Batu Cave
Batu Cave adalah kuil Hindu India. Seperti yang sudah kita ketahui, ada 3 ras mayoritas di Malaysia: Melayu, Cina, dan India. Batu Cave dapat dicapai menggunakan KTM Komuter dari KL Sentral. Harga tiket menuju Batu Cave dari KL Sentral RM1, namun tiket dari Batu Cave ke KL Sentral dua kali lipatnya, RM2. Batu Cave merupakan stasiun paling ujung KTM Komuter.
Kuil di Batu Cave terletak di dalam gua, di puncak bukit yang curam dengan ratusan anak tangga. Di sana juga terdapat patung dewa-dewa berukuran raksasa. Sebelum menaiki anak tangga, pengunjung akan disambut oleh patung emas berukuran raksasa. Di pelataran depan patung ada banyak burung merpati, sehingga jika ada orang mengagetkan mereka, burung-burung itu akan terbang serentak seperti adegan di film-film itu. Walaupun pemandangannya bagus, ada sisi buruknya, yaitu kita harus waspada terhadap kotoran burung dan baunya juga tidak sedap :))
Patung dewa raksasa (Anoman bukan sih?) di dekat pintu masuk
Patung emas raksasa (lihat gua & anak tangga di sampingnya)
Kumpulan merpati di pelataran bawah patung
Setelah ngos-ngosan naik tangga (saya sampai pingsan sesaat setelah sampai atas :S), sampai di atas ada berbagai tempat pemujaan. Papan-papan keterangan di sana ditulis dengan bahasa India, sehingga saya tidak mengerti artinya. Di bagian paling dalam gua tempat ibadah itu di atasnya terdapat lubang sebagai "lampu." Cahaya matahari menerobos masuk dari lubang itu (tapi kalau hujan ya airnya ikut masuk :p).
Ini anak tangganya, dilihat dari bawah
Saya pucat, habis pingsan
Lubang di dalam gua
Tempat pemujaan
Saat turun, saya melewati gua yang menawarkan cave tour. Di pintu masuk gua itu banyak monyet berkeliaran. Perlu hati-hati juga karena monyet-monyet itu ganas, hehehe... Saya saja sampai takut mau melewati monyet-monyet itu. Saya tidak membeli paket susur gua karena mahal :p (sekitar RM20 per orang kalau tidak salah) dan baunya tidak sedap. Saat saya mengintip mulut gua, memang banyak kelelawar di sana :)))
Pemandangan dari atas, Petronas & KL Tower kelihatan :)
Pemandangan saat turun
Pengunjung Batu Cave kebanyakan umat Hindu ras Tamil. Pendeta-pendeta di sana pun juga ras Tamil. Mereka melakukan macam-macam ritual. Ada yang mencukur habis semua rambut di kepalanya (nggak peduli cewek atau cowok) lalu melumuri kepala dengan bubuk berwarna kuning, ada juga yang meminta berkat dari nenek-nenek di dalam gua. Saat peringatan Thaipussam, Batu Cave ramai dikunjungi dan ada atraksi "tusuk pipi" di sana (hiiy.. seram).
Kuil yang di bawah bukit
Pengunjung Batu Cave
Chinatown Ampang
Suatu hari saya diajak keluarga seorang teman kantor berbelanja kebutuhan dapur mereka di daerah Ampang, arah timur laut dari pusat kota. Waktu itu hari Minggu dan sepertinya masih terdapat sisa-sisa perayaan Chinese New Year sehingga jalan menuju ke sana macet. Alhasil kami agak kesiangan sampai di sana. Pasar sudah mulai sepi.
Di Ampang banyak bangunan toko cina yang tua. Agak mirip Malioboro tapi lebih sepi dan masih banyak terdapat huruf-huruf cina di toko-toko itu. Saya diajak berbelanja di pasar tradisional di Ampang. Orang sana menyebutnya "pasar becek," mirip di Indonesia sih. Saya jadi ingat ibu saya, biasanya saya yang mengantar beliau belanja di Pasar Demangan :) Oiya, chinese food di Ampang enak lho! Tunggu post selanjutnya tentang kuliner Malaysia :p
Jalan di chinatown Ampang
Pasar becek Ampang
Putrajaya
Putrajaya adalah pusat pemerintahan di Kuala Lumpur. Tidak seperti Jakarta yang gedung departemennya tersebar dimana-mana, walaupun Kuala Lumpur itu ibukota, gedung-gedung pemerintahannya juga terpusat di area tertentu, yaitu Putrajaya.
Untuk mencapai Putrajaya diperlukan kendaraan pribadi atau taksi karena tidak sembarang transportasi umum melewatinya. Waktu ke sana, saya diantar oleh teman kantor saya dan suaminya yang baik hati :) Area Putrajaya berbukit-bukit dan jalannya berkelok-kelok. Jalanan di sana bersih dan rapi. Gedung-gedung pemerintahan berdiri megah di sana. Saya ke sana pada hari Minggu, sehingga suasananya sepi.
Oiya, sekedar informasi, karena Putrajaya merupakan pusat pemerintahan, maka untuk mengurus multiple entry visa atau visa kerja harus dilakukan di pusat imigrasi di sini. Kantor dan tempat tinggal Perdana Menteri juga terdapat di area ini (saya cuma lewat waktu itu :p).
Jalanan di Putrajaya (gedung ini yang saya masuki)
Putrajaya dilihat dari atas bukit
Pemandangan dari atas bukit
Kami masuk ke salah satu gedung departemen (kalau tidak salah departemen olah raga atau sains, saya lupa --"). Gedungnya megah dengan beberapa eskalator yang tinggi ^^ Sampai atas, saya disuguhi pemandangan indah dari kaca teras bangunan.
Pemandangan dari dalam gedung
Saya di dalam gedung
Saya di depan salah satu gedung pemerintahan
Setelah berkeliling, akhirnya kami menuju Masjid Putra, masjid terbesar yang dibangun pada era Pak Mahatir. Masjid ini sangat megah, bahkan di dalamnya terdapat toko baju, souvenir, dan juga tempat-tempat makan. Saya sempat makan masakan Arab di sana :p
Masjid Putra dari depan
Halaman belakang Masjid Putra
Danau di halaman belakang
Di danau ini bisa naik kapal, harganya RM30
Setelah dari Putrajaya, kami berkeliling kota sebentar, melihat Dataran Merdeka (tempat upacara hari kemerdekaan), gedung-gedung unik seperti kantor perusahaan KTM (Keretapi Tanah Melayu), kantor telekomunikasi (Telkom-nya Malaysia), perpustakaan nasional, dan juga istana Raja (yang lama, sebelum pindah, konon Raja pindah karena tempatnya terlalu ramai :).
Istana Negara yang lama
Ini istananya
Saya di depan pintu masuk Istana Negara
Petronas di Malam Hari
Menurut saya Menara Petronas akan lebih indah pada malam hari daripada siang hari. Saya berkesempatan melihat Petronas di malam hari saat saya janjian untuk bertemu teman kuliah saya yang sedang S2 di Kuala Lumpur. Teman saya ini berulang tahun dan mengajak saya untuk bertemu di Suria KLCC, mall di antara menara kembar Petronas.
KLCC (Kuala Lumpur Convention Centre) dapat dicapai dengan LRT. Tarifnya kira-kira RM2 dari tempat tinggal saya, Bangsar. Sambil menunggu gelap, saya berjalan-jalan di mall Suria KLCC. Di dalam mall ada semacam "Taman Pintar" yang dibuat oleh Petronas. Restoran "Bumbu Desa" pun ada di dalam Suria KLCC :D
Malaysia baru gelap pada pukul 19:30 (maghrib di sana jam segitu). Begitu gelap, saya menuju halaman belakang Suria KLCC. Melihat air mancur sesaat, lalu memotret Petronas dari sana. Setelah puas di halaman belakang, saya pindah ke depan dan memotret keindahan gemerlap Petronas di malam hari...
Air mancur di belakang Suria KLCC
Petronas dari belakang Suria KLCC
Petronas dari depan
Teman saya, Titoeyt, dan saya :)
Air mancur di depan Petronas