Monday, September 17, 2012

A Lonely Traveler's Crazy Dreams: Agenda Traveling 2012

Apa yang terjadi kalau kere alias miskin, tapi pengen jalan-jalan ke luar negeri? Kata Mbak Trinity ada beberapa kemungkinan, misalnya: berburu promo, sekolah (kalau ini harus lama), ikut kompetisi, duta olahraga, atau jadi duta kesenian. Nah, saya mau menambahkan lagi sebagai mahasiswa: internship dan menulis artikel ilmiah! Ini sudah terbukti bisa mengirim saya ke negara yang visa-nya terkenal susah dan hanya orang yang memiliki akun bank sejumlah tertentu yang lolos... Tapi sayangnya nggak semua lembaga pendidikan di Indonesia support dengan penelitian mahasiswanya.

Empat tahun yang lalu, saya punya cita-cita sederhana: naik pesawat terbang. Orangtua saya bukan tipe yang suka mengajak jalan-jalan keluarga. Kumpul keluarga besar saja sangat jarang. Cita-cita sederhana saya ini tercapai saat saya menciptakan kondisi "terpaksa." Bulan November 2009, ketika saya harus bekerja di sebuah perusahaan di Depok, sementara saya harus wisuda sarjana di hari kerja (Rabu). Untuk meminimalkan bolos, maka saya "terpaksa" naik pesawat, dan tercapailah cita-cita saya :D

Berikutnya, impian saya meningkat: pengen keluar negeri :D
Waktu itu, paspor nggak punya. Ortu juga nggak punya paspor dan nggak kebayang cara ngurusnya. Pekerjaan saya juga terkurung dalam pabrik yang sangat ketat. Bolos aja suruh ganti hari! dan jabatan saya bukanlah jabatan yang memungkinkan untuk business travel. Tapi "untung"nya saya keluar dari kerjaan lama dan menjadi mahasiswa dengan pekerjaan baru dengan hourly rate :) Jadi, saya dibayar sesuai jam kerja saya. Kalau nggak masuk kerja ya nggak dibayar. Dengan status baru saya ini, ditambah keberuntungan, maka cita-cita saya untuk keluar negeri tercapai pada bulan Februari 2011 yang lalu, dan nggak tanggung-tanggung, saya mengunjungi 4 negara dalam 4 hari, yaitu Malaysia, Macau, Hong Kong, dan RRC. Macau dan Hong Kong saya anggap "negara" karena benderanya, mata uangnya, dan kebijakan visa-nya berbeda dengan Republik Rakyat Cina.

Tahun 2012 ini, cita-cita saya semakin menggila :D, saya ingin mengunjungi sebanyak mungkin tempat yang belum pernah saya kunjungi. Voila! Tuhan mengabulkan impian saya ini. Nggak punya kartu kredit, Tuhan memberi saya teman-teman yang baik, yang bersedia membayarkan dulu bagi saya kalau beli tiket dengan mata uang asing. Thank you, friends! Saya melakukan banyak perjalanan di 2012 ini, yaitu:

2 Januari - 9 Maret 2012, saya diterima untuk mencicipi jadi TKW kantoran di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan visa profesional di paspor saya :D


awal Februari 2012, bosan di KL, iseng-iseng saya mencoba naik kereta api ke Singapura dan sampailah saya di Singapura untuk pertama kalinya.

awal Maret 2012, karena salah cap paspor sewaktu di Singapura, saya "terpaksa" keluar Malaysia untuk kemudian paspor saya dicap lagi sewaktu masuk. Jadilah saya pergi ke negara tetangga, Thailand, untuk pertama kalinya :) di kota Hat Yai.


Negara bagian lain Malaysia juga saya kunjungi, pada akhir internship saya, yaitu Melaka (Malacca). Dua kali saya ke sana, naik bis. Di sana banyak bangunan kuno yang keren. Sayang, saya belum sempat membahas banyak di blog ini.


akhir Maret 2012, saya sudah membeli tiket promo ke Macau dan Hong Kong (lagi) via Kuala Lumpur, bersama 2 orang teman. Beli tiketnya tahun 2011 seharga kurang lebih Rp1,1 juta pp. Ceritanya juga belum sempat saya tulis, karena saya mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di Hong Kong :(

3-5 Mei 2012, saya sudah membeli tiket promo setahun sebelumnya ke Langkawi, Malaysia via Kuala Lumpur dan Penang, bersama seorang teman. Langkawi itu bagus pemandangannya, dan di sana banyak duty free shops. Maaf juga, ceritanya belum sempat saya tuliskan di sini.


4-10 Juni 2012, secara tidak terduga, saya diundang ke Roma, Italia untuk mempresentasikan karya saya, dan beruntungnya lagi, saya dapat sponsor. Jadilah saya merambah benua Eropa untuk pertama kalinya seorang diri, dan mampir di Doha, Qatar selama 9 jam (saat berangkat) dan kalau nggak salah 3 jam (saat pulang). Ya, hitung-hitung pernah lah ke Timur Tengah yang panas, walaupun nggak ada bukti di paspor. Tidak lupa, saya mengunjungi negara tetangga, yaitu Vatican City yang bisa dicapai dengan berjalan kaki (beneran loh!)



23-25 Juni 2012, saya telah membeli tiket pp Yogyakarta-Singapura seharga Rp500 ribuan gara-gara dulu pengen banget mengunjungi Singapura, hehehe. Beli tiketnya akhir tahun 2011. Kali ini solo backpacking ke Singapura, di sana bertemu 3 teman saya dari Bandung, dan malah wisata shopping. Ya sudahlah, tambah pengetahuan tentang brand dan perilaku konsumen :)

1-3 September 2012 barusan, saya beruntung lagi bisa mengunjungi Ho Chi Minh (Saigon) City, Vietnam bersama 2 orang teman. Walaupun sebentar, saya sudah bisa keliling kota, mengunjungi Cu Chi Tunnel yang legendaris, dan mengarungi Delta Mekong. Sayangnya nggak sempat ke Kamboja. Suatu hari nanti pengen sih ke Angkor Wat via Ho Chi Minh City :p

Sisa perjalanan tahun ini kemungkinan akan saya lalui sendirian sebagai solo backpacker :) masih ada sisa ini nih:

26-28 Oktober 2012, long weekend Idul Adha, saya akan ke Kuala Lumpur, Penang, dan mungkin diteruskan ke Krabi, Thailand.

7-8 November 2012, saya kembali diundang ke London, UK, untuk mempresentasikan karya saya. Tapi so far saya belum dapat sponsor, jadi belum tahu, mau berangkat atau tidak...

25-27 November 2012, saya akan solo backpacking ke Bangkok. Penasaran sih, seperti apa Bangkok itu gara-gara film "Yes or No" :D Ada yang mau menemani saya? :p

12 kali berkelana di luar Indonesia dalam setahun itu merupakan hal yang luar biasa bagi saya ^^ 10 negara dalam 2 tahun, itu juga luar biasa (paling nggak bagi saya lho), karena itu menggunakan hasil jerih payah saya sendiri :) Mari me-lang-lang buana...

Sunday, September 16, 2012

A Backpacker Girl

Nggak terasa, sudah hampir 2 tahun saya jadi backpacker :)
Pengalaman pertama saya keluar negeri baru Februari 2011 yang lalu, hehehe (bisa dibaca di http://diptadh.blogspot.com/2011/03/malay-sia.html), dan pengalaman pertama saya naik pesawat terbang itu baru November 2009 sebagai "hadiah" wisuda S1 saya, karena saya harus pp Jakarta-Jogja dalam 1 hari >.<

Pengalaman jadi backpacker memang bikin ketagihan. Ada kalanya pengen menjelajah tempat baru, kebetulan ada promo pesawat, tapi nggak ada teman. Itu sering terjadi pada saya. Kalau traveling dalam negeri, beberapa kali saya pergi sendirian, alias solo backpacking. Misalnya ke Bandung dari Cikarang naik bis Prima Jasa jaman jadi anak kost dulu, terus di Bandung nebeng menginap di mess sebuah perusahaan di Cimahi (eh udah Bandung coret :p), hanya dengan berbekal ransel dan peta. Angkot juga masih tanya sana-sini. Waktu saya masih jadi anak kost di Depok juga sering pergi ke Jakarta sendirian (eh ini deket ya :p) padahal baru datang dari "desa" Jogja, belum tau jalan-jalan di ibukota. Alhasil kalau naik angkot, saya berjuang untuk duduk/berdiri dekat pintu dan terus mengawasi jalanan. Tidak lupa tanya ini-itu ke kernet bis, sampai bosen ngejawab. Oiya, kalau ada yang bernasib seperti saya, mungkin post http://diptadh.blogspot.com/2011/03/hidup-di-cimanggis-bayer-internship.html bisa membantu :)

Kalau keluar negeri, beberapa kali saya pergi sendirian. Rasa penasaran mengalahkan kegalauan "nggak punya teman" itu tadi. Waktu ke Hat Yai gara-gara salah cap paspor (ceritanya di http://diptadh.blogspot.com/2012/04/hat-yai-creating-my-own-lonely-planet.html) saya juga "terpaksa" pergi sendirian karena teman saya memilih untuk menabung demi menonton konser band Jepang di Jakarta, sementara kalau ke Singapore lagi nggak seru ah. Pengalaman yang seru lagi adalah waktu saya diundang presentasi ke Roma, Italia. Karena yang diundang saya sendirian, maka saya menjadi solo backpacker ke Italia, hohoho... Total penerbangan selama 16 jam, 1 jam Jogja-Jakarta, 9 jam Jakarta-Middle East, dan 6 jam Middle East-Roma. Belum lagi transit yang cukup lama. Kemarin saya transit 9 jam di padang pasir alias Middle East, sendirian. Yang jungkir-balik orangtua saya, karena anaknya "hilang" hampir 2 hari (ya iyalah, perjalanan lama dan di pesawat mana bisa telepon atau SMS, kecuali beli kredit yang saya nggak tau gimana caranya, soalnya nggak punya kartu kredit). Solo traveling berikutnya adalah ke Singapore bulan Juni 2012. Saya berangkat sendiri dari Jogja dan hanya weekend di Singapore (wuih, nggaya!) karena saya juga harus bekerja di Jogja. Jangan dikira saya orang kaya, karena kartu kredit saja nggak punya. Mau apply, ditolak terus sama bank karena penghasilan minimalnya nggak sampai, hahaha. Maklum, mahasiswa >.< Saya hanya beruntung, dapat informasi tiket promo dan punya akal untuk membeli tiket itu. Tahun 2012 ini saya juga berencana pergi sendirian ke Bangkok pada akhir November dan mungkin ke Krabi pada akhir Oktober (yang ini, rencana awal, perginya bersama pasangan saya, tapi dia mendadak sakit, hiks).

Solo backpacking ada suka dukanya. Bagian suka, ini adalah me time. Mau pergi kemana, berapa lama, terserah, hahaha, nggak perlu mencocokkan selera atau bergantung pada partner backpacking. Berikutnya, dengan "kebebasan" itu, bisa lebih leluasa mengobrol dan berkenalan dengan sesama backpacker. Di tempat tujuan turis, kalau menginap di dorm, bakalan banyak dapat kenalan. Biasanya malah bule-bule ^^ Mau ke obyek apapun sesuka kita lah.

Dukanya, semua harus diatur sendiri. Mulai dari itinerary sampai budgeting. Risiko tanggung sendiri. Maksudnya, kalau nyasar ya nyasar sendirian. Terus nggak ada yang selalu bisa memotret diri sendiri, hahahaha *narsis mode* Nih, terpaksanya foto-foto sendiri pakai kamera HP :p
Songkhla Beach, Hat Yai

Piazza del Popolo, Rome

Kalau backpacker girl seperti saya, harus lebih waspada terhadap godaan para pria nakal. Sarannya Mbak Trinity itu berguna banget lho! Ini saya ingatkan lagi bagi para solo backpacker girls, cara menghindari pria nakal:
1. Bilang kalau sudah punya pasangan (kalau nggak meyakinkan, bilang kalau sudah punya anak-anak yang menanti di rumah)
2. Bilang kalau nggak suka cowok :)) *bohongan, kan gapapa*

Dukanya lagi, kalau mengunjungi negara-negara tujuan TKI blue collar, cewek yang pergi sendirian bakal dapat perlakuan kurang menyenangkan oleh petugas bandara Indonesia! Pasti dikira TKW dan kalau para petugas bandara itu ngomong, terdengar kurang sopan. Kalau di terminal 2 Soetta memang sudah dipisah antara TKI dengan yang turis, tapi di bandara lain belum. Contohnya, di bandara Adisutjipto, sewaktu saya akan ke Singapore sendirian, di pintu masuk ruang tunggu saya disuruh bikin KTKLN! Waktu pulang ke Jogja pun saya dicurigai sebagai TKW dan dipaksa menunjukkan paspor untuk bukti kalau saya bukan TKW... grrr... Malah petugas bagasi meremehkan saya, seolah saya nggak ngerti cara mengisi kartu bea cukai, waduh... Di bandara Bandung juga begitu, tas bakal diperiksa lebih ketat. Kalau ke Eropa dan pakai maskapai timur-tengah, kemungkinan besar solo backpacker girl akan sebel karena bakal sering dikira TKW oleh orang-orang sebangsa sendiri di sana. Percaya deh, itu nggak menyenangkan... Saya sampai pura-pura jadi orang negara tetangga (baca: Filipina) yang cuma bisa bahasa Indonesia patah-patah di pesawat, gara-gara banyak yang tanya "sudah berapa lama kerja di Mekkah? ngapain pulang, mbak?" Padahal saya berusaha membantu mereka memilih menu di pesawat gara-gara pramugarinya pakai bahasa inggris dan mereka nggak mudeng >.< Mending waktu di Hong Kong saya ditanya "dari agen mana?" daripada waktu stuck di timur-tengah... (ceritanya di http://diptadh.blogspot.com/2011/05/hong-kong.html).

So far, saya masih mencari teman untuk backpacking dengan syarat tidak mudah mengeluh. Saya sering berjalan kaki jauh untuk menghemat ongkos, juga tidur di bandara. Saya juga lebih suka obyek-obyek yang menantang daripada shopping. Jadi, bagi pecinta kemewahan, maaf, mungkin kita tidak berjodoh...