Wednesday, April 6, 2011

Jadi dokter perusahaan ah...

Bangkrut merupakan suatu hal yang tidak mengenakkan bagi siapapun. Kebangkrutan merupakan akhir hidup suatu perusahaan. Seperti halnya makhluk hidup, bila perusahaan "sakit" terus menerus dan tak segera "diobati", maka hal ini akan dapat mengakibatkan "kematian" perusahaan itu.

Kebangkrutan tidak mendadak terjadi. Bagaikan tubuh yang sakit, pasti ada gejala-gejalanya. Nah, bagaimana cara meramal kebangkrutan suatu perusahaan?

Pertama, kita membutuhkan data dari income statement dan balance sheet atau neraca. Kedua, perhatikan earnings before interests & taxes (EBIT) dan net sales dari income statement. Ketiga, perhatikan total assets, market value of equity, total liabilities, current assets (aset jangka pendek), current liabilities (kewajiban jangka pendek) dan retained earnings (laba ditahan) dari neraca.

Untuk apa data di atas?
Prediksi kebangkrutan dapat dilakukan menggunakan Altman Z-Score. Jadi, data di atas digunakan untuk menghitung Z-Score tersebut. Rumusnya:

Z-Score = A x 3.3 + B x 0.99 + C x 0.6 + D x 1.2 + E x 1.4 
A = EBIT/Total assets
B = Net sales/total assets
C = Market value of equities/total liabilities
D = Working capital/total assets
E = Retained earnings/total assets
(From http://www.creditguru.com/CalcAltZ.shtml)

Ramalan kebangkrutan dapat dilihat dari Z-Score yang dihasilkan. Semakin rendah Z-Score, maka semakin parah "penyakit"nya. Bila Z-Score sudah dibawah 1.80, maka perusahaan sudah kritis. Namun, Altman Z-Score ini merupakan prediksi untuk 2 tahun ke depan. Jadi, masih ada waktu untuk "mengobati"nya. Kalau begitu, apa obatnya? Itu tergantung data kinerja perusahaan. Sebagai apoteker, mungkin saya bisa mengira-ngira "obat"nya, dengan melihat data tersebut, hehehehe... So, any question?

No comments:

Post a Comment