Saturday, November 5, 2011

Banci-banci di Keuangan

Sesuai judulnya, tulisan ini mengingatkan kalau di konsentrasi manajemen yang paling eksak, keuangan, juga ada yang GeJe. Lho, kenapa GeJe alias hybrid alias "banci"? Jawabannya, karena tidak terklasifikasi. Nggak jelas mau dimasukkan kelompok mana.
Kaki siapa ini? Cewek atau cowok? :D

Di financial management, pembahasan ini masuk ke dalam hybrid financing. Untuk dapat beroperasi, perusahaan membutuhkan biaya dan sumber pembiayaan. Hybrid, karena sumber pembiayaan perusahaan ini tidak dapat diklasifikasikan, mau dibiayai menggunakan utang atau modal sendiri (equity).

Setahu saya, ada 3 banci yang sering dibahas di keuangan (mohon ditambahi kalau ada yang tahu lebih banyak, hehe...). Here they are:

1. Leasing alias sewa bunga
Alasan utama leasing terjaring dalam kategori banci adalah karena secara akuntansi leasing tidak masuk dalam neraca, juga tidak termasuk capital (kecuali capital leases, itu saja dimasukkan ke dalam utang, padahal leasing kan "menyewa" :). Oiya, kalau yang belum tahu, leasing itu secara garis besar ada dua: capital leases, yaitu kalau kita nggak punya mesin, terus lease ke perusahaan pengadaan mesin, biar mereka yang beli & mengeluarkan cost of owning, kita tinggal "sewa" mesin itu, terus lama-lama mesin itu jadi milik kita, kalau "angsuran"nya sudah hampir lunas atau di akhir periode leasing. Jenis yang lain ada operating leases, mirip, cuma lessee (penyewa) tidak akan mempunyai hak untuk memiliki mesin tersebut. Leasing ini berguna untuk "mengejar" kemajuan teknologi. Perusahaan tidak perlu membeli langsung untuk menikmati suatu teknologi produksi tertentu....

2. Preferred stock
Stock itu kan saham, tapi preferred stock itu saham yang aneh. Pemegang saham ini menerima dividen yang jumlahnya tetap. Padahal kalau saham biasa, dividen yang diterima kan sesuai dengan kinerja perusahaan. Nah, karena dividen preferred stock tetap, maka mirip dengan sifat bunga utang. Seolah-olah perusahaan utang ke investornya & bayar bunga (kayak obligasi aja). Tapi ini saham lho, bukan utang. Saham adalah bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Orang invest ke sana, jadi masuk sebagai modal. Jika perusahaan tidak membayar dividen preferred stock, maka dividen untuk saham biasa tidak boleh dibayarkan. Nah lo, gimana mau disebut "utang" kalau seperti itu? Intinya, konsep preferred stock ini juga GeJe, mau dimasukkan modal atau utang.

3. Warrant & Convertible Warrant
Bagi yang belum tahu, warrant itu hak untuk membeli saham perusahaan, dengan harga tertentu di masa mendatang. Mirip dengan option, tapi jangka waktunya lebih panjang. Warrant biasanya diperlakukan sebagai bonus kalau orang beli obligasi. Bagi yang belum tau lagi, obligasi itu surat utang perusahaan. Dengan membeli obligasi, perusahaan berhutang ke kita dan wajib membayar bunga. Nah, dengan membeli sekian lembar obligasi, maka bonusnya warrant. Termasuk aneh, soalnya obligasi itu utang, tapi bonusnya warrant, masuk ke modal. Lebih aneh lagi convertible warrant, sesuai namanya, dalam jangka waktu tertentu, si warrant bisa berubah jadi saham. Aneh ya? Hehehe... Makanya disebut "banci" soalnya seperti transgender, bisa berubah dalam jangka waktu tertentu.

Saya baru bisa menjelaskan 3 banci, mungkin teman-teman pakar keuangan bisa menambahkan penjelasan saya karena konsentrasi saya sebetulnya di pemasaran, tapi malah dengan ngawur-nya merambah ke keuangan, hehehe...  

3 comments:

  1. Kalo berkenan saya mau diskusikan ketiga poin di atas:

    1. leasing, atau sewa guna usaha, sebenarnya ada kok di PSAK, tentang sewa guna usaha, pada saat memenuhi beberapa kriteria, maka sewa tersebut bisa dimasukkan ke dalam aset. salah satu kriterianya sewa bisa masuk aset adalah pada saat pembayaran sewa, dihitungnya sekalian untuk mengangsur membeli mesin tersebut.

    Untuk yg operating lease, disebut juga maklon: PT Sampoerna, tidak memproduksi rokoknya sendiri, dia hanya menyiapkan raw materialnya dan diserahkan ke pabrikan kecil yang punya mesin dan SDM untuk digarap. Jadi, Sampoerna tdk menanggung Biaya Konversi (Labor dan Overhead), dan ini dalam ilmu manajemen disebut juga dengan Lean Management atau Manajemen seksi :p

    2&3. Menurut saya, mau preffered ataupun waran Stock, semua nya masuk di aset bagian investasi, bila jangkanya lebih dari 1 tahun maka masuk aset tak lancar dengan kredit di pendapatan lain2 karena investasi tersebut menghasilkan pendapatan deviden.

    Sekedar share aja apa yg saya tahu, hehe

    ReplyDelete
  2. Wah terima kasih Pak Benjamin Ridwan Gunawan, atas tanggapannya. Saya orang manajemen bidang pemasaran, sehingga saya nggak pernah baca PSAK, hehehe... Yang disebutkan di nomer 1 itu saya pahami sebagai capital lease (sekalian mengangsur), sehingga kelak pengangsur dapat memiliki aset tersebut.

    Untuk operating lease, saya sering mengalaminya saat bekerja di sebuah pabrik obat, perusahaan lain mempercayakan produksinya ke perusahaan tempat saya dulu.

    Betul, stock itu masuk ke investasi, namun karena sifatnya yang berbeda dengan saham biasa, maka disebut "hybrid".

    Senang berdiskusi dengan Anda, saya jadi tambah wawasan di bidang akuntansi :)
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  3. Yeah, karena anda yg sudah mempraktikannya, jadi bahasannya lebih riil. saya yg Auditor cuma bisa melihat dari sisi luar dan sisi Pedoman standarnya hehe :)

    Sama2 senang berdiskusi dengan anda :D

    ReplyDelete