Thursday, March 31, 2011

(m)Alay-sia

Ini sambungan posting tentang perjuangan untuk berlibur :)

Setelah berhasil sampai Bandung dengan selamat, esoknya, Jumat 11 Februari 2011, pagi-pagi buta, sekitar jam 4.30, saya dan teman saya (namanya Tias :) berangkat ke Bandara Husein Sastranegara naik taksi. Sampai bandara masih agak sepi dan ternyata pergi ke luar negeri melalui Husein Sastranegara bayar Rp75.000 (nggak semahal dari CGK). Tampaknya jaman sekarang cuma Indonesia deh yang masih memberlakukan "peron" seperti ini karena kalau di negara lain tinggal menyodorkan boarding pass.

Strategi menghemat uang beli minum mulai dijalankan. Saya bawa botol Aq*a 600 mL. Karena aturannya tidak boleh membawa cairan >100 mL, maka saya minum dulu, jadi tinggal botolnya :p Setelah bayar "peron", isi formulir imigrasi, periksa barang, dan sedikit ditanya-tanyai pak petugas imigrasi (karena saya dari Jogja --> "ngapain ke Bandung ;p ?", paspor dengan pekerjaan karyawan swasta, padahal saya kan student, hehehe), dapatlah cap di paspor.  Kami lalu masuk ke ruang tunggu & terbang ke Kuala Lumpur jam 6 WIB. Ternyata urusan "bawa cairan" nggak diperiksa ketat, Bu*vita kotak saya diloloskan, padahal sudah siap-siap diminum tuh kalau nggak boleh dibawa. Agak nyesel juga nggak refill air minum di ruang tunggu, tapi lumayan, bawa botolnya plus sedikit air :p


Di pesawat, nggak disangka-sangka, kami dapat hot seat di depan, hohoho.... Padahal nggak nyadar lho kalau nomer tempat duduk kami itu hot seat. Seperti biasa, di pesawat, kami diminta isi formulir untuk urusan imigrasi. Pendaratan pesawat di LCCT seru juga. Pesawat yang kami tumpangi terbang sangat rendah (sampai-sampai saya takut tuh pesawat nabrak pohon kelapa sawit :p). Eh, tak lama kemudian malah naik lagi, katanya tempat parkir pesawat belum siap. Yang penting pesawat yang saya tumpangi bisa mendarat dengan selamat. Sesudah mendarat di LCCT, ada pengumuman aneh lagi: DILARANG MENGAMBIL GAMBAR (maksudnya foto-foto) di LCCT. Mbak pramugari yang mengumumkan sebelum mendarat. Jadi ingat, waktu terbang ke Jogja bersama orang Malay, si orang Malay itu foto-foto terus pakai kameranya. Pantesan...


(m)Alay-sia menggunakan pembagian waktu yang aneh. Di kala Jogja yang lebih timur masih menunjukkan pukul 8.30 pagi, KL yang di jauh di sebelah barat malah sudah menunjukkan pukul 9.30 (lebih cepat 1 jam daripada WIB, alias sama dengan WITA).

Di LCCT sejauh mata memandang adanya kebun sawit dan pesawat AA dengan berbagai model dan ukuran. Urusan imigrasi (bahasa (m)alay-nya "immigresen" :) mudah, cuma ditanya "nak cuti-cuti ya?" hohohoho... Kami tiba di "Ketibaan Antarabangsa" alias international arrival. Dari tempat parkir pesawat jalannya lumayan jauh juga menuju tempat bis (pakai metode: mengikuti bis bertuliskan "A*rAsia SkyBus" begitu terlihat :). Kami sudah membeli tiket PP Skybus AA, sehingga tinggal menunjukkan print-out itinerary AA. Skybus ini mengantar kami sampai ke KL Sentral. Jauh juga dari LCCT, kira-kira 1,5 jam, karena LCCT masuk ke Sepang, KL coret lah.

 "Ketibaan Antarabangsa"
 Suasana LCCT

Jok-nya SkyBus

Sepertinya KL Sentral itu memang pusatnya transportasi di Kuala Lumpur, tapi bentuknya beda jauh sama terminal, malah mirip bandara. Kami sempat bingung, ini terminal bus atau bandara KLIA sih? Hahaha... Sampai KL Sentral, Tias menitipkan kopernya di sana (saya lupa, bayar berapa RM, karena saya nggak ikut menitipkan bawaan saya :), setelah itu kami bingung cari yang namanya Hop-on-Hop-off City Tour dan menanyakan ke (sepertinya) agen travel di sana. Kami menunggu di tempat yang ditunjukkan dan tak lama kemudian ada mbak-mbak menawari "City tour?" ohh yes, kami menemukannya. Ini info yang kami dapat via internet: http://www.myhoponhopoff.com/ Peta KL di situs ini berguna lho, supaya tidak tersesat di KL, karena biasanya peta di bandara habis :S. Oiya, kami membeli tiket yang berlaku 24 jam seharga RM 38, karena Sabtu 12 Februari sore kami sudah harus terbang ke Macau. Lumayan, bisa keliling obyek-obyek wisata se-KL.

Menunggu bis Hop-on-Hop-off City Tour di KL Sentral

Tiket Hop-on-Hop-off City Tour

 Tias di depan bis double-decker :p

  
Penumpang bis City Tour yang kami naiki kebanyakan adalah bule. Pertama naik, dapatnya tempat duduk di deck terbuka, whoa, sekalian sunbathing deh... Sebagai penumpang (turis) amatiran, kami melakukan 2 kali kebodohan di hari pertama ini -mengakui nih... huft- Kebodohan pertama, di Muzium Nasional, perhentian pertama setelah KL Sentral, kami turun dan berjalan-jalan di sana. Agak menyesal karena yang didapat sakit hati (lho??) karena banyak poster bertuliskan "Malaysia juara Suzuki AFF" dan begitu masuk Muzium Teknologi (yang gratis, sekalian ngadem), kami mendapati poster (m)Alay yang membanggakan batik :S. Setelah cukup sakit hatinya, kami keluar dan diajak ngobrol pedagang mainan yang ternyata orang Medan. Nah, karena ngobrol itulah kami jadi ketinggalan bis yang muncul setiap 15-20 menit. Tampaknya pak pedagang ini merasa bersalah dan kemudian membelikan kami sebotol air mineral, hahahaha... Yang membuat kami tampak bodoh adalah waktu mengejar bis untuk kedua kalinya, hahahaha, hampir saja ketinggalan lagi kalau saja pakcik penjaga muzium tidak memberi kode pada bis itu -_-

Saya keburu sakit hati foto di depan poster ini, jadi biar Tias saja :p  

Rencana berikutnya, kami mau turun di KL Bird Park, karena sekompleks dengan Orchid Park dan Butterfly Park. Tapi... di sini kami melakukan kebodohan lagi dengan mengikuti bule turun. Ternyata tuh rombongan bule mau makan! Kami juga terkecoh dengan spanduk KL Bird Park yang terpampang di tempat kami turun. Setelah tanya-tanya orang (kebetulan waktunya Jumatan, padahal di sana sudah sekitar jam 1-2 siang) dan berjalan jauh, kami sampai ke KL Bird Park. Arghh... Tips untuk pembaca yang mau City Tour: Lebih baik ambil leaflet dari rak dalam bis dan pelajari nomer haltenya, lebih baik ikuti yang tertera di leaflet itu, and once again, peta di leaflet sangat berguna lho. Pemberhentian kali ini memang mengecewakan. Tiket masuk KL Bird Park mahal, RM 45 per orang, huh!! Karena sudah terlanjur berjalan sampai sana, ya sudah masuk saja. Ternyata mirip sama yang di Bali. Setelah puas jalan-jalan di sana, kami keluar dan whooops, saya menemukan sebuah HP Nokia di pasir :)) Tadinya pengen sih pakai tuh HP buat telepon ke Indo, baru diserahkan security, hehehe *devilishly* (berhubung provider saya mahal luarbiasa kalau roaming), tapi nggak tega. Akhirnya saya serahkan deh ke penjaga pintu masuk Bird Park.

Pintu masuk KL Bird Park

 Tias di Gerbang Orchid

Setelah keliling-keliling, tempat yang lumayan menarik adalah Bintang Walk (Bukit Bintang) & Chinatown (Petaling). Bintang Walk isinya mall dan aneka pusat perbelanjaan. Kalu Petaling banyak makanan China & souvenir KL. Kebetulan penginapan yang kami book ada di daerah Chinatown. Rencana semula, kami turun di Chinatown dan mencari penginapan kami yang terletak di Jalan Yap Ah Loy, tapi orang-orang di sana ternyata nggak ada yang bisa menunjukkan daerah itu dengan tepat, padahal dekat lho. Alhasil kami jalan ke sana kemari sampai ke Central Market segala mencari penginapan itu (juga cari halte si bis City Tour itu). Karena sudah hampir pukul 19.30 waktu Malay -bis City Tour terakhir pukul 19.30- kami akhirnya menyerah dan kembali ke halte Chinatown tempat kami turun, karena kami harus mengambil koper Tias yang dititipkan di KL Sentral.

 Bintang Walk

 Petaling at night
Dari KL Sentral, kami naik bis umum. Sopirnya sudah tua tapi baik, beliau turunkan kami di lokasi sekitar Jalan Yap Ah Loy. Yes, berikutnya berjuang cari penginapan di malam hari... sudah sekitar jam 9 malam nih, sudah sepi. Kami tanya sana-sini & berbekal peta dan kompas. Akhirnya kami menemukan penginapan Chill Inn berkat kompas & tanya sana-sini. Penginapan kami ini bersih & nyaman, sekitar Rp140rb untuk berdua, bisa refill air minum gratis pula -dispensernya sudah yang galon bawah- terus kami dapat breakfast gratis, walaupun cuma roti tawar & dimonopoli orang India hitam besar-besar.

Paginya, kami langsung check-out sekitar jam 7.30, naik bis umum lagi ke Petronas. Oiya, ongkos bis umum RM 1 per orang. Sampai Petronas, kami sudah kehabisan tiket untuk naik ke jembatan penghubungnya -konon, antrinya harus dari pagi-pagi buta biar kebagian tiket- Pemeriksaan di sana ketat, Tias diminta bongkar-bongkar koper gara-gara souvenirnya terdeteksi sensor si satpam :)) Sampai di ruang antri tiket, sudah ada tulisan "Sold Out" dan masih buanyak orang antri. Ya sudahlah, mending foto-foto di luar saja... Di luar, banyak orang berbagai bangsa memotret menara Petronas dengan berbagai posisi. Kami nggak mau kalah dong, sampai dimarahi satpam segala :p
Foto Petronas hasil nglesot sana-sini

Dekat Petronas ada halte bis City Tour, maka kami memanfaatkan sisa waktu ke Chinatown, menikmati suasana Imlek & lihat makanan-makanan tradisional China yang aneh-aneh, termasuk turtle bakpao :)) Puas jalan di sana, nebeng bis City Tour lagi ke KL Sentral. Sekedar tips, kalau mau beli air mineral, belilah di automatic vendor di KL Sentral, dengan RM 1 sudah bisa dapat botol medium (beli di 7 Eleven atau swalayan lain biasanya RM 1,5 -> lumayan, hemat RM 0,5 :).

Halte SkyBus ada di bagian bawah KL Sentral -pakai acara naik lift segala- Kami naik Skybus ke LCCT, terus self check-in dan mondar-mandir nggak jelas di LCCT. Tips menunggu di LCCT: duduk aja di counter AA, seolah-olah mau beli tiket, hehehe, soalnya tempat duduk adanya di situ. Baru setelah masuk ke arah boarding gate pesawat, ada tempat duduk lagi. Kembali soal air. LCCT menyediakan plastik khusus barang cair yang harus dibawa (parfum, shampoo ukuran besar, dll) tapi berhubung kami nggak ada yang bawa begituan, ya nggak ambil plastiknya. Nah, trik menghabiskan minum sampai <100 mL sangat berguna di sini, kalau perlu sampai hampir habis, hehehe... Lumayan, nanti masuk ke arah boarding gate tampaknya ada refill walaupun saya nggak me-refill tapi lihat mbak-mbak chinese yang mau ke Macau pada berbondong-bondong refill minum pas mau naik pesawat. Sekitar jam 5 sore waktu Malay, kami berangkat ke Macau naik pesawat AA yang digambari karikatur :p Kali ini di bandara nggak ada warning buat foto-foto, so saya mengambil beberapa gambar pesawat nih...

 Gate T11 to go to Macau

 Sejauh mata memandang AA semua, pesawat yang di tengah itu yang ke Macau

-bersambung ke post berikutnya, Pelajaran dari Macau-


Sunday, March 27, 2011

Fool Again

Post ini terjadi gara-gara ada seorang cewek baik hati yang sedang shock, so aku nyanyikan lagu ini special for her & dia request videonya untuk bukti, hahahaha... I've never done this before. Maluuuu +.+ Maaf lho kalau fals, yang jelas nyanyinya dari hati kok :)))) Tinggal menunggu bayarannya :))))

Ini juga theme song-ku waktu patah hati pertama kalinya >.< Waktu itu, lagu ini baru dirilis.

Here, Westlife's Fool Again.


Baby I know the story
I've seen the picture
It's written all over your face
Tell me, what's the secret
That you've been hiding
And who's gonna take my place

I should've seen it comin'

I should've read the signs
Anyway, I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again

I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know, you never told me

Baby, you should've called me

When you were lonely
When you needed me to be there

Sadly, you never gave me

To many chances
To show you how much I care

I should've seen it comin'

I should've read the signs
Anyway, I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again

I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And i who thought you were my friend
How was I to know, you never told me

About the pain and the tears

ohooooo, if i could I would
Turn back the time

oh yeah...


I Should've seen it comin'

I should've read the signs
Anyway, I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again

I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And i who thought you were my friend
How was I to know, you never told me

I Will Try For Your Love

Ini theme song di saat-saat terakhir meninggalkan Cikarang yang berarti harus meninggalkan sang gebetan juga >.< Tapi ya... justru di saat itulah sang mantan malah kembali +.+ So, aku berusaha menyanyikan ini untuk kedua cowok itu :))

Asher Book - Try

If I walk would you run
If I stop would you come
If I say you're the one would you believe me
If I ask you to stay would you show me the way
Tell me what to say so you don't leave me
 
The world is catching up to you
While your running away to chase your dream
It's time for us to make a move cause we are asking one another to change
And maybe I'm not ready

CHORUS
But I'm trying for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough
 
If I sing you a song would you sing along
Or wait till I'm gone, oh how we push and pull
If I give you my heart would you just play the part
Or tell me it's the start of something beautiful
 
Am I catching up to you
While your running away, to chase your dreams
It's time for us to face the truth cause we are coming to each other to change
And maybe I'm not ready

CHORUS

But I'm trying for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough

I will try for your love

I can hide up above

2x Huh huhhhhhhhhhhhhhhhhh huh huhhh


If I walk would you run

If I stop would you come
If I say you're the one would you believe me

 

Saturday, March 26, 2011

Curhat di perantauan

Ini termasuk posting "pindahan" dari blog lama. Hampir setahun yang lalu.


Tanggal 5 April 2010, saya mulai bekerja di sebuah perusahaan farmasi di Cikarang. Salah satu motif saya bekerja di Cikarang -atau Jakarta coret- adalah biar dekat dengan pacar saya waktu itu yang bekerja di Jakarta. Sudah susah-susah diterima di perusahaan yang termasuk bagus di industri farmasi, beberapa saat setelah deal kerja, pacar saya malah tau-tau menghilang. Saya mendadak dihapus dari daftar teman F*cebook-nya, dan dia entah kemana, tanpa memberi alasan. Huft, sakit hati deh dibegitukan. Ini ada beberapa lagu yang membuat saya tabah waktu itu:


Pergilah Kau (Sherina)

Waktu itu, saya mendengarkan lagu ini untuk menghibur diri :)
Ini liriknya:


Tak mau lagi aku percaya
Pada semua kasih sayangmu
Tak mau lagi aku tersentuh
Pada semua pengakuanmu

#
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini
Kebohongan dari mulut manismu

Reff:
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui
Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terkait
Pada semua permainanmu

Back to #, Reff

Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu
Kubanggakan kamu
Kuberikan s’galanya
Aku tak mau lagi
Ku tak mau lagi huoo… Yeee…Hee…

Back to Reff


Somebody To Love
Waktu itu Glee masih season 1 & I love when they sing "Somebody To Love"

Glee version

Queen (Original) Version

Ini lirik lengkapnya yang menghibur saya sebagai seorang jomblo di kala kerja keras di perantauan :)))) 

Can anybody find me somebody to love?
Each morning I get up I die a little
Can barely stand on my feet
Take a look in the mirror and cry
Lord what you're doing to me
I have spent all my years in believing you
But I just can't get no relief, Lord!
Somebody, somebody
Can anybody find me somebody to love?

I work hard every day of my life

I work till I ache my bones
At the end I take home my hard earned pay all on my own -
I get down on my knees
And I start to pray
Till the tears run down from my eyes
Lord - somebody - somebody
Can anybody find me - somebody to love?

(He works hard)


Everyday - I try and I try and I try -

But everybody wants to put me down
They say I'm goin' crazy
They say I got a lot of water in my brain
Got no common sense
I got nobody left to believe
Yeah - yeah yeah yeah

Oh Lord

Somebody - somebody
Can anybody find me somebody to love?

Got no feel, I got no rhythm

I just keep losing my beat
I'm ok, I'm alright
Ain't gonna face no defeat
I just gotta get out of this prison cell
Someday I'm gonna be free, Lord!

Find me somebody to love

Can anybody find me somebody to love?

Perjuangan untuk bisa berlibur :)

Bulan Januari - Februari 2011 yang lalu, saya merasa mendapat "keajaiban" dari Tuhan :)
Setelah berhasil keluar dari pabrik, tanpa sempat menganggur lama-lama, saya langsung masuk kuliah sebagai mahasiswa S2 di sebuah perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia :))))


Kebetulan, bulan Januari, tak lama setelah saya "bebas", sebuah maskapai penerbangan berinisial AA mengadakan promo "last minute flight", bisa pas menggantikan tiket M*ndala yang sudah saya beli... Lebih murah malah, 6 hari berlibur dengan rute Bandung - Kuala Lumpur (KL) - Macau - KL - Bandung cuma IDR 1,8 juta termasuk pajak. Akhirnya ditetapkan lah tanggal berlibur 11-16 Februari 2011, dengan agenda tanggal 11 jam 6 WIB berangkat dari BDO ke KL, tanggal 11-12 jalan-jalan di KL, tanggal 12 sore terbang ke Macau, sampai sana malam, rencananya tidur bandara, terus paginya naik ferry ke Hong Kong, tanggal 13-14 di Hong Kong dan 14 rencananya setengah hari di Shenzhen, karena belum yakin apakah VOA Shenzhen sudah diperbolehkan (menurut informasi, sejak November/Desember 2010 sampai update terakhir bulan Januari 2011 VOA Shenzhen suspended karena ada perlombaan olahraga, so artinya visa harus apply di kedutaan China di Jakarta/Surabaya dengan biaya kira-kira Rp500.000, mahal euy), sudah siap-siap aja kalau nggak boleh masuk Shenzhen :). Tanggal 15 rencananya jalan-jalan di Macau, sebelum akhirnya tanggal 16 terbang ke KL dan Bandung.


Mengapa Bandung, bukan dari Yogyakarta? Pertama, karena saya pergi dengan seorang sahabat cewek yang kerja di Bandung (dia yang beli-beli pakai CC, soalnya mahasiswa mana boleh punya CC, hehehe), kedua, karena AA sedang ada promo Bandung - KL seharga Rp68.000 =) Tapi ya itu, harus mikir gimana caranya sampai Bandung sebelum terbang pagi-pagi.


Menjelang "Hari Jalan-jalan", para dosen saya bikin ulah dengan mengganti jadwal kuliah. Repot nih, Kamis tanggal 10 Februari mendadak ada kuliah sampai jam 12.30, sementara kereta Jogja - Bandung paling siang jam 12.45. Huah, demi flight BDO-KL jam 6 pagi, bela-belain deh beli tiket pesawat dadakan. Hebat juga kalau dipikir, saya kerjakan tugas untuk 2 pertemuan kuliah (minggu berikutnya saya membolos karena masih "jalan-jalan" kan :), sementara orangtua saya ke bandara, beli tiket pesawat Jogja - Jakarta untuk jam 14.40 hari itu juga :)) Ulah dosen yang lain, yaitu Kamis tanggal 17 Februari kuliah yang tadinya mulai pukul 10.00 dimajukan menjadi pukul 7 pagi.. hiyah, alamat bolos, karena saya sudah beli tiket pesawat untuk pulang Jakarta - Jogja flight jam 6 pagi.


"Jalan-jalan" itu bisa menambah managerial skill saya, hehehe... setidaknya untuk planning kegiatan, nginep di mana, dan juga budgeting. Mendadak saya jadi pengamat keuangan yang baik di awal Februari. Tentu saja doanya kurs Ringgit (RM), Hong Kong Dolar (HKD), dan Yuan China (CNY/RMB) turun dan kurs Rupiah menguat, biar bisa untung. Setelah membandingkan beberapa money changer, akhirnya saya memutuskan untuk menukar uang di Bandung (lho??!!) titip teman saya, karena nilai tukarnya lebih menguntungkan. Bayangkan, selisihnya mencapai Rp125.000 dengan tukar di Jogja.


Selain jadi pengamat keuangan, saya juga jadi pengamat harga penginapan yang baik, hehehe... Pertama browsing harga penginapan termurah dengan lokasi yang mudah dimengerti, lalu lihat review-nya. Tentu saja eksekutornya teman saya, karena dia yang punya CC :))


Kembali ke masalah kuliah mendadak itu. Ternyata saya baru berhasil sampai rumah pukul 13.15 dan saya belum packing!! Kebiasaan buruk nih, what a mess... Padahal saya sudah harus check-in maksimal 20 menit sebelum terbang ke Jakarta pukul 14.40. Ajaibnya lagi, saya bisa packing dalam waktu 15 menit dan mandi dll. dalam waktu 10 menit :)) Yosh, sekitar jam 14.00 saya berangkat ke bandara Adisucipto yang jaraknya kira-kira 20 menit dari rumah. Mepet ya? Hahahaha....


Saya tepat waktu sampai bandara -lucky!!- tapi mendadak waktu pemeriksaan barang saya di-stop sama mbak petugas. Owalah, saya lupa mengeluarkan gunting dari ransel saya (padahal biasanya didiamkan aja lho, gunting itu sudah sering ikut terbang Jogja - Jakarta). Tuh gunting terpaksa ditinggal deh :( Terima kasih gunting, karena telah menemani saya saat hidup sendiri di Cikarang. Dalam hati heran juga, tampaknya penerbangan AA kali ini diperketat. Keanehan lagi, saat pesawat ditarik mundur untuk take off, ada pertunjukan di udara. Sekitar 7 pesawat sedang berlatih terbang dengan berbagai atraksi, awesome!!, tapi mendebarkan juga, soalnya landasan Adisucipto cuma satu, sementara pesawat yang saya naiki ditarik mundur, ketujuh pesawat latih itu mendarat satu-satu. Untung nggak tabrakan. Begitupun saat mendarat, AA "parkir" di aerobridge, padahal biasanya nggak lho... serasa international arrival, hehehe....


Dari Jakarta, saya naik travel X-Trans ke Bandung. Lumayan kalau bawa KTM, diskon 10 ribu dari 90 ribu. Sampai Bandung sudah jam 8 malam. Teman saya yang jemput heran dengan bawaan saya yang cuma 1 ransel + 1 tas tenteng parasut yang isinya cuma makanan :)) Ya maklum, packing dadakan... tapi untungnya -karena habis kuliah-, kalkulator & sarung tangan motor ikut terbawa -secara di China lagi dingin-.


Goodnews, teman saya ini berhasil menemukan colokan kaki-tiga di Bandung. Colokan itu berguna di negara orang, karena di sana saklar-nya lubang 3, padahal colokan HP dll kan kakinya cuma 2 :) Saya berburu colokan seperti itu seantero Jogja, nggak ada yang jual... heww...


Yup, akhirnya saya tidur beberapa jam di kost teman saya ini, sebelum pagi-pagi buta (jam 4.30) ke bandara Husein Sastranegara naik taksi yang dipesan sebelumnya :))


-bersambung ke posting berikutnya, (m)Alay-sia-



Friday, March 25, 2011

Jurnal Gratis :)

Inilah saatnya merasakan enaknya jadi mahasiswa :)
Bisa main internet di kampus dengan kecepatan tinggi gratis, download film dan game gratis, upload foto gratis.... tapi tetep harus ngerjakan tugas-tugas yang aduhai banyaknya :)

Untuk ngerjakan tugas-tugas itu, nggak jarang harus hunting artikel yang aneh-aneh. Para dosen sih mungkin mampu beli account jurnal selain langganan kampus, tapi mahasiswa rada kesulitan tuh kalau mencari artikel berbayar, hehehe...

Kampus saya kebetulan cukup berbaik hati. Kalau ngenet di kampus, saya juga bisa mengunduh artikel dari EBSCO, Proquest, dan Emeraldinsight dengan gratis, karena kampus berlangganan. Sayangnya, dosen saya sering memberi tugas dari jurnal yang bukan langganan kampus, diantaranya Spr*ngerlink. Saya sampai jungkir balik di dunia maya mencari artikel yang dimaksud. Maklum, kalau ke situsnya langsung nggak gratis, hehehe, mahasiswa kan budget terbatas :))

Nah, sekedar tips untuk cari e-book gratis, khususnya mengenai business management, bisa melalui library.nu (dulunya gigapedia). Tinggal register saja, gratis. Setelah register, buanyak e-book berguna tersedia di sana, tinggal unduh :))

Untuk "membobol" jurnal gratis, saya sarankan untuk googling dengan kata kunci "ezproxy" atau "-jurnal yang dimaksud, misal: proquest- + user + pass" jangan lupa diberi tahun terbaru di kata kunci, misalnya "2011", agar yang muncul adalah username & kata sandi yang baru atau masih berlaku. Biasanya banyak dermawan Arab atau dari China yang bersedia "mendonorkan" akun-nya. Tapi ya... harus telaten mencoba-coba username yang tersedia :))


Info tambahan, kalau menggunakan ezproxy, biasanya nanti akan masuk ke perpustakaan online sebuah universitas dan begitu berhasil masuk menggunakan username & sandi, akan ada "daftar menu" akses jurnal yang siap untuk dimasuki menggunakan akses universitas tersebut :))


Happy hunting, students!!!

Monday, March 21, 2011

Product Quality Review

Product Quality Review (PQR) digunakan untuk untuk melihat dan mengidentifikasi trend kualitas produk. Dokumentasi ini dilakukan sebagai pengkajian mutu produk secara berkala. Hasil PQR dapat digunakan sebagai faktor pengontrol terhadap produk jika terdapat penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan dan perbaikan untuk meminimalkan komplain dan product recall jika produk tersebut masuk ke pasar.

PQR merupakan sistem statistik dan diisi berdasarkan nilai uji dari bagian Quality Control (QC) terhadap parameter kualitatif dan kuantitatif suatu produk dengan standar yang sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui dengan segera jika dalam suatu proses produksi terdapat out of specification (OOS) dari hasil yang diperoleh. PQR Report dibuat setiap tahun namun diperbaharui dan diperiksa setiap dilakukan pengisian data PQR baru dengan adanya produk atau batch baru yang telah selesai dianalisis. Pengisian PQR juga merupakan kelengkapan yang harus dilakukan sebelum suatu batch akan di-release. 
 
Langkah awal PQR adalah dengan melakukan review terhadap dokumen terkait suatu batch (batch record) produk tertentu. Batch record dibuat pertama kali dibuat di bagian produksi (mulai dari manufacturing order), dilanjutkan dengan bagian pengemasan, in-process-control, bagian QC, dan akhirnya didokumentasikan di bagian Quality Assurance (QA). Di bagian QA, batch record di-review, diteliti kembali bilamana terdapat lampiran yang tidak sesuai dengan data (contoh: lampiran penimbangan), serta coretan yang belum diparaf. Bila terdapat kesalahan, batch record akan dikembalikan kepada bagian terkait untuk direvisi.

Dalam PQR, produk yang sama mungkin terdapat 2 statistik karena adanya perbedaan pada pengujian. Untuk pengujian yang lengkap dalam 1 batch maka digolongkan dalam full analysis, namun jika hanya komponen tertentu yang dianalisis maka dimasukkan dalam statistik PQR skip. Pengujian skip lot dilakukan jika produk tersebut sudah sering diproduksi sehingga dalam melakukan testing hanya parameter tertentu dalam standar yang dilakukan pengujian. Skip lot testing memungkinkan penghematan waktu jika dalam satu periode produksi, batch dari suatu produk banyak diproduksi maka pengujian dapat dilakukan sebagian.

Analisis PQR dilakukan berdasarkan data yang ada. Analisis tersebut meliputi perhitungan rata-rata, SD, 3SD. Nilai dari 3SD ini kemudian digunakan untuk menentukan nilai Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL). UCL merupakan jumlah dari mean dan 3SD (mean + 3SD), sedangkan LCL merupakan hasil pengurangan mean dengan 3SD. Upper Standard Limit (USL) dan Lower Standard Limit (LSL) adalah batas nilai parameter berdasarkan standar yang berlaku, misalnya label claim dan standar GMP. Analisis tersebut dilakukan perbaharuan setiap dimasukkan data baru. Update PQR perlu dilakukan setiap pemasukan data baru sehingga jika ditemukan penyimpangan dapat segera diketahui dan dilakukan penanganan.

Contoh Grafik Kontrol Kadar Zat Aktif
 

Informasi yang terdapat dalam PQR meliputi: 
1.      Informasi umum, yaitu:
a.       Nama produk secara lengkap
b.      Nomer formula
c.       Nomer batch yang diproduksi pada tahun terkait beserta manufacturing date (MFD)
d.      Jumlah batch yang diproduksi
e.       Keterangan mengenai kemasan produk tersebut
2.      Review mengenai starting materials dan packaging materials yang digunakan, terutama jika menggunakan approved supplier(s) baru.
3.     Review mengenai Critical In-Process Control (IPC) dan Finished Product Results
Bagian ini berisi spesifikasi produk, perbandingan antara label claims at release dan at the end of shelf-life. Hal yang dibandingkan meliputi: dengan spesifikasi
·         karakter umum (appearance, panjang atau diameter, lebar atau ketebalan, massa, dan hardness),
·         hasil uji kualitatif zat aktif (positif atau negatif),
·         hasil uji kuantitatif zat aktif,
·         hasil periodic test kontaminasi mikrobia.
Selain itu, critical IPC berisi hasil analisis trend-line di data PQR yang terkait dengan sifat fisik produk (misal: average mass), maupun yang terkait dengan finished product results (misal: kadar zat aktif dan yield).
4.      Review mengenai semua batch yang gagal memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan serta investigasinya.
Bagian ini menginformasikan penyimpangan (deviasi) produk terkait dari spesifikasi yang telah ditentukan, baik deviasi produksi maupun stabilitasnya. Selanjutnya, bila terdapat deviasi, akan diinformasikan pula status batch yang menyimpang tersebut: rejected, diproses ulang, reworked, atau bila tidak terdapat keterangan, maka batch tersebut tetap released.
5.      Review mengenai deviasi yang signifikan, investigasi, dan hasil Corrective and Preventive Actions (CAPA) yang telah dilakukan.
Bagian ini berisi rangkuman deviasi yang signifikan mempengaruhi kualitas produk, berikut informasi tindakan yang telah diambil untuk mengatasi deviasi tersebut.
6.      Review mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap proses produksi maupun metode analisis.
Bagian ini terdiri dari:
·         Perubahan terhadap master batch record, contoh: penggantian bahan baku, eksipien, maupun bahan pengemas
·         Perubahan terhadap metode analisis, contoh: perubahan lama analisis (waktu)
·         Perubahan lainnya yang berpotensi mengubah kualitas produk
7.      Review hasil stability monitoring program dan adverse trends yang terjadi.
Bagian ini berisi informasi mengenai studi stabilitas produk yang belum kadaluarsa (current and new additional study), serta follow-up study (FUS) dalam tahun terkait. Apabila terdapat masalah stabilitas (contoh: perubahan warna pada waktu tertentu), maka dapat dikatakan sebagai adverse trends dan digolongkan sebagai penyimpangan terhadap spesifikasi selama waktu penyimpanan (shelf-life).
8.      Review mengenai pengembalian produk yang sudah beredar di pasar, komplain, dan recall produk, serta investigasi yang dilakukan.
Pengembalian produk –bila tidak terdapat komplain atau recall- dilakukan bila produk sudah kadaluarsa.
9.      Review mengenai tindakan korektif terhadap proses produk atau peralatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Bagian ini berisi evaluasi PQR tahun sebelumnya, apabila PQR tersebut mempengaruhi standar terkait proses produk.
10.  Status kualifikasi equipment dan utilities yang relevan, misalnya: HVAC, mesin produksi, kualifikasi air, compressed gases, dan lain sebagainya.
11.  Review mengenai Technical Agreements dan memastikan bahwa agreements yang digunakan sudah up-to-date.
Bagian ini berisi informasi mengenai testing technical dan review packaging of bulk products manufactured dari perusahaan lain.
12.  Kesimpulan
Jika ditemukan adanya suatu kecenderungan proses yang di luar batas atau mencapai nilai minimal/batas bawah secara terus menerus, serta diduga proses tersebut beresiko, maka seharusnya masalah ini menjadi perhatian dengan diterbitkannya Deviation Control dan membuat tindakan perbaikan. Tindakan ini juga berlaku jika terdapat nilai yang melebihi batas maksimal/batas atas. Dengan adanya penyimpangan tersebut, maka dikeluarkan alert sebagai perhatian bahwa ada hasil yang tidak sesuai dengan standar.
13.  PQR Report dilengkapi dengan data batch dan trend analysis.

Jika penyimpangan yang ditemukan menunjukkan adanya salah satu proses yang di luar batas normal, maka temuan ini harus segera dilaporkan kepada pihak manajemen supaya memperhatikan temuan tersebut sehingga dapat dilakukan evaluasi dengan segera terhadap proses yang berlangsung.

Tahapan dalam pembuatan PQR, terlebih dahulu mereview batch record selama satu periode. Data dari masing-masing batch dimasukkan dalam statistical control chart. Melalui control chart, data proses/produk dapat dimonitor setiap waktu untuk mengidentifikasi perubahan potensial dan pergeseran kinerja. Berdasar proses analisis kapabilitas, diperoleh nilai yang dapat digunakan untuk memprediksi hasil, baik yang memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi, sehingga pada akhirnya dapat ditetapkan kapabilitas dan ketegaran proses.

Thursday, March 17, 2011

Hey Soul Sister !!

This is a song by Train. I like it, because it reminds me of all sisters I have, hahaha.... I hope I can sing it someday for my sisters :))


Here's the lyrics:

Heeey heeeey heeeeey

Your lipstick stains on the front lobe of my left side brains

I knew I wouldn't forget you
And so I went and let you blow my mind
Your sweet moving
The smell of you in every single dream I dream
I knew when we collided you're the one I have decided
Who's one of my kind

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight

Heeey heeeey heeeey


Just in time, I'm so glad you have a one track mind le me

You gave my life direction
A game show love connection, we can't deny
I'm so obsessed
My heart is bound to beat right out my untrimmed chest
I believe in you, like a virgin, you're Madonna
And I'm always gonna wanna blow your mind

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight

Well you can cut a rug

Watching you is the only drug I need
So gangster, I'm so thug
You're the only one I'm dreaming of
You see I can be myself now finally
In fact there's nothing I cant be
I want the world to see you'll be with me

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight
Heeey heeeey heeeeey (tonight)
Heeey heeeey heeeeey (tonight)

Wednesday, March 16, 2011

IPO G*ruda Indonesia

Belum lama ini G*ruda menawarkan sahamnya ke publik (Initial Public Offering atau disingkat IPO). G*ruda menawarkan opsi ini karena sebelumnya dilanda krisis keuangan, sehingga membutuhkan tambahan modal.

IPO ini ditawarkan dengan harga murah, yaitu Rp750 - Rp1100 per lembar saham. Harga ini dipasang untuk menarik banyak investor. Namun, ternyata tidak begitu sukses. Mengapa?? Tampaknya ada yang aneh balik itu...

G*ruda berhutang banyak kepada M*ndiri Sekuritas. Nah, yang aneh adalah M*ndiri Sekuritas menjadi underwriter atau penjamin IPO G*ruda. Sementara, di saat yang hampir bersamaan, M*ndiri juga menawarkan saham kepada publik. Yah, otomatis para investor lebih tertarik kepada M*ndiri ketimbang G*ruda. Nah, bila saham tak laku di pasar, maka si underwriter akan membelinya. Tak lain tak bukan, M*ndiri Sekuritas. Hohoho, berarti sekarang M*ndiri ikut menjadi pemilik G*ruda.

Itulah permainan uang :) Namun, investor juga harus jeli berinvestasi, jangan tertipu "kecantikan" luar, so harus dilihat prospeknya.

M*ndala oh M*ndala

Good morning...

Ini adalah hari kesekian saya menunggu uang tiket M*ndala saya kembali :S
Bulan November 2010 yang lalu saya membeli tiket Jakarta-HongKong & Jakarta-Jogja untuk 3 & 7 Februari 2011 kemarin, juga tiket Jakarta-Singapura untuk bulan April besok. Tiket-tiket tersebut waktu itu dijual sangat murah oleh M*ndala. Bayangkan, seat ke Singapura hanya Rp20.000-an!! Ketika M*ndala mendadak berhenti beroperasi tanggal 13 Januari 2011 yang lalu, saya jadi ingin berbagi opini mengenai kejadian ini, walaupun saya nggak tau, apa yang sebenarnya terjadi.

Mari berandai-andai...
M*ndala hanya memiliki sedikit pesawat. Mayoritas pesawat yang digunakan M*ndala untuk beroperasi sehari-hari adalah sewaan (leasing). Konon kabarnya Mandala berhenti beroperasi karena tidak mampu membayar sewa (perjanjian leasing) pesawat dan gaji karyawannya sudah pending beberapa bulan.

Apa hubungannya dengan penjualan tiket promo yang sangat gencar sebelum itu? Ini nih opini saya...

1. M*ndala ingin melakukan "Window Dressing" yaitu istilah dalam financial management untuk mendandani laporan keuangan, sehingga tampak cantik dan menarik di mata orang yang membacanya. Lho kok bisa?? Ya, penjualan tiket akan menambah sales revenue, sehingga seolah-olah M*ndala mendapat cash banyak saat itu, juga jumlah konsumen yang banyak akan membuat orang "melirik" perusahaan ini.

2. Laporan keuangan yang sudah diperindah ini digunakan untuk menggaet investor. Cash yang banyak membuat M*ndala seolah-olah likuid, yang berarti mampu membiayai operasi sehari-hari. Namun ternyata jatuh tempo utang dan biaya sewa tak terkejar, sehingga perusahaan ini mengorbankan kegiatan operasi sehari-hari dan berusaha "membayar" utang dengan cash dari promo-promo mendadak itu. Berhentinya kegiatan operasi akan mengurangi cost operasional.

3. Berdasarkan konsep time value of money, uang yang "dipegang" sekarang akan lebih berharga dibandingkan saat mendatang. Bisnis penerbangan sering memanfaatkan konsep ini, karena konsumen membayar tiket saat ini untuk terbang di masa yang akan datang. Nah, cash yang didapat perusahaan saat ini (padahal mengeluarkan biaya untuk terbang-nya masih di waktu yang akan datang) dapat digunakan untuk investasi. Entah itu "diputar" di pasar saham, obligasi, forex, didepositokan, ataupun hanya didiamkan di rekening bank, itu juga sudah menghasilkan bunga atau keuntungan. Bayangkan jika 1 konsumen yang akan terbang belanja senilai Rp1.000.000 saja, berapa yang akan didapat perusahaan dari seluruh konsumen yang membeli tiket??
Kemungkinan perusahaan "menahan" refund -selain karena pengadilan- mungkin juga karena ini.


4. Keberhasilan negosiasi dengan para kreditur "menyelamatkan" M*ndala dari sebagian utang dan (mungkin) tuntutan pailit. Amit-amit deh kalau sampai dituntut pailit (= bangkrut!!). M*ndala berhasil "merayu" kreditur yang meminjami uang (baca: modal), untuk mengubah piutang terhadap M*ndala menjadi saham atau tanda kepemilikan atas perusahaan ini (mungkin terpukau dengan "prospek" M*ndala hasil "Window Dressing" itu ya?). Dalam struktur modal M*ndala berarti komposisi utang akan berkurang, digantikan oleh komposisi stock atau saham yang bertambah. Artinya, para kreditur yang semula hanya meminjami uang, menjadi ikut memiliki M*ndala. Besok-besok berarti M*ndala harus bagi-bagi dividen bagi para kreditur a.k.a investor itu, hehehe...


Yang disayangkan, mengapa M*ndala menutup-nutupi masalahnya dan memanfaatkan uang (atau menipu?) konsumen dengan promo-promonya. Untungnya masih banyak orang yang percaya (termasuk saya) walaupun ujung-ujungnya dirugikan: nggak jadi terbang & refund belum jelas. Yeah... semoga uang saya bisa dan cepat kembali, supaya bisa "diputer" juga dong :))

Sunday, March 6, 2011

Hidup di Cimanggis (Bayer Internship)

Bulan November-Desember 2009 yang lalu saya sempat internship di PT. Bayer Indonesia pabrik Cimanggis (ex Roche) atau Bayer Healthcare. Pabrik itu terletak di tepi Jalan Raya Bogor km 28. Bila datang dari Jakarta, pabrik itu cukup mudah ditemukan, namun letaknya di kanan jalan, beberapa km setelah Bayer Cibubur, dekat Giant. Orang-orang biasa menyebut daerah itu "AURI".

Sebagai orang desa Jogja yang pertama kali merambah Jakarta coret, agak pusing juga mikir bagaimana cara menjangkau Bayer Cimanggis itu, mau tinggal di mana, nanti angkut barang-barang gimana, dan lain-lain. Untung saya internship bersama seorang partner, sama-sama perempuan.

Awal Oktober 2009, saya melakukan survey lokasi bersama partner saya, diantar oleh saudara saya yang memang orang Jakarta. Survey itu juga bertujuan mencari tempat kost yang sesuai untuk kami. Menurut teman saya yang internship di sana sebelumnya, ada kost putri yang nyaman di dalam Gang Masjid di sekitar km 28. Kami agak kesulitan mencari "Gang Masjid" itu karena masjid-nya agak masuk gang, walaupun ternyata letaknya di tepi jalan raya, hehehe... Setelah masuk-masuk gang, akhirnya ketemu juga indekos yang dimaksud. Ibu kost-nya ramah, kamar kost-nya agak sempit (sekitar 3x3 m), tempat tidur besar, shared bathroom, dan harga sewa waktu itu Rp200.000 per bulan. Namun sayang, hanya 1 kamar yang kosong, padahal kami berdua. Oleh warga sekitar, kami disarankan untuk melihat-lihat indekos milik Ibu Haji Maryam di mulut gang Masjid, sebelah toko bangunan.

Di mulut gang itu memang ternyata ada indekos campur (cowok-cewek) dan ada senior kami (cowok) yang kost di sana. Hmm... mbak-mbak dan mas-mas yang kost di sana baik-baik sih, cuma agak "vulgar", saking akrabnya mereka, hehehe... Tempat kost ini luas dan tatanan kamar-kamar yang disewakan mirip motel di gunung atau bangsal rumah sakit, hehehe. Tipe kamar yang disewakan juga beda-beda. Ada yang untuk penyewa keluarga, tempatnya lebih luas, ada "ruang tamu"nya, ada yang single room dengan luas kamar sekitar 4x5 m dan kamar mandi dalam, ada kamar yang lebih sempit dengan shared bathroom. Akhirnya kami memilih kamar 4x5 m dengan kamar mandi dalam, ada embernya, gayung, dan kloset jongkok. Harga sewa waktu itu Rp400.000 per bulan. Tapi kamarnya luas, ada meja dapurnya, meja belajar, lemari kecil untuk baju, jemuran kecil (berhubung kost campur, saya nggak pernah jemur baju di luar walaupun teman-teman cewek lain pada PeDe jemur baju di luar, kalau saya gimanaaa gitu... :), dan di kamar ada juga single bed tanpa sprei. Kalau membawa barang elektronik berdaya tinggi, dikenakan biaya tambahan sesuai jenis barangnya (ada di peraturan kost). Untungnya saya hanya membawa laptop yang membutuhkan listrik sedikit (itu aja sembunyi-sembunyi, hehehe, soalnya Bu Haji mikirnya laptop = PC, sih!). Walaupun dekat Bayer Cimanggis, tapi daerah tempat kost saya ini masuk ke daerah Cisalak.

Bulan September 2009 saya masih kerja lapangan di apotek, dan bulan Oktober 2009 saya disibukkan dengan ujian pendadaran (sidang) untuk Sarjana Ekonomi, serta pendaftaran wisuda untuk bulan November. Saya "pindahan" ke Cimanggis di akhir Oktober menggunakan travel, ongkosnya Rp190.000, karena membawa sebuah koper kecil, ransel, dan tas jinjing. Tempatnya jauh dari stasiun, bis bandara juga nggak lewat situ. Sebetulnya ada bis Ramayana dari Jogja yang memiliki agen di dekat kost, tapi kebayang kalau harus gotong koper sendirian naik-turun bis dan masuk ke kost, heww... (karena tempatnya luas, jalan masuk ke kamar agak jauh juga). Tapi yaa... namanya travel antar sana - antar sini, gajah mangan sawi, suwiiii alias lamaaa. Hampir 20 jam saya di perjalanan, gara-gara prosesi pengantaran itu. Sampai di kost, ada Mpok yang membantu membawakan barang-barang saya ke kamar. Oiya, barang yang cukup berguna kalau dibawa: colokan T atau yang banyak lubangnya (karena colokan pusat cuma 1 per kamar), laptop buat bikin laporan, kalau perlu yang ada peta Jakarta-nya biar mudah kalau mau jalan-jalan (bisa diunduh di IDWS), baju secukupnya, kartu ATM dengan duit pas-pasan aja (yang jelas ada di sana Mandiri, di Giant), payung, baju secukupnya (Mpok mau nyuciin kok, tapi bayar ga tau berapa, soalnya selama di sana saya nyuci sendiri), seterika (ini juga sembunyi-sembunyi sama ibu kost, hehehe), peralatan makan, dan kalau mau bawa rice cooker silakan, tapi kena charge. Partner saya aja bawa kompor gas, hehehe. Yang harus saya beli di sana adalah sabun-spons cuci piring dan tempat sampah, hehehe, untuk di dalam kamar. Biasanya sampah dikumpulkan di ember di luar kamar, terus setiap hari dibuang sama si Mpok. Di depan kamar saya ada dapur bersama. Biasanya mas-mas dan mbak-mbak kost masak bareng & ngrumpi di sana :)) Kami sering ditawari makan hasil masakan mereka, tapi kalau sering -sering menerima tawaran ga enak juga, soalnya ga ikut patungan, hehehe... Oiya, yang indekos di sana kebanyakan sudah bekerja, walaupun ada keluarga dan seorang Oma yang tinggal sendiri, sederet dengan kamar saya. Untuk alat kebersihan seperti sapu, biasanya saya pinjam Oma :))

Ini deretan kamar kost saya
 Ini kamar kost saya :)
 Ini kamar mandinya, hehehe...
Dari tempat kost saya ke Bayer Cimanggis jaraknya kira-kira hanya 15 menit jalan kaki. Naik angkot juga bisa, bayar Rp1000, karena deket banget. Naik ojek juga bisa, tapi mahal, hehe... Bayer mensyaratkan ada sepatu dalam & sepatu luar, jadi saya harus membawa 2 pasang sepatu pantofel (sepatu dalam harus datar agar bisa berjalan cepat dan tidak berisik), plus sandal jepit (buat jaga-jaga kalau hujan, biar sepatu nggak basah). Selain itu saya juga harus membawa jas lab dan pulpen biru untuk bekerja di dalam pabrik. Saya internship di bagian quality assurance (QA) yang bajunya masih normal (ga usah ribet ganti baju), tinggal pakai jas lab. Hari pertama masuk Bayer, kami harus lapor melapor ke security. Tas ditinggal di ruangan sebelah pos security dan kami hanya boleh membawa barang-barang berharga secukupnya. Perhiasan apapun, termasuk jam tangan harus dilepas, dan HP harus non-aktif (di dalam pabrik, sinyal juga minim). Ternyata ada 2 mahasiswa profesi apoteker UHamka Jakarta (cowok-cowok) yang mulai internship di hari yang sama. Kami berempat dipinjami tanda pengenal "PKL" dan dijemput oleh mahasiswa "PKL" juga dari Bogor EduCare yang belajar administrasi di sana. Penjemput kami ini lebih muda, kira-kira 3-4 tahun dari kami, karena mereka "hanya" program D1 atau D2 (CMIIW), sementara kami sudah sarjana, hehehe.

Bangunan pabrik Bayer sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB): tanpa sudut, cat epoxy, cahaya terang, bebas hama (dengan pest control A*rdwolf), bahkan berpintu baja tebal. Bangunan untuk produksi dan untuk office/lab QA-QC berbeda pintu masuk. Walaupun office dan lab, pintu luarnya tetap dibuat dobel dengan airlock. Masuk pabrik, kami harus ganti sepatu dengan "sepatu dalam" yang kami bawa. Kami masuk ke bagian QA dan menemui GMP Compliance Supervisor, Priscilla S.P., atau mbak Sisil, seorang wanita cantik, berumur sekitar 27 th, dan baru saja menikah waktu itu, hehehe... Tadinya kami diminta membawa surat keterangan sehat dari dokter, namun ternyata tidak diperlukan. Permintaan surat itu karena mbak Sisil agak trauma, ada mahasiswa "PKL" sebelum kami yang mendadak ditemukan meninggal di kost-nya karena demam berdarah... whoa, serem... Mbak Sisil ini pembimbing kami selama internship. Walaupun tampak agak jutek, tapi beliau adalah orang yang tegas dan baik hati :) Komentarnya waktu melihat nama lengkap saya: "Nama kamu bagus" hehehe... Mbak Sisil kemudian menjelaskan berbagai hal yang harus kami lakukan selama internship, termasuk pembagian tugas kami. Di hari pertama ini, saya sudah membuat orang-orang bingung dengan minta izin wisuda. Mereka mengira saya belum wisuda Sarjana Farmasi (saya wisuda Sarjana Farmasi tahun 2008), hehehe, padahal saya izin untuk wisuda sebagai Sarjana Ekonomi di UGM :)) Lucunya, mereka baru sadar setelah membaca ulang lampiran surat izin saya. Setelah "terheran-heran", kami diminta membaca slide mengenai peraturan perusahaan. Jam kerja adalah pukul 7.30-16.30, ada istirahat makan siang dan sholat bagi yang muslim, dan tidak ada bel :)) Peraturan yang penting adalah tidak boleh meludah sembarangan!! hehehe.

Tugas saya selama di Bayer adalah membantu Mbak Erika mengejar dokumen-dokumen untuk perilisan produk, mulai dari dokumen bahan baku, produksi, pengemasan, hingga certificate of analysis (CoA) untuk setiap batch, mengoreksi dokumen-dokumen tersebut, mengembalikan bila ada yang harus diperbaiki, meletakkan sampel produk dan dokumen rilis ke ruang QA Manager, membuat annual Product Quality Review (PQR) reports untuk setiap produk (saya suka pekerjaan yang ini, karena reports harus menggunakan bahasa inggris dan yang dipakai OTAK, bukan OTOT, hehehe), membantu pengarsipan batch records, pengarsipan dokumen kualifikasi, membantu penelusuran komplain dan produk yang out of specification (OOS) (saya juga suka yang ini, karena bisa masuk-masuk area produksi dan mempelajari mekanisme di sana, hehehe), membantu mengejar-ngejar pemenuhan dokumen change control ke berbagai department di Bayer, dan terkadang ikut nimbrung teman-teman saya di bagian kualifikasi, retained sample, dan  stability chamber, padahal ternyata saya yang paling sibuk di antara mereka, hahaha... Biasanya pukul 4 sore teman-teman sudah selesai bekerja, sementara saya masih harus menunggu dokumen rilis dari bagian produksi/pengemasan/QC. Paling gila sih kalau closing month dengan target rilis yang mencapai puluhan batches dalam sehari. Ketika makan siang kami lihat sendiri tronton (container truck) yang mengantre di depan warehouse (WH). Kalau seperti itu, saya bisa pulang jam 6 sore (tenang, nggak bakal sampai malam!).

Di Bayer, sekitar pukul 8.30 pagi, kami mendapat susu (atau teh) di ruang istirahat. Bagian QA biasa istirahat siang sekitar pukul 11.30 dan kami baru kembali bekerja biasanya pukul 13.00 (enak, tidak ada bel!). Makanan di sana sehat dan bergizi, hari kerja terakhir dalam 1 minggu biasanya ada dessert yang ditambahkan, juga bila ada yang berulang tahun atau iseng membawa makanan, ada makanan tambahan (saat kami di sana, itu sering terjadi lho, hehehe). Setiap bulan, kami diminta membawa stoples kosong untuk diisi dengan vitamin effervescent. Saya 2 bulan di sana, jadi saya mendapat kira-kira 100 tablet effervescent, hehehe.

Kembali soal makan di Cimanggis. Saya dan partner saya membeli air (Aq*a) galon dengan patungan, biar irit. Galon ditaruh di kamar partner (soalnya dia hobi masak air, hihihi), sementara saya sedia botol plastik :) Setiap sore ada penjual bakso yang masuk di kompleks kost kami. Di depan kost kami ada kaki lima penjual makanan (soto dan penyetan) setiap malam. Harga makan + minum di kaki lima itu berkisar 7-15 ribu sekali makan (sudah sama minum). Selain itu ada kaki lima sate dan pejual mie ayam gerobak. Di dalam Gang Masjid juga ada penjual bakso, warteg (kalau mau beli nasi), gorengan, dan fried chicken seharga Rp3500 per potong. Kalau lagi bokek, makan aja mie ayam di depan kost (ayamnya sedikit) seharga sekitar Rp3000 per mangkok, hahaha, kalau makan di sana temannya bapak-bapak, sudah bonus minum air putih anget pula. Ibu kost saya juga sering memberi makanan. Suatu hari sewaktu memetik rambutan (di kompleks kost ada pohon rambutan), saya diminta membawa sekantong plastik rambutan. Saat beliau memasak rendang, saya dan partner internship juga diberi nasi rendang, padahal anak kost lain belum tentu diberi, hohoho... Karena ibu kost saya aktif di pengajian, saya pernah diberi majalah islami (padahal beliau tahu kalau saya ke gereja setiap minggu :)). Begitu juga Oma, biasanya Oma memberi kami buah-buahan.

Masalah ibadah, di belakang kost ada masjid. Gereja Kristen Protestan juga ada lebih dari 1 di sana (tapi saya tidak paham, itu gereja yang aliran apa), pura Hindu juga ada di daerah "PAL" dekat dengan gereja Katolik. Yang agak sulit ditemukan mungkin Vihara. Partner saya Kristen Protestan, sehingga gerejanya lebih dekat dari kost. Saya pergi ke gereja Katolik dengan 2 kali naik angkot. Misa minggu pagi mulai jam 8. Naik angkot, biasanya butuh 30 menit untuk sampai gereja. Sekali naik angkot hingga daerah "PaL" seharga Rp2000 (tidak perlu menyeberang dari kost), lalu dari "PaL" ke gereja (ke arah Margonda/UI) naik angkot lagi Rp2000. Gereja Katolik terletak di sebelah markas Brimob dan di belakang gereja Kristen Protestan. Peta Jakarta di laptop berguna nih, kalau mau menemukan tempat-tempat tertentu.

Selama tinggal di Cimanggis, setiap libur weekend (sabtu-minggu) saya jalan-jalan. Biasanya sih ke Jakarta Barat, tempat sepupu saya. Dari depan kost (tidak usah menyeberang), saya naik angkot nomer 37 atau 41 (karena jauh, maka bayar Rp4000) ke arah Kampung Rambutan, setelah angkot belok kanan (arah ke terminal), setelah pasar buah, saya turun dan menunggu bis P6 Mayasari Bakti warna hijau. Bis itu nanti lewat UKI, Komdak, Slipi, dan ke arah Grogol. Angkot nomer 37 dan 41 (yang besar saja, yang kecil hanya sampai "PaL" ke utara sedikit) biasa melalui terminal Kampung Rambutan, lalu balik lagi ke arah Jalan Raya Bogor. Saya biasa turun di Slipi kalau mau ke tempat sepupu. Kalau mau main ke Glodok atau Mangga Dua, turun Komdak, jalan ke Komdak bawah, lalu naik TransJakarta (busway). Pertama kali jalan sendirian (partner saya nggak begitu suka jalan-jalan), modalnya cuma hafalan peta & daftar rute busway, hehehe...

Saya dan teman-teman yang internship di Pradjan Pharin (Prafa) Citeureup sempat main ke Dufan. Kami berangkat dari terminal Kampung Rambutan naik busway sampai Kampung Melayu, lalu ganti busway ke Ancol. Lumayan, main sejak Dufan buka (jam 11) sampai malam, hehehe, sampai seorang teman saya mabuk karena kebanyakan naik wahana Dufan :)))

Selain Jakarta, saya juga sempat main ke rumah adik ibu di Bojong Gede, Bogor. Untuk ke sana agak sedikit sulit. Harus 3 kali ganti angkot. Saya lupa nomer berapa aja, yang jelas pertama saya harus menyeberang dari kost untuk menaiki angkot nomer 37 atau 41 ke arah Cibinong (naik angkot yang kecil, yang besar nggak sampai Cibinong). Horor kalau nyeberang di depan kost, soalnya jalannya besar dan rame banget, pas belokan pula.

Partner saya sempat main ke Bandung, ke tempat kakaknya. Kalau ke Bandung, sebaiknya dari kost naik 37 atau 41 ke "PaL" lalu naik angkot ke arah Margonda. Dari Margonda ada bis jurusan Depok-Bandung, lalu turun di terminal Leuwi Panjang. Setelah itu kalau mau ke Cimahi ya naik angkot Cimahi, kalau mau ke Stasiun Bandung juga ada angkotnya... Damri juga ada :))

Saya juga sempat beberapa kali pulang ke Jogja. Karena jam pulang "kerja" saya terlalu sore untuk naik bis, dan naik angkot ke stasiun kereta api terdekat (Jatinegara) bakal lama karena macet di Cijantung (takutnya ketinggalan kereta), apalagi naik pesawat, ke bandaranya susah, maka satu-satunya transportasi yang memungkinkan adalah travel. Langganan saya biasa menjemput di kost jam 5 sore - 7 malam, lalu dibawa ke pool di daerah Jatiwaringin, Jakarta Timur, baru berangkat ke Jogja lewat Cirebon. Yah, dasar travel, lama deh di perjalanan... berangkat jam segitu, sampai Jogja sudah esok harinya jam 10 siang.
Dari Jogja ke Depok, kalau nggak dalam rangka "pindahan", saya lebih suka naik kereta api. Biasanya sih Gajayana, soalnya dari Jogja tengah malam, sampai Jatinegara kira-kira jam 7.30 paginya. Berangkat dari Jogja biasanya Sabtu tengah malam. Kalau nggak tepar, biasanya masih sempat main-main di Jakarta (turun Gambir/Stasiun Kota). Tapi kalau tepar, mau istirahat di kost sebelum Senin masuk lagi, saya turun Jatinegara, naik busway sampai Kampung Melayu, dilanjutkan Kampung Melayu - Kampung Rambutan dan angkot 37 atau 41. Begitu pula habis wisuda, setelah upacara, saya harus naik pesawat karena paginya saya harus "kerja" lagi. Waktu itu naik AA yang sore, turun terminal 3 dan naik Damri Kampung Rambutan :))

Begitulah, selama sekitar 8-9 minggu hidup di Cimanggis, hampir setiap weekend saya "berpetualang" dan beruntungnya, nggak pernah nyasar :)) Sampai ibu kost dan tante yang kost di tempat kost saya terheran-heran dengan jawaban saya kalau mereka tanya saya habis dari mana :)))
So, barangsiapa yang sedang siap-siap hidup di Cimanggis, semoga informasi ini berguna untuk Anda.