscraper. So, stand up, sister!




"Skyscraper"

Skies are crying, I am watching
Catching tear drops in my hands
Only silence, as it's ending
Like we never had a chance

Do you have to make me feel like

There's nothing left of me?

You can take everything I have

You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper
Like a skyscraper

As the smoke clears, I awaken

And untangle you from me
Would it make you, feel better
To watch me while I bleed?

All my windows still are broken

But I'm standing on my feet

You can take everything I have

You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper
Like a skyscraper

Go run, run, run

I'm gonna stay right here, watch you disappear
Yeah oh
Go run, run, run
Yeah, it's a long way down
But I am closer to the clouds up here

You can take everything I have

You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Oh Oh
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper
Like a skyscraper

(Like a skyscraper) huh huh huh


Like a skyscraper

Like a skyscraper

Friday, September 30, 2011

Business Valuation at A Glance

I actually write this to make an easy way to recall my memory about my job description. Last year, I worked in a medicine factory as a quality assurance specialist. But now I am a business valuation analyst of an American business valuation company. When my friends ask me, "Where do you work at?" My answer is, "In a business valuation company." Then they ask, "What is business valuation?"



Business valuation company is not popular in the country where I live, Indonesia. Here, people don't even care about valuing a business, because they don't know the purpose of business valuation. Let me explain, there are several reasons for a company to know their business value: employee stock options (ESOP) sharing, gift or property tax (if they want to share the tax income of some properties they have), stock options, partnership, marital dissolution, and more.


Business valuation is in the area of finance and accounting and I am totally new for this job. What do I do in my office? The essence of my job is making business valuation reports for the clients. Basically, there are three approaches of valuing a business:

1. Income approach
Each company must have periodical financial statements. It is an analyst's job to examine the financial statements, especially the revenue or income part, perform some calculations, and conclude the value of the firm or company. There are two major parts to be examined: capitalization of earnings (Cap. Earnings) and discounted cash flows (DCF) or cash flows. By the case and conditions (e.g. valuing controlling or non-controlling, minority or majority interests), analyst will decide to use control premiums or discount to adjust the value.

2. Market approach
Market conditions influence the value of a company. Talking about discounts, there are two kinds of discount considered: Discount of Lack of Control (DLOC) that represents shareholders' control of the firm, and Discount of Lack of Marketability (DLOM) that represents the ability for a firm to be marketed (sold).

Market approach consists of two methods:
- Public Company (PC) guidelines
This method compares client company's financial to public companies' that have similar business. Data collected from subscribed sites, and those subscriptions are expensive. Analyst has to see the business description and sort the companies which have similar business as client's. Beside the description, analyst had to see those public companies' sales.

- Merger & Acquisition (M&A) guidelines
When using M&A method, analysts will collect M&A transaction data of certain periods from subscribed sites. Then, like the PC method, sort the data, perform some comparisons and calculations. M&A tends to represent control of the firm, while PC method usually follows the nature of DCF.

Then, the analyst will decide to use control premiums or discounts, based on the case and conditions.

3. Asset approach
This kind of approach is based on client company's assets. Net Asset Value (NAV) used in this method. Again, analyst's job is to examine client's financials and perform some calculations before deciding the company's value. Control premiums or discounts can be used to adjust the value, based on the company's conditions.

In a business valuation report, there are company background, profiles, ownership, tax status, economic outlook, and industry analysis, beside the financial methods.

Friday, September 16, 2011

Apakah atasan yang baik harus galak?

Sekian tahun yang lalu saya "dicekoki" ilmu manajemen oleh dosen-dosen saya. Salah satunya ilmu untuk men-treatment karyawan, siapa tau di kemudian hari saya jadi bos :D Teori yang satu ini saya pegang sampai sekarang dan selama saya bekerja, teori ini sering nggak diaplikasikan oleh para atasan di tempat kerja saya. Malahan dulu sewaktu saya cerita kalau saya diajari teori ini, saya ditertawakan. Teman-teman saya enggan mengaplikasikannya.

Teori motivasi X dan Y pertama kali dikemukakan oleh Douglas McGregor tahun 1960-an. McGregor mengelompokkan karyawan menjadi 2 tipe, yaitu:
Tipe X
Tipe ini diasumsikan sebagai karyawan yang malas, tidak suka bekerja, dan (cenderung) berpendidikan rendah. Kalau di Indonesia ya SMA ke-bawah. Posisi atau jabatan karyawan ini biasanya level pelaksana atau blue collar. Untuk membuat karyawan tipe ini bekerja adalah dengan supervisi (pengawasan) dan aturan yang ketat. Petunjuk cara bekerja harus diberikan sejelas mungkin dan rinci (ini yang banyak dilanggar juga, si bos sering nggak sabar ngajari bawahannya). Atasan yang galak, rese, dan aturan yang ketat cocok untuk bawahan tipe X ini, supaya tidak menyimpang dari pekerjaannya.



Tipe Y
Tipe Y ini diasumsikan sebagai karyawan yang suka bekerja dan (cenderung) berpendidikan tinggi. Sarjana ke-atas, lah. Posisi dengan tingkat pendidikan seperti ini biasanya level staf ke atas, atau pengambil keputusan (yang banyak "pakai otak" :p). Oleh karenanya, supaya lebih termotivasi dalam bekerja, karyawan tipe ini lebih suka diberi kebebasan menggunakan otaknya. Kalau salah ya cukup ditegur dengan halus atau disindir. Bila karyawan tipe Y ini diperlakukan seperti karyawan tipe X, maka yang terjadi bukannya kerja produktif, malah jadi sebel dan berantem sama atasannya (lho malah curhat :p).

Contoh yang mudah dipahami untuk mengaplikasikan teori ini adalah dengan melihat bagaimana seorang supervisor lini produksi mendidik para operator mesin, dengan bagaimana seorang manajer mendidik supervisornya. Seharusnya sih berbeda :p

Hal yang mungkin membuat sulit untuk menerapkan teori ini adalah sesuatu yang disebut "seni membaca orang". Seharusnya seorang atasan memiliki rasa "seni" ini setelah bekerja beberapa saat dengan bawahannya, sehingga dapat mengidentifikasi "tipe" bawahan tersebut, apakah tipe X atau tipe Y. 

Hal lainnya yang biasa bermasalah adalah "berkaca sebelum berbuat". Banyak orang tidak melakukan ini. Padahal hal ini penting lho. Sekedar berbagi informasi, dalam dunia profesi Apoteker, terdapat beberapa kode etik, salah satunya memperlakukan sejawat sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan. Jadi, harus "berkaca" dulu sebelum melakukan sesuatu. Kalau memiliki bawahan yang sudah "terbaca" perilakunya, maka sang atasan hendaknya berpikir dahulu seandainya dia menerapkan suatu kebijakan kepada bawahannya.
 
Hal sulit yang ketiga adalah tidak mencampur urusan pribadi dengan pekerjaan, terutama yang berhubungan dengan emosi. Bukan mengesampingkan persaan, karena manusia bukan robot, tetapi bila hal yang membuat bad mood itu ada di luar lingkungan kerja, sebaiknya jangan ditunjukkan saat bekerja, otherwise rekan-rekan kerja Anda yang jadi korban. Contohlah seorang teller atau resepsionis hotel yang tetap tersenyum kepada konsumen, walaupun mungkin sedang jengkel dengan rekan kerja atau keluarganya. So bagi teman-teman yang sudah jadi bos, jadilah bos yang baik bagi bawahan Anda. Bos yang baik nggak harus galak kok :)  

Monday, August 15, 2011

Vanessa Carlton - Carousel

Waktu kerja, dengerin radio tau-tau nemu lagu ini. Sekilas mirip sama lagu Indonesia, tapi komposisi suara & permainan pianonya lebih bagus. Lirik lagunya pun membuat saya terharu karena ingat masa-masa broken heart. Vanessa tampaknya terinspirasi fantasi masa kecil: carousel dan cerita Alice In Wonderland yang ada kelinci putih sedang terburu-buru. Perjalanan cinta serasa berputar-putar seperti carousel. Semoga lirik lagu ini bisa menghibur seorang teman yang sedang patah hati :)

Sebetulnya saya sudah berhasil menemukan cara bermain pianonya, pakai nada dasar C :) cuma belum sempat direkam. Semoga suatu saat nanti bisa menampilkan video saya memainkan lagu Carousel ini. Sementara, saya beri dulu penampilan Vanessa Carlton favorit saya, yaitu saat menyanyikan lagu ini di Billboard.


For all you broken hearted lovers lost
Go find another one
Cause you know time won't wait and you'll be late
White rabbits on the run

It's hard to know what's good for you

I know she let you down
But the fever breaks when it's too much to take
So you can put your weapons down

And all you'll hear is the music

And beauty stands before you
And love comes back around again
It's a carousel, my friend

It's never too late to change the pace

Oh, how the days creep up on you
But the goodness is something you don't have to chase
Cause it's following you

And all you'll hear is the music

And beauty stands before you
And love comes back around again
It's a carousel, my friend

Ooh, Oooh, Oooh, Ooh, Ooh, Ooh,ooh, oooh


I thought I heard your voice in the thunder

Is the owl casting spells that we're under?
I thought I heard your voice in the thunder
Is the owl casting spells that we're under, under

Oooh


And all I hear is the music

And beauty stands before me
And love comes back around again
It's a carousel, my friend

It's in the music

And beauty stands before you
And love comes back around again
It's a carousel, a carousel
It's a carousel, my friend

Time won't wait, so don't be late

White rabbits on the run



Saturday, August 13, 2011

Macau-KL-Bandung

Sebelumnya: Macau Again!

February 16, 2011, jam 6.30 pagi saya masih terbangun di tempat tidur tingkat Augusters Lodge, Macau. Masih sepi, Richard baru akan tidur karena bekerja semalaman. Kami segera mandi dan packing. Waktunya pulang, Jogja masih jauh, hehehe... Sesuai saran Richard, kami naik bis MT1/MT2 dari Grand Lisboa ke Macau Aeroporto. Bis mulai beroperasi jam 7 pagi. Kami terbang jam 10.30 dari Macau. Karena kami baru pertama kali dan tidak bisa memperkirakan lama waktu ke bandara naik bis, kami naik bis yang jam 7.30 pagi. Warning: sedia uang receh 5 MOP untuk bayar bis. Nggak tahunya perjalanan ke bandara cuma sekitar 30 menit. Bandara masih sepi deh... Ya sudah, nunggu sambil tidur-tiduran di kursi. Mana dingin banget suhunya (sekitar 8 derajat Celcius). Money changer pun belum buka, padahal Tias mau menukar MOP ke HKD, biar bisa ditukarkan di Indonesia.


Bandara Macau di pagi hari


Setelah menunggu, sekitar jam 9 kami naik ke terminal pemberangkatan bersama penumpang asal Macau yang lain. Wah, orang yang bareng naik lift bawaannya buanyaak... ke toilet aja tuh koper-koper raksasa ikut dibawa masuk! Sampai di atas, ternyata ada money changer (si money changer baru buka jam 9), ya sudah tukar uang & beli sarapan di semacam Circle K Macau. Di sana ada makanan aneh-aneh kalau menurut orang Indonesia. Ada berbagai mie instan raksasa dengan harga yang bisa dibilang murah. Di bandara Macau ternyata nggak bisa di"curangi" seperti KL :p, botol minum saya yang berisi air sedikit (kurang dari 100 mL) terpaksa ditinggal, karena no water allowed. Padahal sudah siap-siap saya minum tuh air. Tapi untungnya saya masih bawa botol kosong di tas, lumayan, bisa buat refill di bandara KL.

Tepat pukul 10.45 waktu Macau, pesawat berangkat. Tempat duduk di seberang saya & Tias diisi oleh 2 cewek Macau yang ribut melulu. Dandanan mereka gaul tapi murahan, hehehe, terus yang bikin sebel, mereka jorok sekali! Bayangkan, di pesawat yang berkarpet merah itu, mereka makan daging olahan (kan seharusnya nggak boleh bawa itu) pakai tangan langsung, dengan bersuara "cap-cap-cap"... Aih, kalau di Indonesia nggak sopan sekali. Yang parah, tulang-tulangnya mereka buang di bawah jok pesawat! Yekk... ini pesawat, cik, bukan bis umum! Terus begitu selesai makan, ada 1 orang lagi teman mereka gabung di sana, main kartu (tampaknya judi kartu) dengan hebohnya, padahal lampu sabuk pengaman masih nyala. Huh, daripada lihat mereka, lebih baik lihat jendela, soalnya kata pilot, kami lewat di atas Bangkok & Vietnam. Lumayan, pernah ke sana walaupun cuma di udara :)

Sekitar jam 14.30, kami sampai di KL, makan di sana, lalu kembali menunggu flight ke Bandung jam 7 malam... Mati gaya nih... Waktu menunggu kami isi dengan tidurrr, hehehe... Setelah tidur, akhirnya naik ke pesawat... Horee ternyata kami dapat tiket hot seat lagi, padahal nggak pesan hot seat. Saya duduk di dekat pintu darurat yang kakinya luas. Tak lama setelah duduk, tampak sosok yang saya kenal karena dulu sering muncul di TV: Aa Gym :) Ternya Aa bukan di hot seat (lebih beruntung saya nih). Di tengah penerbangan, Aa pindah tempat duduk di belakang (ouh, ternyata bisa ya seperti itu...). Di udara, dari jendela saya bisa melihat petir menyambar-nyambar, wow, namun begitu mendarat di Bandung, nggak hujan tuh. Di Bandung, pemeriksaan barang cukup ribet, pakai acara buka-buka tas segala, padahal sudah di-scan. Mungkin takut ada penyelundup narkoba ya... Ya sudah, nurut saja...

Dari bandara, kami naik taksi ke kost Tias. Di sana mandi, copy foto-foto, terus tidur sebentar (1 jam). Jam 1 pagi, saya ke Cipaganti naik taksi, lalu naik travel yang sudah dipesan ke bandara Soetta. Sampai di sana masih jam 4 pagi, bandara belum buka. Menjelang jam 5, baru deh saya masuk, self check-in, terus ke ruang tunggu pemberangkatan. Lumayan, bisa tidur sebentar di sana, sebelum boarding. Pesawat ke Jogja berangkat jam 6 pagi. Akhirnya jam 7 pagi saya tiba di Jogja. Yah, sayangnya nggak bisa ikut kuliah pengganti jam 7 deh, tapi syukur sudah pergi ke Cina & balik dengan selamat tanpa delay :)

Bulan Maret 2012 saya berencana jalan-jalan lagi dengan rute yang sama, dengan teman yang berbeda ^_^ Belum puas ngobok-obok Macau-HK-Shenzhen! See you next year.

-The End-


Saturday, July 23, 2011

Macau (Again!)

-Sambungan dari 3 Hours in Shenzhen-

Selasa, 15 Februari 2011, pagi-pagi jam 7.30, di tengah udara Hong Kong yang dingin saya dan Tias sudah keluar penginapan untuk menukarkan Octopus Card dengan deposit kami, kira-kira HKD 50. Sebelum ditukar, sisa HKD 6 di Octopus itu kami gunakan untuk beli sarapan di 7Eleven. Lumayan, bisa dapat semacam bakpao daging 1 biji :)
Saya dengan bawaan lengkap di tepi dermaga HK ^^

Dermaga HongKong

 Tias di depan toko sekitar dermaga

Kira-kira jam 8 pagi, kami check-out lalu jalan ke pelabuhan. Wah kalau begini sudah mirip turis kesasar soalnya bawaan kami jadi bertambah :p Kami berputar-putar dulu di sekitar pelabuhan (ngeles kalau nyasar :)) sambil cari cokelat Valentine. Putar-putar sana-sini sampai ke kantor informasi turis, eh nggak nemu toko cokelat yang menarik. Ya sudah, jalan saja ke pelabuhan, eh malah nemu toko cokelat lucu-lucu di harbor ^^. Kami menyeberang ke Macau naik Cotai Strip seharga HKD 136. Lebih murah daripada First Ferry dengan fasilitas kurang-lebih sama. Satu jam di lautan, sampai juga di pelabuhan Macau sekitar jam 10 siang. Begitu sampai pintu luar pelabuhan, banyak pemuda-pemudi necis membawa papan iklan hotel dan casino, berikut shuttle bus-nya. Kami mencari-cari shuttle bus Grand Lisboa, salah satu hotel-casino yang terkenal di Macau. Nebeng shuttle bus itu gratisan, sampai juga kami ke Grand Lisboa.
Ini yang namanya Grand Lisboa

Berikutnya, berbekal peta dan kompas, kami mecari-cari penginapan yang sudah kami pesan, Augusters Lodge. Dengan susah payah kami mencari Rua do Dr. Pedro Jose Lobo. Di Macau ternyata cukup banyak pendatang. Di tengah kebingungan cari "rua" (jalan) itu, ada orang (mungkin orang Afrika) menyapa kami lalu membantu kami mencari Augusters Lodge. Setelah ketemu penginapannya, orang itu memberi kontak. Ternyata namanya Mr. Piano (alat musik itu, hahaha...). Thank you, Mr. Piano :)

Augusters Lodge penginapannya kecil, tapi nyaman. Sampai di sana, kami disambut sang pemilik, Richard. Di Augusters, kami harus menyetor deposit (Lupa jumlahnya, HKD 100 atau berapa, mungkin Tias ingat, soalnya pakai uangnya :p Deposit dikembalikan sewaktu check-out). Karena masih "buta" Macau, saya ngobrol sama Richard, 2 cowok Inggris (turis juga), dan 1 cowok Belanda (dia ini lagi cari kerja di Macau :). Richard menyarankan kami untuk mengunjungi beberapa tempat yang "wajib" dikunjungi kalau ke Macau, antaralain: Macau Museum dekat St. Paul's Ruins, Senado Square, Fisherman's Wharf, dan The Venetian (yang terakhir ini kata Richard, "It's very good for you, girls, you can order everything there!", hehehe...). Richard ramah sekali, dia orang Katolik dari Bangladesh (langka!). Selain Richard, ada ibu-ibu Filipina (mungkin istrinya si Richard, hehehe), dan 1 maid Filipina yang ikut menjaga penginapan. Di Augusters minum gratis, teh atau kopi, kita bisa memasak di dapur. Kalau kehabisan sabun atau shampo, di sana juga ada sabun dan shampo gratis.

Tujuan pertama kami adalah kompleks St. Paul's Ruins, Macau Museum, dan Senado Square yang kata Richard bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Si cowok-cowok Inggris juga ikut dengan kami karena mereka juga buta arah, haha... Sekali lagi, berbekal peta dan kompas, kami berjalan-jalan. Pertama, si bule yang di depan karena katanya sudah pernah ke objek wisata itu. Tapi lama-lama seperti rombongan turis kesasar, belum lagi jalannya naik-turun curam. Susah juga menyamai langkah kaki bule-bule yang tinggi itu. Nah, berhubung kesasar berjamaah, kami bertanya pada polisi yang sedang bertugas di tengah jalan (orang Macau sedikit yang bisa bahasa inggris, jadi kami tanya si polisi, kami sedang ada di mana :p). Waktu lihat peta kami, itu polisi aja mikir, sedang di titik mana... Akhirnya dia menunjuk suatu titik di peta dan menggunakan kompas, kami kembali menelusuri jalan. Ha.. kali ini cewek Indonesia yang jadi ketua rombongan :p Sampai tengah, kami bingung lagi, tidak ada tanda-tanda pintu masuk objek wisata. Akhirnya saya bertanya kepada seorang nenek menggunakan bahasa isyarat. Setelah si nenek menunjukkan arah, saya cuma bilang "xie-xie" (terima kasih), eh setelah itu si nenek mengira saya bisa bahasa mandarin dan cerita macam-macam... Hee.. Ya udah dengarkan saja sambil jalan (padahal nggak ngerti apa yang dibicarakan, hahaha..). Eh tau-tau nyampe di Macau Museum, setelah masuk-masuk gang dan mendaki, hohoho... Sampai museum, saya dan Tias berpisah dengan 2 cowok Inggris yang membuat kami tersesat itu :p

Macau Museum terletak di atas bukit, sehingga dari pagar meriam museum, kami bisa melihat kota Macau yang indah. Di sana juga disediakan teleskop kuno besar untuk melihat kota. Di bawah museum ada St. Paul's Ruins, reruntuhan gereja yang tinggal tembok depannya saja, bangunan khas Macau. Kami foto-foto di sana bersama ratusan pengunjung. Rebutan cari spot yang bagus, termasuk foto sama panda ^^ (ada maskot panda besar sekali). Setelah itu, kami ke Senado Square, alun-alun kota yang banyak bangunan ala Portugis-nya. Tak lupa Tias membeli eggtaart, kue khas Macau yang terbuat dari kuning telur (1 kue terbuat dari 4 kuning telur). Nggak heran, sepotong kue harganya bisa 8 MOP (sekitar Rp10 ribu), padahal kuenya kecil. Saatnya menuju objek wisata berikutnya: Fisherman's Wharf.

 I shot the Grand Lisboa from the Macau Museum

Teleskop museum untuk lihat kota dari atas 

 Museu de Macau

 Tias di depan St. Paul's Ruins

Foto sama Panda ^^

 
Senado Square

Kami berjalan kembali menuju Grand Lisboa, lalu menumpang shuttle bus menuju pelabuhan. Fisherman's Wharf dapat dicapai dengan berjalan kaki dari pelabuhan (agak jauh juga sih, sekitar 15 menit jalan, lumayan, biar nggak dingin :). Di Fisherman's Wharf banyak objek menarik untuk foto-foto. Ada beberapa bangunan gaya Eropa, seperti replika Colosseum. Masuknya gratis pula ^_^ Oiya, salah satu toilet bersih Macau di sini nih, di area game arcade. Toiletnya juga luas per biliknya. Di sini rasa penasaran saya terpenuhi karena berhasil memetik sebuah jeruk shantang mini :p Sepanjang jalan sudah ngiler lihat tanaman jeruk kecil-kecil pada berbuah. Fisherman's Wharf dekat dengan sebuah benteng antik dan salah satu casino besar di Macau: Sands (cabangnya Las Vegas). Benar-benar tempat bagus untuk berfoto. Belum lagi cafe di tepi dermaga yang romantis ^^ Kami bermain-main di Fisherman's Wharf hingga menjelang malam, lalu berjalan kembali ke pelabuhan.
Fisherman's Wharf dekat benteng tua :)

 Sakura putih di Macau

Di depan game center yang toiletnya bersih itu

Cari tulisan "Macau" :p

Salah satu bangunan megah di Fisherman's Wharf

Dermaga yang romantis :p

Dekat "Sands", casino Las Vegas

Macau winter... brrr...

Nihhh... Fisherman's Wharf


Sesampainya di pelabuhan, kami memutuskan untuk menumpang shuttle bus The Venetian, casino terbesar di Macau, bahkan konon se-Asia, memenuhi rasa penasaran kami. Perjalanan ke Venetian dihiasi pemandangan indah karena kami melalui jembatan, menyeberang dari Pulau Macau ke Pulau Taipa. Di jembatan itu, kami bisa melihat patung Kuan Lam di tepi laut, juga arsitektur unik lainnya. Begitu sampai di The Venetian, wooowww ternyata memang besar banget! Dengan PeDe-nya, saya dan Tias masuk hotel-casino terbesar itu. Ckckck... asli arsitektur mewah Venesia. Kami kagum dengan desain interior The Venetian. Di sana kami juga sempat mencicipi sampel makanan (daging), gratisan :p yummy! Foto sana-foto sini, bahkan di pintu masuk ada mobil mewah grand prize berjudi. Saat kami akan masuk ke arena judi, tiba-tiba ada satpam berseragam kuning menanyakan ID kami. Heran, padahal orang dengan enaknya seliweran di sana. Ohoho... tuh satpam mengira kami masih di bawah 18 tahun :))) Kami imut sih :p Untungnya paspor selalu di kantong. Akhirnya kami diperbolehkan masuk area judi. Sebetulnya tujuan utama kami masuk sana adalah cari minuman gratis, bukan ikut judi (lah huruf petunjuk di alatnya kebanyakan huruf cina), sayangnya di sana sedang ga ada tawaran minuman, huww... Saya malah sempat dimarahi satpam karena berfoto di samping mobil hadiah -kena deh >.<- Padahal di pintu depan boleh lho foto-foto, dan nggak ada tanda atau tulisan (ga tau sih kalau huruf cina) "dilarang berfoto" di situ... Tapi kami ada cara lain memotret kegiatan di area judi itu, yaitu dengan naik ke balkon di atasnya dan berfoto di sana, hehehe... Gile, langit-langit The Venetian dilukisi malaikat-malaikat ala Italia dengan langit biru... beautiful!


Sudah sampai Venetian, rugi kalau nggak jalan-jalan sekalian. Kami jalan ke area mall dan akhirnya menemukan kanal sungai dengan gondola, bangunan-bangunan ala Venesia, dan (lukisan) langit biru. Woww... more beautiful! Puas-puasin deh foto di sana.
 Judi berhadiah BMW

 Ini lukisan di langit-langit The Venetian

 
Arena judi The Venetian.. hohoho...

Foto ala Venesia dengan langit biru ^^

 Kanal di The Venetian, buat lewat gondola


Puas berkeliling Venetian yang megah, kami kembali ke pelabuhan naik shuttle bus gratisan lagi. Waktu itu sudah malam, sekitar jam 9, dan dinginnya menusuk jaket. Dari pelabuhan, kami kembali naik shuttle bus gratisan (lagi!) menuju Grand Lisboa. Karena dingin, kami memutuskan untuk mampir ke Casino Lisboa. Eh di sana ada anak kecil bermain di pintu. Hoo ya ya, si anak nggak boleh masuk karena masih di bawah 18 tahun, jadi dia menunggu orang tuanya di depan pintu. Masuk casino, kami mendapat yang kami inginkan, yaitu: minuman panas gratisan! Hehehe... yup, kami dapat teh tarik cina yang super-panas. Sambil menunggu minuman agak dingin, kami duduk di pinggir area judi sambil memperhatikan orang-orang yang sedang bermain. Saat itu barulah kami melihat kejorokan orang cina... Ada seorang kakek batuk dan meludah di... karpet! Idiihhh... padahal tempat bagusnya kayak hotel gitu >.< Yah itulah ketidaksiapan menghadapi zaman modern. Selesai minum, saya dan Tias berjalan kembali ke penginapan.

Nih, Casino Lisboa


Di penginapan, kedua orang Inggris sudah kembali dan bersiap keluar lagi (cari makan katanya), si orang Belanda sedang periksa e-mail lamaran pekerjaannya di komputer yang memang disediakan untuk internet gratis. Tias segera mandi, sementara saya mengobrol dulu dengan si Belanda dan Richard. Iseng-iseng saya mencicipi jeruk yang tadi bikin penasaran. Bwehh... ternyata asem banget! Pantesan tanaman jeruk di jalan-jalan sana utuh nggak dipetiki orang. Beberapa saat kemudian, kami ternyata mendapat teman: 2 cewek dari Jakarta yang tampaknya nggak ahli membaca peta. Cewek-cewek itu punya itinerary yang mirip dengan kami, bedanya, begitu mendarat di Macau mereka naik taksi ke penginapan, sedangkan kami ditampung TKW (baca: Pelajaran dari Macau). Mereka juga berencana ke HongKong dan menginap di penginapan yang sama dengan yang kami inapi. Bedanya lagi, mereka nggak berencana ke Shenzhen. Karena mereka tampak buta arah, saya tunjukkan tempat-tempat wisata yang kami kunjungi di Macau dengan peta. Kemudian mereka meminta peta saya. Okelah.. saya masih ada petanya Tias. Kemudian mereka bertanya lagi arah utara-selatan, etc. Saya bilang kalau saya pakai kompas. Eeehhh kompas saya mau diminta! Ogah dong... Karena melihat karakter mereka dan sudah capek, Tias segera ke kamar. Sementara saya masih bermain internet di ruang tengah. Kedua cewek Indonesia yang baru datang itu memutuskan berjalan kaki mencari makan di luar (woow, it's 10.30 pm and it's soo cold outside, plus they can't read the map!). Selesai berinternet ria, saya pergi tidur, karena keesokan paginya kami harus terbang jam 9.30 ke Kuala Lumpur. Richard bilang kalau bis ke bandara Macau baru ada sekitar jam 7 pagi dan kami tidak bisa memprediksi lama perjalanan ke bandara. Ya sudah, tidur dulu biar bisa bangun pagi...


-bersambung ke post selanjutnya-