Sunday, March 6, 2011

Hidup di Cimanggis (Bayer Internship)

Bulan November-Desember 2009 yang lalu saya sempat internship di PT. Bayer Indonesia pabrik Cimanggis (ex Roche) atau Bayer Healthcare. Pabrik itu terletak di tepi Jalan Raya Bogor km 28. Bila datang dari Jakarta, pabrik itu cukup mudah ditemukan, namun letaknya di kanan jalan, beberapa km setelah Bayer Cibubur, dekat Giant. Orang-orang biasa menyebut daerah itu "AURI".

Sebagai orang desa Jogja yang pertama kali merambah Jakarta coret, agak pusing juga mikir bagaimana cara menjangkau Bayer Cimanggis itu, mau tinggal di mana, nanti angkut barang-barang gimana, dan lain-lain. Untung saya internship bersama seorang partner, sama-sama perempuan.

Awal Oktober 2009, saya melakukan survey lokasi bersama partner saya, diantar oleh saudara saya yang memang orang Jakarta. Survey itu juga bertujuan mencari tempat kost yang sesuai untuk kami. Menurut teman saya yang internship di sana sebelumnya, ada kost putri yang nyaman di dalam Gang Masjid di sekitar km 28. Kami agak kesulitan mencari "Gang Masjid" itu karena masjid-nya agak masuk gang, walaupun ternyata letaknya di tepi jalan raya, hehehe... Setelah masuk-masuk gang, akhirnya ketemu juga indekos yang dimaksud. Ibu kost-nya ramah, kamar kost-nya agak sempit (sekitar 3x3 m), tempat tidur besar, shared bathroom, dan harga sewa waktu itu Rp200.000 per bulan. Namun sayang, hanya 1 kamar yang kosong, padahal kami berdua. Oleh warga sekitar, kami disarankan untuk melihat-lihat indekos milik Ibu Haji Maryam di mulut gang Masjid, sebelah toko bangunan.

Di mulut gang itu memang ternyata ada indekos campur (cowok-cewek) dan ada senior kami (cowok) yang kost di sana. Hmm... mbak-mbak dan mas-mas yang kost di sana baik-baik sih, cuma agak "vulgar", saking akrabnya mereka, hehehe... Tempat kost ini luas dan tatanan kamar-kamar yang disewakan mirip motel di gunung atau bangsal rumah sakit, hehehe. Tipe kamar yang disewakan juga beda-beda. Ada yang untuk penyewa keluarga, tempatnya lebih luas, ada "ruang tamu"nya, ada yang single room dengan luas kamar sekitar 4x5 m dan kamar mandi dalam, ada kamar yang lebih sempit dengan shared bathroom. Akhirnya kami memilih kamar 4x5 m dengan kamar mandi dalam, ada embernya, gayung, dan kloset jongkok. Harga sewa waktu itu Rp400.000 per bulan. Tapi kamarnya luas, ada meja dapurnya, meja belajar, lemari kecil untuk baju, jemuran kecil (berhubung kost campur, saya nggak pernah jemur baju di luar walaupun teman-teman cewek lain pada PeDe jemur baju di luar, kalau saya gimanaaa gitu... :), dan di kamar ada juga single bed tanpa sprei. Kalau membawa barang elektronik berdaya tinggi, dikenakan biaya tambahan sesuai jenis barangnya (ada di peraturan kost). Untungnya saya hanya membawa laptop yang membutuhkan listrik sedikit (itu aja sembunyi-sembunyi, hehehe, soalnya Bu Haji mikirnya laptop = PC, sih!). Walaupun dekat Bayer Cimanggis, tapi daerah tempat kost saya ini masuk ke daerah Cisalak.

Bulan September 2009 saya masih kerja lapangan di apotek, dan bulan Oktober 2009 saya disibukkan dengan ujian pendadaran (sidang) untuk Sarjana Ekonomi, serta pendaftaran wisuda untuk bulan November. Saya "pindahan" ke Cimanggis di akhir Oktober menggunakan travel, ongkosnya Rp190.000, karena membawa sebuah koper kecil, ransel, dan tas jinjing. Tempatnya jauh dari stasiun, bis bandara juga nggak lewat situ. Sebetulnya ada bis Ramayana dari Jogja yang memiliki agen di dekat kost, tapi kebayang kalau harus gotong koper sendirian naik-turun bis dan masuk ke kost, heww... (karena tempatnya luas, jalan masuk ke kamar agak jauh juga). Tapi yaa... namanya travel antar sana - antar sini, gajah mangan sawi, suwiiii alias lamaaa. Hampir 20 jam saya di perjalanan, gara-gara prosesi pengantaran itu. Sampai di kost, ada Mpok yang membantu membawakan barang-barang saya ke kamar. Oiya, barang yang cukup berguna kalau dibawa: colokan T atau yang banyak lubangnya (karena colokan pusat cuma 1 per kamar), laptop buat bikin laporan, kalau perlu yang ada peta Jakarta-nya biar mudah kalau mau jalan-jalan (bisa diunduh di IDWS), baju secukupnya, kartu ATM dengan duit pas-pasan aja (yang jelas ada di sana Mandiri, di Giant), payung, baju secukupnya (Mpok mau nyuciin kok, tapi bayar ga tau berapa, soalnya selama di sana saya nyuci sendiri), seterika (ini juga sembunyi-sembunyi sama ibu kost, hehehe), peralatan makan, dan kalau mau bawa rice cooker silakan, tapi kena charge. Partner saya aja bawa kompor gas, hehehe. Yang harus saya beli di sana adalah sabun-spons cuci piring dan tempat sampah, hehehe, untuk di dalam kamar. Biasanya sampah dikumpulkan di ember di luar kamar, terus setiap hari dibuang sama si Mpok. Di depan kamar saya ada dapur bersama. Biasanya mas-mas dan mbak-mbak kost masak bareng & ngrumpi di sana :)) Kami sering ditawari makan hasil masakan mereka, tapi kalau sering -sering menerima tawaran ga enak juga, soalnya ga ikut patungan, hehehe... Oiya, yang indekos di sana kebanyakan sudah bekerja, walaupun ada keluarga dan seorang Oma yang tinggal sendiri, sederet dengan kamar saya. Untuk alat kebersihan seperti sapu, biasanya saya pinjam Oma :))

Ini deretan kamar kost saya
 Ini kamar kost saya :)
 Ini kamar mandinya, hehehe...
Dari tempat kost saya ke Bayer Cimanggis jaraknya kira-kira hanya 15 menit jalan kaki. Naik angkot juga bisa, bayar Rp1000, karena deket banget. Naik ojek juga bisa, tapi mahal, hehe... Bayer mensyaratkan ada sepatu dalam & sepatu luar, jadi saya harus membawa 2 pasang sepatu pantofel (sepatu dalam harus datar agar bisa berjalan cepat dan tidak berisik), plus sandal jepit (buat jaga-jaga kalau hujan, biar sepatu nggak basah). Selain itu saya juga harus membawa jas lab dan pulpen biru untuk bekerja di dalam pabrik. Saya internship di bagian quality assurance (QA) yang bajunya masih normal (ga usah ribet ganti baju), tinggal pakai jas lab. Hari pertama masuk Bayer, kami harus lapor melapor ke security. Tas ditinggal di ruangan sebelah pos security dan kami hanya boleh membawa barang-barang berharga secukupnya. Perhiasan apapun, termasuk jam tangan harus dilepas, dan HP harus non-aktif (di dalam pabrik, sinyal juga minim). Ternyata ada 2 mahasiswa profesi apoteker UHamka Jakarta (cowok-cowok) yang mulai internship di hari yang sama. Kami berempat dipinjami tanda pengenal "PKL" dan dijemput oleh mahasiswa "PKL" juga dari Bogor EduCare yang belajar administrasi di sana. Penjemput kami ini lebih muda, kira-kira 3-4 tahun dari kami, karena mereka "hanya" program D1 atau D2 (CMIIW), sementara kami sudah sarjana, hehehe.

Bangunan pabrik Bayer sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB): tanpa sudut, cat epoxy, cahaya terang, bebas hama (dengan pest control A*rdwolf), bahkan berpintu baja tebal. Bangunan untuk produksi dan untuk office/lab QA-QC berbeda pintu masuk. Walaupun office dan lab, pintu luarnya tetap dibuat dobel dengan airlock. Masuk pabrik, kami harus ganti sepatu dengan "sepatu dalam" yang kami bawa. Kami masuk ke bagian QA dan menemui GMP Compliance Supervisor, Priscilla S.P., atau mbak Sisil, seorang wanita cantik, berumur sekitar 27 th, dan baru saja menikah waktu itu, hehehe... Tadinya kami diminta membawa surat keterangan sehat dari dokter, namun ternyata tidak diperlukan. Permintaan surat itu karena mbak Sisil agak trauma, ada mahasiswa "PKL" sebelum kami yang mendadak ditemukan meninggal di kost-nya karena demam berdarah... whoa, serem... Mbak Sisil ini pembimbing kami selama internship. Walaupun tampak agak jutek, tapi beliau adalah orang yang tegas dan baik hati :) Komentarnya waktu melihat nama lengkap saya: "Nama kamu bagus" hehehe... Mbak Sisil kemudian menjelaskan berbagai hal yang harus kami lakukan selama internship, termasuk pembagian tugas kami. Di hari pertama ini, saya sudah membuat orang-orang bingung dengan minta izin wisuda. Mereka mengira saya belum wisuda Sarjana Farmasi (saya wisuda Sarjana Farmasi tahun 2008), hehehe, padahal saya izin untuk wisuda sebagai Sarjana Ekonomi di UGM :)) Lucunya, mereka baru sadar setelah membaca ulang lampiran surat izin saya. Setelah "terheran-heran", kami diminta membaca slide mengenai peraturan perusahaan. Jam kerja adalah pukul 7.30-16.30, ada istirahat makan siang dan sholat bagi yang muslim, dan tidak ada bel :)) Peraturan yang penting adalah tidak boleh meludah sembarangan!! hehehe.

Tugas saya selama di Bayer adalah membantu Mbak Erika mengejar dokumen-dokumen untuk perilisan produk, mulai dari dokumen bahan baku, produksi, pengemasan, hingga certificate of analysis (CoA) untuk setiap batch, mengoreksi dokumen-dokumen tersebut, mengembalikan bila ada yang harus diperbaiki, meletakkan sampel produk dan dokumen rilis ke ruang QA Manager, membuat annual Product Quality Review (PQR) reports untuk setiap produk (saya suka pekerjaan yang ini, karena reports harus menggunakan bahasa inggris dan yang dipakai OTAK, bukan OTOT, hehehe), membantu pengarsipan batch records, pengarsipan dokumen kualifikasi, membantu penelusuran komplain dan produk yang out of specification (OOS) (saya juga suka yang ini, karena bisa masuk-masuk area produksi dan mempelajari mekanisme di sana, hehehe), membantu mengejar-ngejar pemenuhan dokumen change control ke berbagai department di Bayer, dan terkadang ikut nimbrung teman-teman saya di bagian kualifikasi, retained sample, dan  stability chamber, padahal ternyata saya yang paling sibuk di antara mereka, hahaha... Biasanya pukul 4 sore teman-teman sudah selesai bekerja, sementara saya masih harus menunggu dokumen rilis dari bagian produksi/pengemasan/QC. Paling gila sih kalau closing month dengan target rilis yang mencapai puluhan batches dalam sehari. Ketika makan siang kami lihat sendiri tronton (container truck) yang mengantre di depan warehouse (WH). Kalau seperti itu, saya bisa pulang jam 6 sore (tenang, nggak bakal sampai malam!).

Di Bayer, sekitar pukul 8.30 pagi, kami mendapat susu (atau teh) di ruang istirahat. Bagian QA biasa istirahat siang sekitar pukul 11.30 dan kami baru kembali bekerja biasanya pukul 13.00 (enak, tidak ada bel!). Makanan di sana sehat dan bergizi, hari kerja terakhir dalam 1 minggu biasanya ada dessert yang ditambahkan, juga bila ada yang berulang tahun atau iseng membawa makanan, ada makanan tambahan (saat kami di sana, itu sering terjadi lho, hehehe). Setiap bulan, kami diminta membawa stoples kosong untuk diisi dengan vitamin effervescent. Saya 2 bulan di sana, jadi saya mendapat kira-kira 100 tablet effervescent, hehehe.

Kembali soal makan di Cimanggis. Saya dan partner saya membeli air (Aq*a) galon dengan patungan, biar irit. Galon ditaruh di kamar partner (soalnya dia hobi masak air, hihihi), sementara saya sedia botol plastik :) Setiap sore ada penjual bakso yang masuk di kompleks kost kami. Di depan kost kami ada kaki lima penjual makanan (soto dan penyetan) setiap malam. Harga makan + minum di kaki lima itu berkisar 7-15 ribu sekali makan (sudah sama minum). Selain itu ada kaki lima sate dan pejual mie ayam gerobak. Di dalam Gang Masjid juga ada penjual bakso, warteg (kalau mau beli nasi), gorengan, dan fried chicken seharga Rp3500 per potong. Kalau lagi bokek, makan aja mie ayam di depan kost (ayamnya sedikit) seharga sekitar Rp3000 per mangkok, hahaha, kalau makan di sana temannya bapak-bapak, sudah bonus minum air putih anget pula. Ibu kost saya juga sering memberi makanan. Suatu hari sewaktu memetik rambutan (di kompleks kost ada pohon rambutan), saya diminta membawa sekantong plastik rambutan. Saat beliau memasak rendang, saya dan partner internship juga diberi nasi rendang, padahal anak kost lain belum tentu diberi, hohoho... Karena ibu kost saya aktif di pengajian, saya pernah diberi majalah islami (padahal beliau tahu kalau saya ke gereja setiap minggu :)). Begitu juga Oma, biasanya Oma memberi kami buah-buahan.

Masalah ibadah, di belakang kost ada masjid. Gereja Kristen Protestan juga ada lebih dari 1 di sana (tapi saya tidak paham, itu gereja yang aliran apa), pura Hindu juga ada di daerah "PAL" dekat dengan gereja Katolik. Yang agak sulit ditemukan mungkin Vihara. Partner saya Kristen Protestan, sehingga gerejanya lebih dekat dari kost. Saya pergi ke gereja Katolik dengan 2 kali naik angkot. Misa minggu pagi mulai jam 8. Naik angkot, biasanya butuh 30 menit untuk sampai gereja. Sekali naik angkot hingga daerah "PaL" seharga Rp2000 (tidak perlu menyeberang dari kost), lalu dari "PaL" ke gereja (ke arah Margonda/UI) naik angkot lagi Rp2000. Gereja Katolik terletak di sebelah markas Brimob dan di belakang gereja Kristen Protestan. Peta Jakarta di laptop berguna nih, kalau mau menemukan tempat-tempat tertentu.

Selama tinggal di Cimanggis, setiap libur weekend (sabtu-minggu) saya jalan-jalan. Biasanya sih ke Jakarta Barat, tempat sepupu saya. Dari depan kost (tidak usah menyeberang), saya naik angkot nomer 37 atau 41 (karena jauh, maka bayar Rp4000) ke arah Kampung Rambutan, setelah angkot belok kanan (arah ke terminal), setelah pasar buah, saya turun dan menunggu bis P6 Mayasari Bakti warna hijau. Bis itu nanti lewat UKI, Komdak, Slipi, dan ke arah Grogol. Angkot nomer 37 dan 41 (yang besar saja, yang kecil hanya sampai "PaL" ke utara sedikit) biasa melalui terminal Kampung Rambutan, lalu balik lagi ke arah Jalan Raya Bogor. Saya biasa turun di Slipi kalau mau ke tempat sepupu. Kalau mau main ke Glodok atau Mangga Dua, turun Komdak, jalan ke Komdak bawah, lalu naik TransJakarta (busway). Pertama kali jalan sendirian (partner saya nggak begitu suka jalan-jalan), modalnya cuma hafalan peta & daftar rute busway, hehehe...

Saya dan teman-teman yang internship di Pradjan Pharin (Prafa) Citeureup sempat main ke Dufan. Kami berangkat dari terminal Kampung Rambutan naik busway sampai Kampung Melayu, lalu ganti busway ke Ancol. Lumayan, main sejak Dufan buka (jam 11) sampai malam, hehehe, sampai seorang teman saya mabuk karena kebanyakan naik wahana Dufan :)))

Selain Jakarta, saya juga sempat main ke rumah adik ibu di Bojong Gede, Bogor. Untuk ke sana agak sedikit sulit. Harus 3 kali ganti angkot. Saya lupa nomer berapa aja, yang jelas pertama saya harus menyeberang dari kost untuk menaiki angkot nomer 37 atau 41 ke arah Cibinong (naik angkot yang kecil, yang besar nggak sampai Cibinong). Horor kalau nyeberang di depan kost, soalnya jalannya besar dan rame banget, pas belokan pula.

Partner saya sempat main ke Bandung, ke tempat kakaknya. Kalau ke Bandung, sebaiknya dari kost naik 37 atau 41 ke "PaL" lalu naik angkot ke arah Margonda. Dari Margonda ada bis jurusan Depok-Bandung, lalu turun di terminal Leuwi Panjang. Setelah itu kalau mau ke Cimahi ya naik angkot Cimahi, kalau mau ke Stasiun Bandung juga ada angkotnya... Damri juga ada :))

Saya juga sempat beberapa kali pulang ke Jogja. Karena jam pulang "kerja" saya terlalu sore untuk naik bis, dan naik angkot ke stasiun kereta api terdekat (Jatinegara) bakal lama karena macet di Cijantung (takutnya ketinggalan kereta), apalagi naik pesawat, ke bandaranya susah, maka satu-satunya transportasi yang memungkinkan adalah travel. Langganan saya biasa menjemput di kost jam 5 sore - 7 malam, lalu dibawa ke pool di daerah Jatiwaringin, Jakarta Timur, baru berangkat ke Jogja lewat Cirebon. Yah, dasar travel, lama deh di perjalanan... berangkat jam segitu, sampai Jogja sudah esok harinya jam 10 siang.
Dari Jogja ke Depok, kalau nggak dalam rangka "pindahan", saya lebih suka naik kereta api. Biasanya sih Gajayana, soalnya dari Jogja tengah malam, sampai Jatinegara kira-kira jam 7.30 paginya. Berangkat dari Jogja biasanya Sabtu tengah malam. Kalau nggak tepar, biasanya masih sempat main-main di Jakarta (turun Gambir/Stasiun Kota). Tapi kalau tepar, mau istirahat di kost sebelum Senin masuk lagi, saya turun Jatinegara, naik busway sampai Kampung Melayu, dilanjutkan Kampung Melayu - Kampung Rambutan dan angkot 37 atau 41. Begitu pula habis wisuda, setelah upacara, saya harus naik pesawat karena paginya saya harus "kerja" lagi. Waktu itu naik AA yang sore, turun terminal 3 dan naik Damri Kampung Rambutan :))

Begitulah, selama sekitar 8-9 minggu hidup di Cimanggis, hampir setiap weekend saya "berpetualang" dan beruntungnya, nggak pernah nyasar :)) Sampai ibu kost dan tante yang kost di tempat kost saya terheran-heran dengan jawaban saya kalau mereka tanya saya habis dari mana :)))
So, barangsiapa yang sedang siap-siap hidup di Cimanggis, semoga informasi ini berguna untuk Anda.

9 comments:

  1. Masih ingat alamat kost nya dulu dimana? karena saya akan mengawali karir yang baru di perusahaan dekat sana juga.

    ReplyDelete
  2. Di Jalan Raya Bogor, km-nya lupa, sekitar 1 km selatan Bayer ex-Roche, samping Gang Masjid. Yang punya kos Ibu Haji Maryam.

    ReplyDelete
  3. masih ada kontak ibu kos nya ngga? makasih

    ReplyDelete
  4. kalau mart2 (seperti ind*mart / al*amart) deket sana ada gak ?

    ReplyDelete
  5. Mba dipta, dulu mba mendaftar internship bagaimana? Apakah ada link? Saya tertarik internship.di sana juga, terima kasih.. :)

    ReplyDelete
  6. hai salam kenal, aku juga baru aja nih mba mau internship di bayer bagian medican & regulatory tp yg di jakarta.
    rumahku deket tuh dari bayer cimanggis :)

    ReplyDelete
  7. Hallo salam kenal mba Dipta, untuk internship di Bayer itu harus setiap hari ke Bayer nya ya? Lalu untuk yang bagian Crop Division, itu lokasinya di Surabaya atau juga Cimanggis? Terimakasih :)

    ReplyDelete