Saya termasuk salah satu penggemar serial remaja "Glee" setelah dulu diminta adik saya untuk membelikan keping DVD season 1-nya. Bagi pembaca yang belum familiar, Glee adalah serial televisi yang ditayangkan oleh Fox, Amerika Serikat. Waktu tayangnya -saat ini- hari Selasa malam waktu setempat.
Serial Glee sendiri telah menjadi tren bagi remaja Indonesia. Para tokoh dan ceritanya sering dibahas di majalah-majalah remaja (termasuk adik saya tahu Glee dari sumber ini). Good channel for teenagers target :) Terkait dengan marketing, Glee merupakan sarana yang sangat baik untuk memasarkan sesuatu. Nah, apa saja "sesuatu" itu?
Orang, para pemeran tokoh Glee tidak begitu terkenal sebelumnya. Sebut saja Matthew Morrison, Lea Michele, Cory Monteith, Jane Lynch, Chris Colfer, Mark Sailing, Naya Rivera, dan kawan-kawan, kebanyakan nama tersebut masih asing di telinga orang Indonesia. Kini, para pemeran tokoh Glee menjadi terkenal berkat serial tersebut. Well, kalau diperhatikan baik-baik, ada yang mirip artis yang sudah terkenal, seperti Lea Michele (Rachel) yang seperti Anna Hathaway, Mark Sailing (Puckerman) yang mirip Robbie Williams, Heather Morris (Brittany) yang memang dimiripkan Britney Spears, dan Chord Overstreet (Sam) yang mirip Macaulay Culkin waktu kecil ^^
Musik, yea, musik yang tadinya kurang dilirik oleh remaja, kini menjadi tren favorit. Contohnya, Don't Stop Believin'-nya Journey sekarang jadi sangat terkenal dan dinyanyikan di mana-mana, setelah dibawakan oleh Glee dengan konsep yang fresh. Termasuk teman-teman dari PSM UGM alias "Wrong Directions" :)
Fashion, salah satu yang menonjol di Glee adalah kostumnya yang menginspirasi remaja. Serial ini bisa jadi sarana pemasaran fashion yang oke, sampai-sampai alur ceritanya pun terpengaruhi. Di season 2, ada trio cheerleaders Quinn, Santana, dan Brittany yang dipecat dari Cheerios. Hahaha... syukurlah, dengan begitu di setiap episode selanjutnya kostum mereka bisa bebas, bukan seragam cheers WMHS lagi. Begitu pula baru-baru ini, tokoh Kurt Hummel kembali ke McKinley High School, setelah beberapa episode mengenakan seragam sekolah cowok Dalton. Jadi lengkap deh, mau gaya aneh, gaya norak, gaya cupu pun ada :))
Event, kelanjutan dari fenomena Glee ini adalah adanya berbagai event related to Glee. Entah itu nonton bareng, show para bintang Glee, kuis, interview para bintang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini dapat menggerakkan roda perekonomian, tidak hanya di Amerika Serikat, namun juga di negara-negara lain yang mengenal Glee. Misalnya, tayangan ulang di salah satu stasiun TV swasta Indonesia pasti disisipi oleh iklan atau kuis sponsor kan? Kita menonton, mereka beriklan. Kira-kira begitulah.
Pendidikan, latar belakang cerita Glee adalah sekolah. So, pasti erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Mulai dari deskripsi situasi sekolah di Amerika Serikat, sampai isu-isu pendidikan yang sering terjadi, antaralain: bullying, diskriminasi ras, gay, broken-home, kehamilan, operasi plastik, dan lain-lain. Isu-isu tersebut jarang dibahas di sinetron negeri sendiri yang isinya cuma marah & nangis. Ada juga bahasa. Amerika Serikat menggunakan bahasa inggris dengan aksen dan kata yang berbeda. Dari film ini, banyak slang dan ungkapan yang 'dipopulerkan'. Misalnya: "Lebanese" (diambil dari lagunya Lady Gaga - Born This Way) dan "Play for the other team" :p
Makanan, Di Glee pernah ada Breadstix dan tentu saja sering membuat jenis makanan atau minuman tertentu menjadi ngetren. Contohnya: slushy dan tots.
Subliminal advertising, ini mungkin istilah yang jarang digunakan teman-teman non-pemasaran :) Pernah nonton film atau video-klip yang secara nggak sengaja memperlihatkan merek tertentu? Ini tidak hanya terjadi di Glee, tapi banyak film lainnya. Misalnya saat adegan menyanyi diiringi musik. Setidaknya ada keyboard "Korg" dan piano "Baldwin" di sana, hehehe... Di mall, kalau diperhatikan, ada "J.Dew" dan "Jolliebee" :)
Selain yang sudah saya sebutkan di atas, masih banyak seni marketing dalam film. Macam-macam yang bisa diperhatikan dan diteliti. Marketing management ikut mewarnai Fakultas Ekonomika & Bisnis dengan seninya, sekaligus dapat menjadi pelepas stres akibat banyak berkutat dengan angka, hehehehe... (stereotype ekonomi = duit = angka, sadly). Yup, it's time to enjoy the movie !^^!
bagus dip! aku ga ikutin GLEE sih, tp setelah baca tulisan km lumayan tertarik. inspiring! oh ya, ini bisa diposting di ekonom gila sih, if you want to do that ^^
ReplyDeleteAda yg sebut2 nama saya?
ReplyDeleteoke oke, aku re-post di ekonomgila deh ^_^
ReplyDelete