Saturday, March 26, 2011

Perjuangan untuk bisa berlibur :)

Bulan Januari - Februari 2011 yang lalu, saya merasa mendapat "keajaiban" dari Tuhan :)
Setelah berhasil keluar dari pabrik, tanpa sempat menganggur lama-lama, saya langsung masuk kuliah sebagai mahasiswa S2 di sebuah perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia :))))


Kebetulan, bulan Januari, tak lama setelah saya "bebas", sebuah maskapai penerbangan berinisial AA mengadakan promo "last minute flight", bisa pas menggantikan tiket M*ndala yang sudah saya beli... Lebih murah malah, 6 hari berlibur dengan rute Bandung - Kuala Lumpur (KL) - Macau - KL - Bandung cuma IDR 1,8 juta termasuk pajak. Akhirnya ditetapkan lah tanggal berlibur 11-16 Februari 2011, dengan agenda tanggal 11 jam 6 WIB berangkat dari BDO ke KL, tanggal 11-12 jalan-jalan di KL, tanggal 12 sore terbang ke Macau, sampai sana malam, rencananya tidur bandara, terus paginya naik ferry ke Hong Kong, tanggal 13-14 di Hong Kong dan 14 rencananya setengah hari di Shenzhen, karena belum yakin apakah VOA Shenzhen sudah diperbolehkan (menurut informasi, sejak November/Desember 2010 sampai update terakhir bulan Januari 2011 VOA Shenzhen suspended karena ada perlombaan olahraga, so artinya visa harus apply di kedutaan China di Jakarta/Surabaya dengan biaya kira-kira Rp500.000, mahal euy), sudah siap-siap aja kalau nggak boleh masuk Shenzhen :). Tanggal 15 rencananya jalan-jalan di Macau, sebelum akhirnya tanggal 16 terbang ke KL dan Bandung.


Mengapa Bandung, bukan dari Yogyakarta? Pertama, karena saya pergi dengan seorang sahabat cewek yang kerja di Bandung (dia yang beli-beli pakai CC, soalnya mahasiswa mana boleh punya CC, hehehe), kedua, karena AA sedang ada promo Bandung - KL seharga Rp68.000 =) Tapi ya itu, harus mikir gimana caranya sampai Bandung sebelum terbang pagi-pagi.


Menjelang "Hari Jalan-jalan", para dosen saya bikin ulah dengan mengganti jadwal kuliah. Repot nih, Kamis tanggal 10 Februari mendadak ada kuliah sampai jam 12.30, sementara kereta Jogja - Bandung paling siang jam 12.45. Huah, demi flight BDO-KL jam 6 pagi, bela-belain deh beli tiket pesawat dadakan. Hebat juga kalau dipikir, saya kerjakan tugas untuk 2 pertemuan kuliah (minggu berikutnya saya membolos karena masih "jalan-jalan" kan :), sementara orangtua saya ke bandara, beli tiket pesawat Jogja - Jakarta untuk jam 14.40 hari itu juga :)) Ulah dosen yang lain, yaitu Kamis tanggal 17 Februari kuliah yang tadinya mulai pukul 10.00 dimajukan menjadi pukul 7 pagi.. hiyah, alamat bolos, karena saya sudah beli tiket pesawat untuk pulang Jakarta - Jogja flight jam 6 pagi.


"Jalan-jalan" itu bisa menambah managerial skill saya, hehehe... setidaknya untuk planning kegiatan, nginep di mana, dan juga budgeting. Mendadak saya jadi pengamat keuangan yang baik di awal Februari. Tentu saja doanya kurs Ringgit (RM), Hong Kong Dolar (HKD), dan Yuan China (CNY/RMB) turun dan kurs Rupiah menguat, biar bisa untung. Setelah membandingkan beberapa money changer, akhirnya saya memutuskan untuk menukar uang di Bandung (lho??!!) titip teman saya, karena nilai tukarnya lebih menguntungkan. Bayangkan, selisihnya mencapai Rp125.000 dengan tukar di Jogja.


Selain jadi pengamat keuangan, saya juga jadi pengamat harga penginapan yang baik, hehehe... Pertama browsing harga penginapan termurah dengan lokasi yang mudah dimengerti, lalu lihat review-nya. Tentu saja eksekutornya teman saya, karena dia yang punya CC :))


Kembali ke masalah kuliah mendadak itu. Ternyata saya baru berhasil sampai rumah pukul 13.15 dan saya belum packing!! Kebiasaan buruk nih, what a mess... Padahal saya sudah harus check-in maksimal 20 menit sebelum terbang ke Jakarta pukul 14.40. Ajaibnya lagi, saya bisa packing dalam waktu 15 menit dan mandi dll. dalam waktu 10 menit :)) Yosh, sekitar jam 14.00 saya berangkat ke bandara Adisucipto yang jaraknya kira-kira 20 menit dari rumah. Mepet ya? Hahahaha....


Saya tepat waktu sampai bandara -lucky!!- tapi mendadak waktu pemeriksaan barang saya di-stop sama mbak petugas. Owalah, saya lupa mengeluarkan gunting dari ransel saya (padahal biasanya didiamkan aja lho, gunting itu sudah sering ikut terbang Jogja - Jakarta). Tuh gunting terpaksa ditinggal deh :( Terima kasih gunting, karena telah menemani saya saat hidup sendiri di Cikarang. Dalam hati heran juga, tampaknya penerbangan AA kali ini diperketat. Keanehan lagi, saat pesawat ditarik mundur untuk take off, ada pertunjukan di udara. Sekitar 7 pesawat sedang berlatih terbang dengan berbagai atraksi, awesome!!, tapi mendebarkan juga, soalnya landasan Adisucipto cuma satu, sementara pesawat yang saya naiki ditarik mundur, ketujuh pesawat latih itu mendarat satu-satu. Untung nggak tabrakan. Begitupun saat mendarat, AA "parkir" di aerobridge, padahal biasanya nggak lho... serasa international arrival, hehehe....


Dari Jakarta, saya naik travel X-Trans ke Bandung. Lumayan kalau bawa KTM, diskon 10 ribu dari 90 ribu. Sampai Bandung sudah jam 8 malam. Teman saya yang jemput heran dengan bawaan saya yang cuma 1 ransel + 1 tas tenteng parasut yang isinya cuma makanan :)) Ya maklum, packing dadakan... tapi untungnya -karena habis kuliah-, kalkulator & sarung tangan motor ikut terbawa -secara di China lagi dingin-.


Goodnews, teman saya ini berhasil menemukan colokan kaki-tiga di Bandung. Colokan itu berguna di negara orang, karena di sana saklar-nya lubang 3, padahal colokan HP dll kan kakinya cuma 2 :) Saya berburu colokan seperti itu seantero Jogja, nggak ada yang jual... heww...


Yup, akhirnya saya tidur beberapa jam di kost teman saya ini, sebelum pagi-pagi buta (jam 4.30) ke bandara Husein Sastranegara naik taksi yang dipesan sebelumnya :))


-bersambung ke posting berikutnya, (m)Alay-sia-



Friday, March 25, 2011

Jurnal Gratis :)

Inilah saatnya merasakan enaknya jadi mahasiswa :)
Bisa main internet di kampus dengan kecepatan tinggi gratis, download film dan game gratis, upload foto gratis.... tapi tetep harus ngerjakan tugas-tugas yang aduhai banyaknya :)

Untuk ngerjakan tugas-tugas itu, nggak jarang harus hunting artikel yang aneh-aneh. Para dosen sih mungkin mampu beli account jurnal selain langganan kampus, tapi mahasiswa rada kesulitan tuh kalau mencari artikel berbayar, hehehe...

Kampus saya kebetulan cukup berbaik hati. Kalau ngenet di kampus, saya juga bisa mengunduh artikel dari EBSCO, Proquest, dan Emeraldinsight dengan gratis, karena kampus berlangganan. Sayangnya, dosen saya sering memberi tugas dari jurnal yang bukan langganan kampus, diantaranya Spr*ngerlink. Saya sampai jungkir balik di dunia maya mencari artikel yang dimaksud. Maklum, kalau ke situsnya langsung nggak gratis, hehehe, mahasiswa kan budget terbatas :))

Nah, sekedar tips untuk cari e-book gratis, khususnya mengenai business management, bisa melalui library.nu (dulunya gigapedia). Tinggal register saja, gratis. Setelah register, buanyak e-book berguna tersedia di sana, tinggal unduh :))

Untuk "membobol" jurnal gratis, saya sarankan untuk googling dengan kata kunci "ezproxy" atau "-jurnal yang dimaksud, misal: proquest- + user + pass" jangan lupa diberi tahun terbaru di kata kunci, misalnya "2011", agar yang muncul adalah username & kata sandi yang baru atau masih berlaku. Biasanya banyak dermawan Arab atau dari China yang bersedia "mendonorkan" akun-nya. Tapi ya... harus telaten mencoba-coba username yang tersedia :))


Info tambahan, kalau menggunakan ezproxy, biasanya nanti akan masuk ke perpustakaan online sebuah universitas dan begitu berhasil masuk menggunakan username & sandi, akan ada "daftar menu" akses jurnal yang siap untuk dimasuki menggunakan akses universitas tersebut :))


Happy hunting, students!!!

Monday, March 21, 2011

Product Quality Review

Product Quality Review (PQR) digunakan untuk untuk melihat dan mengidentifikasi trend kualitas produk. Dokumentasi ini dilakukan sebagai pengkajian mutu produk secara berkala. Hasil PQR dapat digunakan sebagai faktor pengontrol terhadap produk jika terdapat penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan dan perbaikan untuk meminimalkan komplain dan product recall jika produk tersebut masuk ke pasar.

PQR merupakan sistem statistik dan diisi berdasarkan nilai uji dari bagian Quality Control (QC) terhadap parameter kualitatif dan kuantitatif suatu produk dengan standar yang sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui dengan segera jika dalam suatu proses produksi terdapat out of specification (OOS) dari hasil yang diperoleh. PQR Report dibuat setiap tahun namun diperbaharui dan diperiksa setiap dilakukan pengisian data PQR baru dengan adanya produk atau batch baru yang telah selesai dianalisis. Pengisian PQR juga merupakan kelengkapan yang harus dilakukan sebelum suatu batch akan di-release. 
 
Langkah awal PQR adalah dengan melakukan review terhadap dokumen terkait suatu batch (batch record) produk tertentu. Batch record dibuat pertama kali dibuat di bagian produksi (mulai dari manufacturing order), dilanjutkan dengan bagian pengemasan, in-process-control, bagian QC, dan akhirnya didokumentasikan di bagian Quality Assurance (QA). Di bagian QA, batch record di-review, diteliti kembali bilamana terdapat lampiran yang tidak sesuai dengan data (contoh: lampiran penimbangan), serta coretan yang belum diparaf. Bila terdapat kesalahan, batch record akan dikembalikan kepada bagian terkait untuk direvisi.

Dalam PQR, produk yang sama mungkin terdapat 2 statistik karena adanya perbedaan pada pengujian. Untuk pengujian yang lengkap dalam 1 batch maka digolongkan dalam full analysis, namun jika hanya komponen tertentu yang dianalisis maka dimasukkan dalam statistik PQR skip. Pengujian skip lot dilakukan jika produk tersebut sudah sering diproduksi sehingga dalam melakukan testing hanya parameter tertentu dalam standar yang dilakukan pengujian. Skip lot testing memungkinkan penghematan waktu jika dalam satu periode produksi, batch dari suatu produk banyak diproduksi maka pengujian dapat dilakukan sebagian.

Analisis PQR dilakukan berdasarkan data yang ada. Analisis tersebut meliputi perhitungan rata-rata, SD, 3SD. Nilai dari 3SD ini kemudian digunakan untuk menentukan nilai Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL). UCL merupakan jumlah dari mean dan 3SD (mean + 3SD), sedangkan LCL merupakan hasil pengurangan mean dengan 3SD. Upper Standard Limit (USL) dan Lower Standard Limit (LSL) adalah batas nilai parameter berdasarkan standar yang berlaku, misalnya label claim dan standar GMP. Analisis tersebut dilakukan perbaharuan setiap dimasukkan data baru. Update PQR perlu dilakukan setiap pemasukan data baru sehingga jika ditemukan penyimpangan dapat segera diketahui dan dilakukan penanganan.

Contoh Grafik Kontrol Kadar Zat Aktif
 

Informasi yang terdapat dalam PQR meliputi: 
1.      Informasi umum, yaitu:
a.       Nama produk secara lengkap
b.      Nomer formula
c.       Nomer batch yang diproduksi pada tahun terkait beserta manufacturing date (MFD)
d.      Jumlah batch yang diproduksi
e.       Keterangan mengenai kemasan produk tersebut
2.      Review mengenai starting materials dan packaging materials yang digunakan, terutama jika menggunakan approved supplier(s) baru.
3.     Review mengenai Critical In-Process Control (IPC) dan Finished Product Results
Bagian ini berisi spesifikasi produk, perbandingan antara label claims at release dan at the end of shelf-life. Hal yang dibandingkan meliputi: dengan spesifikasi
·         karakter umum (appearance, panjang atau diameter, lebar atau ketebalan, massa, dan hardness),
·         hasil uji kualitatif zat aktif (positif atau negatif),
·         hasil uji kuantitatif zat aktif,
·         hasil periodic test kontaminasi mikrobia.
Selain itu, critical IPC berisi hasil analisis trend-line di data PQR yang terkait dengan sifat fisik produk (misal: average mass), maupun yang terkait dengan finished product results (misal: kadar zat aktif dan yield).
4.      Review mengenai semua batch yang gagal memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan serta investigasinya.
Bagian ini menginformasikan penyimpangan (deviasi) produk terkait dari spesifikasi yang telah ditentukan, baik deviasi produksi maupun stabilitasnya. Selanjutnya, bila terdapat deviasi, akan diinformasikan pula status batch yang menyimpang tersebut: rejected, diproses ulang, reworked, atau bila tidak terdapat keterangan, maka batch tersebut tetap released.
5.      Review mengenai deviasi yang signifikan, investigasi, dan hasil Corrective and Preventive Actions (CAPA) yang telah dilakukan.
Bagian ini berisi rangkuman deviasi yang signifikan mempengaruhi kualitas produk, berikut informasi tindakan yang telah diambil untuk mengatasi deviasi tersebut.
6.      Review mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap proses produksi maupun metode analisis.
Bagian ini terdiri dari:
·         Perubahan terhadap master batch record, contoh: penggantian bahan baku, eksipien, maupun bahan pengemas
·         Perubahan terhadap metode analisis, contoh: perubahan lama analisis (waktu)
·         Perubahan lainnya yang berpotensi mengubah kualitas produk
7.      Review hasil stability monitoring program dan adverse trends yang terjadi.
Bagian ini berisi informasi mengenai studi stabilitas produk yang belum kadaluarsa (current and new additional study), serta follow-up study (FUS) dalam tahun terkait. Apabila terdapat masalah stabilitas (contoh: perubahan warna pada waktu tertentu), maka dapat dikatakan sebagai adverse trends dan digolongkan sebagai penyimpangan terhadap spesifikasi selama waktu penyimpanan (shelf-life).
8.      Review mengenai pengembalian produk yang sudah beredar di pasar, komplain, dan recall produk, serta investigasi yang dilakukan.
Pengembalian produk –bila tidak terdapat komplain atau recall- dilakukan bila produk sudah kadaluarsa.
9.      Review mengenai tindakan korektif terhadap proses produk atau peralatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Bagian ini berisi evaluasi PQR tahun sebelumnya, apabila PQR tersebut mempengaruhi standar terkait proses produk.
10.  Status kualifikasi equipment dan utilities yang relevan, misalnya: HVAC, mesin produksi, kualifikasi air, compressed gases, dan lain sebagainya.
11.  Review mengenai Technical Agreements dan memastikan bahwa agreements yang digunakan sudah up-to-date.
Bagian ini berisi informasi mengenai testing technical dan review packaging of bulk products manufactured dari perusahaan lain.
12.  Kesimpulan
Jika ditemukan adanya suatu kecenderungan proses yang di luar batas atau mencapai nilai minimal/batas bawah secara terus menerus, serta diduga proses tersebut beresiko, maka seharusnya masalah ini menjadi perhatian dengan diterbitkannya Deviation Control dan membuat tindakan perbaikan. Tindakan ini juga berlaku jika terdapat nilai yang melebihi batas maksimal/batas atas. Dengan adanya penyimpangan tersebut, maka dikeluarkan alert sebagai perhatian bahwa ada hasil yang tidak sesuai dengan standar.
13.  PQR Report dilengkapi dengan data batch dan trend analysis.

Jika penyimpangan yang ditemukan menunjukkan adanya salah satu proses yang di luar batas normal, maka temuan ini harus segera dilaporkan kepada pihak manajemen supaya memperhatikan temuan tersebut sehingga dapat dilakukan evaluasi dengan segera terhadap proses yang berlangsung.

Tahapan dalam pembuatan PQR, terlebih dahulu mereview batch record selama satu periode. Data dari masing-masing batch dimasukkan dalam statistical control chart. Melalui control chart, data proses/produk dapat dimonitor setiap waktu untuk mengidentifikasi perubahan potensial dan pergeseran kinerja. Berdasar proses analisis kapabilitas, diperoleh nilai yang dapat digunakan untuk memprediksi hasil, baik yang memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi, sehingga pada akhirnya dapat ditetapkan kapabilitas dan ketegaran proses.

Thursday, March 17, 2011

Hey Soul Sister !!

This is a song by Train. I like it, because it reminds me of all sisters I have, hahaha.... I hope I can sing it someday for my sisters :))


Here's the lyrics:

Heeey heeeey heeeeey

Your lipstick stains on the front lobe of my left side brains

I knew I wouldn't forget you
And so I went and let you blow my mind
Your sweet moving
The smell of you in every single dream I dream
I knew when we collided you're the one I have decided
Who's one of my kind

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight

Heeey heeeey heeeey


Just in time, I'm so glad you have a one track mind le me

You gave my life direction
A game show love connection, we can't deny
I'm so obsessed
My heart is bound to beat right out my untrimmed chest
I believe in you, like a virgin, you're Madonna
And I'm always gonna wanna blow your mind

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight

Well you can cut a rug

Watching you is the only drug I need
So gangster, I'm so thug
You're the only one I'm dreaming of
You see I can be myself now finally
In fact there's nothing I cant be
I want the world to see you'll be with me

Hey soul sister, ain't that mister mister on the radio, stereo

The way you move ain't fair you know
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight
Hey soul sister, I don't wanna miss a single thing you do tonight
Heeey heeeey heeeeey (tonight)
Heeey heeeey heeeeey (tonight)

Wednesday, March 16, 2011

IPO G*ruda Indonesia

Belum lama ini G*ruda menawarkan sahamnya ke publik (Initial Public Offering atau disingkat IPO). G*ruda menawarkan opsi ini karena sebelumnya dilanda krisis keuangan, sehingga membutuhkan tambahan modal.

IPO ini ditawarkan dengan harga murah, yaitu Rp750 - Rp1100 per lembar saham. Harga ini dipasang untuk menarik banyak investor. Namun, ternyata tidak begitu sukses. Mengapa?? Tampaknya ada yang aneh balik itu...

G*ruda berhutang banyak kepada M*ndiri Sekuritas. Nah, yang aneh adalah M*ndiri Sekuritas menjadi underwriter atau penjamin IPO G*ruda. Sementara, di saat yang hampir bersamaan, M*ndiri juga menawarkan saham kepada publik. Yah, otomatis para investor lebih tertarik kepada M*ndiri ketimbang G*ruda. Nah, bila saham tak laku di pasar, maka si underwriter akan membelinya. Tak lain tak bukan, M*ndiri Sekuritas. Hohoho, berarti sekarang M*ndiri ikut menjadi pemilik G*ruda.

Itulah permainan uang :) Namun, investor juga harus jeli berinvestasi, jangan tertipu "kecantikan" luar, so harus dilihat prospeknya.

M*ndala oh M*ndala

Good morning...

Ini adalah hari kesekian saya menunggu uang tiket M*ndala saya kembali :S
Bulan November 2010 yang lalu saya membeli tiket Jakarta-HongKong & Jakarta-Jogja untuk 3 & 7 Februari 2011 kemarin, juga tiket Jakarta-Singapura untuk bulan April besok. Tiket-tiket tersebut waktu itu dijual sangat murah oleh M*ndala. Bayangkan, seat ke Singapura hanya Rp20.000-an!! Ketika M*ndala mendadak berhenti beroperasi tanggal 13 Januari 2011 yang lalu, saya jadi ingin berbagi opini mengenai kejadian ini, walaupun saya nggak tau, apa yang sebenarnya terjadi.

Mari berandai-andai...
M*ndala hanya memiliki sedikit pesawat. Mayoritas pesawat yang digunakan M*ndala untuk beroperasi sehari-hari adalah sewaan (leasing). Konon kabarnya Mandala berhenti beroperasi karena tidak mampu membayar sewa (perjanjian leasing) pesawat dan gaji karyawannya sudah pending beberapa bulan.

Apa hubungannya dengan penjualan tiket promo yang sangat gencar sebelum itu? Ini nih opini saya...

1. M*ndala ingin melakukan "Window Dressing" yaitu istilah dalam financial management untuk mendandani laporan keuangan, sehingga tampak cantik dan menarik di mata orang yang membacanya. Lho kok bisa?? Ya, penjualan tiket akan menambah sales revenue, sehingga seolah-olah M*ndala mendapat cash banyak saat itu, juga jumlah konsumen yang banyak akan membuat orang "melirik" perusahaan ini.

2. Laporan keuangan yang sudah diperindah ini digunakan untuk menggaet investor. Cash yang banyak membuat M*ndala seolah-olah likuid, yang berarti mampu membiayai operasi sehari-hari. Namun ternyata jatuh tempo utang dan biaya sewa tak terkejar, sehingga perusahaan ini mengorbankan kegiatan operasi sehari-hari dan berusaha "membayar" utang dengan cash dari promo-promo mendadak itu. Berhentinya kegiatan operasi akan mengurangi cost operasional.

3. Berdasarkan konsep time value of money, uang yang "dipegang" sekarang akan lebih berharga dibandingkan saat mendatang. Bisnis penerbangan sering memanfaatkan konsep ini, karena konsumen membayar tiket saat ini untuk terbang di masa yang akan datang. Nah, cash yang didapat perusahaan saat ini (padahal mengeluarkan biaya untuk terbang-nya masih di waktu yang akan datang) dapat digunakan untuk investasi. Entah itu "diputar" di pasar saham, obligasi, forex, didepositokan, ataupun hanya didiamkan di rekening bank, itu juga sudah menghasilkan bunga atau keuntungan. Bayangkan jika 1 konsumen yang akan terbang belanja senilai Rp1.000.000 saja, berapa yang akan didapat perusahaan dari seluruh konsumen yang membeli tiket??
Kemungkinan perusahaan "menahan" refund -selain karena pengadilan- mungkin juga karena ini.


4. Keberhasilan negosiasi dengan para kreditur "menyelamatkan" M*ndala dari sebagian utang dan (mungkin) tuntutan pailit. Amit-amit deh kalau sampai dituntut pailit (= bangkrut!!). M*ndala berhasil "merayu" kreditur yang meminjami uang (baca: modal), untuk mengubah piutang terhadap M*ndala menjadi saham atau tanda kepemilikan atas perusahaan ini (mungkin terpukau dengan "prospek" M*ndala hasil "Window Dressing" itu ya?). Dalam struktur modal M*ndala berarti komposisi utang akan berkurang, digantikan oleh komposisi stock atau saham yang bertambah. Artinya, para kreditur yang semula hanya meminjami uang, menjadi ikut memiliki M*ndala. Besok-besok berarti M*ndala harus bagi-bagi dividen bagi para kreditur a.k.a investor itu, hehehe...


Yang disayangkan, mengapa M*ndala menutup-nutupi masalahnya dan memanfaatkan uang (atau menipu?) konsumen dengan promo-promonya. Untungnya masih banyak orang yang percaya (termasuk saya) walaupun ujung-ujungnya dirugikan: nggak jadi terbang & refund belum jelas. Yeah... semoga uang saya bisa dan cepat kembali, supaya bisa "diputer" juga dong :))

Sunday, March 6, 2011

Hidup di Cimanggis (Bayer Internship)

Bulan November-Desember 2009 yang lalu saya sempat internship di PT. Bayer Indonesia pabrik Cimanggis (ex Roche) atau Bayer Healthcare. Pabrik itu terletak di tepi Jalan Raya Bogor km 28. Bila datang dari Jakarta, pabrik itu cukup mudah ditemukan, namun letaknya di kanan jalan, beberapa km setelah Bayer Cibubur, dekat Giant. Orang-orang biasa menyebut daerah itu "AURI".

Sebagai orang desa Jogja yang pertama kali merambah Jakarta coret, agak pusing juga mikir bagaimana cara menjangkau Bayer Cimanggis itu, mau tinggal di mana, nanti angkut barang-barang gimana, dan lain-lain. Untung saya internship bersama seorang partner, sama-sama perempuan.

Awal Oktober 2009, saya melakukan survey lokasi bersama partner saya, diantar oleh saudara saya yang memang orang Jakarta. Survey itu juga bertujuan mencari tempat kost yang sesuai untuk kami. Menurut teman saya yang internship di sana sebelumnya, ada kost putri yang nyaman di dalam Gang Masjid di sekitar km 28. Kami agak kesulitan mencari "Gang Masjid" itu karena masjid-nya agak masuk gang, walaupun ternyata letaknya di tepi jalan raya, hehehe... Setelah masuk-masuk gang, akhirnya ketemu juga indekos yang dimaksud. Ibu kost-nya ramah, kamar kost-nya agak sempit (sekitar 3x3 m), tempat tidur besar, shared bathroom, dan harga sewa waktu itu Rp200.000 per bulan. Namun sayang, hanya 1 kamar yang kosong, padahal kami berdua. Oleh warga sekitar, kami disarankan untuk melihat-lihat indekos milik Ibu Haji Maryam di mulut gang Masjid, sebelah toko bangunan.

Di mulut gang itu memang ternyata ada indekos campur (cowok-cewek) dan ada senior kami (cowok) yang kost di sana. Hmm... mbak-mbak dan mas-mas yang kost di sana baik-baik sih, cuma agak "vulgar", saking akrabnya mereka, hehehe... Tempat kost ini luas dan tatanan kamar-kamar yang disewakan mirip motel di gunung atau bangsal rumah sakit, hehehe. Tipe kamar yang disewakan juga beda-beda. Ada yang untuk penyewa keluarga, tempatnya lebih luas, ada "ruang tamu"nya, ada yang single room dengan luas kamar sekitar 4x5 m dan kamar mandi dalam, ada kamar yang lebih sempit dengan shared bathroom. Akhirnya kami memilih kamar 4x5 m dengan kamar mandi dalam, ada embernya, gayung, dan kloset jongkok. Harga sewa waktu itu Rp400.000 per bulan. Tapi kamarnya luas, ada meja dapurnya, meja belajar, lemari kecil untuk baju, jemuran kecil (berhubung kost campur, saya nggak pernah jemur baju di luar walaupun teman-teman cewek lain pada PeDe jemur baju di luar, kalau saya gimanaaa gitu... :), dan di kamar ada juga single bed tanpa sprei. Kalau membawa barang elektronik berdaya tinggi, dikenakan biaya tambahan sesuai jenis barangnya (ada di peraturan kost). Untungnya saya hanya membawa laptop yang membutuhkan listrik sedikit (itu aja sembunyi-sembunyi, hehehe, soalnya Bu Haji mikirnya laptop = PC, sih!). Walaupun dekat Bayer Cimanggis, tapi daerah tempat kost saya ini masuk ke daerah Cisalak.

Bulan September 2009 saya masih kerja lapangan di apotek, dan bulan Oktober 2009 saya disibukkan dengan ujian pendadaran (sidang) untuk Sarjana Ekonomi, serta pendaftaran wisuda untuk bulan November. Saya "pindahan" ke Cimanggis di akhir Oktober menggunakan travel, ongkosnya Rp190.000, karena membawa sebuah koper kecil, ransel, dan tas jinjing. Tempatnya jauh dari stasiun, bis bandara juga nggak lewat situ. Sebetulnya ada bis Ramayana dari Jogja yang memiliki agen di dekat kost, tapi kebayang kalau harus gotong koper sendirian naik-turun bis dan masuk ke kost, heww... (karena tempatnya luas, jalan masuk ke kamar agak jauh juga). Tapi yaa... namanya travel antar sana - antar sini, gajah mangan sawi, suwiiii alias lamaaa. Hampir 20 jam saya di perjalanan, gara-gara prosesi pengantaran itu. Sampai di kost, ada Mpok yang membantu membawakan barang-barang saya ke kamar. Oiya, barang yang cukup berguna kalau dibawa: colokan T atau yang banyak lubangnya (karena colokan pusat cuma 1 per kamar), laptop buat bikin laporan, kalau perlu yang ada peta Jakarta-nya biar mudah kalau mau jalan-jalan (bisa diunduh di IDWS), baju secukupnya, kartu ATM dengan duit pas-pasan aja (yang jelas ada di sana Mandiri, di Giant), payung, baju secukupnya (Mpok mau nyuciin kok, tapi bayar ga tau berapa, soalnya selama di sana saya nyuci sendiri), seterika (ini juga sembunyi-sembunyi sama ibu kost, hehehe), peralatan makan, dan kalau mau bawa rice cooker silakan, tapi kena charge. Partner saya aja bawa kompor gas, hehehe. Yang harus saya beli di sana adalah sabun-spons cuci piring dan tempat sampah, hehehe, untuk di dalam kamar. Biasanya sampah dikumpulkan di ember di luar kamar, terus setiap hari dibuang sama si Mpok. Di depan kamar saya ada dapur bersama. Biasanya mas-mas dan mbak-mbak kost masak bareng & ngrumpi di sana :)) Kami sering ditawari makan hasil masakan mereka, tapi kalau sering -sering menerima tawaran ga enak juga, soalnya ga ikut patungan, hehehe... Oiya, yang indekos di sana kebanyakan sudah bekerja, walaupun ada keluarga dan seorang Oma yang tinggal sendiri, sederet dengan kamar saya. Untuk alat kebersihan seperti sapu, biasanya saya pinjam Oma :))

Ini deretan kamar kost saya
 Ini kamar kost saya :)
 Ini kamar mandinya, hehehe...
Dari tempat kost saya ke Bayer Cimanggis jaraknya kira-kira hanya 15 menit jalan kaki. Naik angkot juga bisa, bayar Rp1000, karena deket banget. Naik ojek juga bisa, tapi mahal, hehe... Bayer mensyaratkan ada sepatu dalam & sepatu luar, jadi saya harus membawa 2 pasang sepatu pantofel (sepatu dalam harus datar agar bisa berjalan cepat dan tidak berisik), plus sandal jepit (buat jaga-jaga kalau hujan, biar sepatu nggak basah). Selain itu saya juga harus membawa jas lab dan pulpen biru untuk bekerja di dalam pabrik. Saya internship di bagian quality assurance (QA) yang bajunya masih normal (ga usah ribet ganti baju), tinggal pakai jas lab. Hari pertama masuk Bayer, kami harus lapor melapor ke security. Tas ditinggal di ruangan sebelah pos security dan kami hanya boleh membawa barang-barang berharga secukupnya. Perhiasan apapun, termasuk jam tangan harus dilepas, dan HP harus non-aktif (di dalam pabrik, sinyal juga minim). Ternyata ada 2 mahasiswa profesi apoteker UHamka Jakarta (cowok-cowok) yang mulai internship di hari yang sama. Kami berempat dipinjami tanda pengenal "PKL" dan dijemput oleh mahasiswa "PKL" juga dari Bogor EduCare yang belajar administrasi di sana. Penjemput kami ini lebih muda, kira-kira 3-4 tahun dari kami, karena mereka "hanya" program D1 atau D2 (CMIIW), sementara kami sudah sarjana, hehehe.

Bangunan pabrik Bayer sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB): tanpa sudut, cat epoxy, cahaya terang, bebas hama (dengan pest control A*rdwolf), bahkan berpintu baja tebal. Bangunan untuk produksi dan untuk office/lab QA-QC berbeda pintu masuk. Walaupun office dan lab, pintu luarnya tetap dibuat dobel dengan airlock. Masuk pabrik, kami harus ganti sepatu dengan "sepatu dalam" yang kami bawa. Kami masuk ke bagian QA dan menemui GMP Compliance Supervisor, Priscilla S.P., atau mbak Sisil, seorang wanita cantik, berumur sekitar 27 th, dan baru saja menikah waktu itu, hehehe... Tadinya kami diminta membawa surat keterangan sehat dari dokter, namun ternyata tidak diperlukan. Permintaan surat itu karena mbak Sisil agak trauma, ada mahasiswa "PKL" sebelum kami yang mendadak ditemukan meninggal di kost-nya karena demam berdarah... whoa, serem... Mbak Sisil ini pembimbing kami selama internship. Walaupun tampak agak jutek, tapi beliau adalah orang yang tegas dan baik hati :) Komentarnya waktu melihat nama lengkap saya: "Nama kamu bagus" hehehe... Mbak Sisil kemudian menjelaskan berbagai hal yang harus kami lakukan selama internship, termasuk pembagian tugas kami. Di hari pertama ini, saya sudah membuat orang-orang bingung dengan minta izin wisuda. Mereka mengira saya belum wisuda Sarjana Farmasi (saya wisuda Sarjana Farmasi tahun 2008), hehehe, padahal saya izin untuk wisuda sebagai Sarjana Ekonomi di UGM :)) Lucunya, mereka baru sadar setelah membaca ulang lampiran surat izin saya. Setelah "terheran-heran", kami diminta membaca slide mengenai peraturan perusahaan. Jam kerja adalah pukul 7.30-16.30, ada istirahat makan siang dan sholat bagi yang muslim, dan tidak ada bel :)) Peraturan yang penting adalah tidak boleh meludah sembarangan!! hehehe.

Tugas saya selama di Bayer adalah membantu Mbak Erika mengejar dokumen-dokumen untuk perilisan produk, mulai dari dokumen bahan baku, produksi, pengemasan, hingga certificate of analysis (CoA) untuk setiap batch, mengoreksi dokumen-dokumen tersebut, mengembalikan bila ada yang harus diperbaiki, meletakkan sampel produk dan dokumen rilis ke ruang QA Manager, membuat annual Product Quality Review (PQR) reports untuk setiap produk (saya suka pekerjaan yang ini, karena reports harus menggunakan bahasa inggris dan yang dipakai OTAK, bukan OTOT, hehehe), membantu pengarsipan batch records, pengarsipan dokumen kualifikasi, membantu penelusuran komplain dan produk yang out of specification (OOS) (saya juga suka yang ini, karena bisa masuk-masuk area produksi dan mempelajari mekanisme di sana, hehehe), membantu mengejar-ngejar pemenuhan dokumen change control ke berbagai department di Bayer, dan terkadang ikut nimbrung teman-teman saya di bagian kualifikasi, retained sample, dan  stability chamber, padahal ternyata saya yang paling sibuk di antara mereka, hahaha... Biasanya pukul 4 sore teman-teman sudah selesai bekerja, sementara saya masih harus menunggu dokumen rilis dari bagian produksi/pengemasan/QC. Paling gila sih kalau closing month dengan target rilis yang mencapai puluhan batches dalam sehari. Ketika makan siang kami lihat sendiri tronton (container truck) yang mengantre di depan warehouse (WH). Kalau seperti itu, saya bisa pulang jam 6 sore (tenang, nggak bakal sampai malam!).

Di Bayer, sekitar pukul 8.30 pagi, kami mendapat susu (atau teh) di ruang istirahat. Bagian QA biasa istirahat siang sekitar pukul 11.30 dan kami baru kembali bekerja biasanya pukul 13.00 (enak, tidak ada bel!). Makanan di sana sehat dan bergizi, hari kerja terakhir dalam 1 minggu biasanya ada dessert yang ditambahkan, juga bila ada yang berulang tahun atau iseng membawa makanan, ada makanan tambahan (saat kami di sana, itu sering terjadi lho, hehehe). Setiap bulan, kami diminta membawa stoples kosong untuk diisi dengan vitamin effervescent. Saya 2 bulan di sana, jadi saya mendapat kira-kira 100 tablet effervescent, hehehe.

Kembali soal makan di Cimanggis. Saya dan partner saya membeli air (Aq*a) galon dengan patungan, biar irit. Galon ditaruh di kamar partner (soalnya dia hobi masak air, hihihi), sementara saya sedia botol plastik :) Setiap sore ada penjual bakso yang masuk di kompleks kost kami. Di depan kost kami ada kaki lima penjual makanan (soto dan penyetan) setiap malam. Harga makan + minum di kaki lima itu berkisar 7-15 ribu sekali makan (sudah sama minum). Selain itu ada kaki lima sate dan pejual mie ayam gerobak. Di dalam Gang Masjid juga ada penjual bakso, warteg (kalau mau beli nasi), gorengan, dan fried chicken seharga Rp3500 per potong. Kalau lagi bokek, makan aja mie ayam di depan kost (ayamnya sedikit) seharga sekitar Rp3000 per mangkok, hahaha, kalau makan di sana temannya bapak-bapak, sudah bonus minum air putih anget pula. Ibu kost saya juga sering memberi makanan. Suatu hari sewaktu memetik rambutan (di kompleks kost ada pohon rambutan), saya diminta membawa sekantong plastik rambutan. Saat beliau memasak rendang, saya dan partner internship juga diberi nasi rendang, padahal anak kost lain belum tentu diberi, hohoho... Karena ibu kost saya aktif di pengajian, saya pernah diberi majalah islami (padahal beliau tahu kalau saya ke gereja setiap minggu :)). Begitu juga Oma, biasanya Oma memberi kami buah-buahan.

Masalah ibadah, di belakang kost ada masjid. Gereja Kristen Protestan juga ada lebih dari 1 di sana (tapi saya tidak paham, itu gereja yang aliran apa), pura Hindu juga ada di daerah "PAL" dekat dengan gereja Katolik. Yang agak sulit ditemukan mungkin Vihara. Partner saya Kristen Protestan, sehingga gerejanya lebih dekat dari kost. Saya pergi ke gereja Katolik dengan 2 kali naik angkot. Misa minggu pagi mulai jam 8. Naik angkot, biasanya butuh 30 menit untuk sampai gereja. Sekali naik angkot hingga daerah "PaL" seharga Rp2000 (tidak perlu menyeberang dari kost), lalu dari "PaL" ke gereja (ke arah Margonda/UI) naik angkot lagi Rp2000. Gereja Katolik terletak di sebelah markas Brimob dan di belakang gereja Kristen Protestan. Peta Jakarta di laptop berguna nih, kalau mau menemukan tempat-tempat tertentu.

Selama tinggal di Cimanggis, setiap libur weekend (sabtu-minggu) saya jalan-jalan. Biasanya sih ke Jakarta Barat, tempat sepupu saya. Dari depan kost (tidak usah menyeberang), saya naik angkot nomer 37 atau 41 (karena jauh, maka bayar Rp4000) ke arah Kampung Rambutan, setelah angkot belok kanan (arah ke terminal), setelah pasar buah, saya turun dan menunggu bis P6 Mayasari Bakti warna hijau. Bis itu nanti lewat UKI, Komdak, Slipi, dan ke arah Grogol. Angkot nomer 37 dan 41 (yang besar saja, yang kecil hanya sampai "PaL" ke utara sedikit) biasa melalui terminal Kampung Rambutan, lalu balik lagi ke arah Jalan Raya Bogor. Saya biasa turun di Slipi kalau mau ke tempat sepupu. Kalau mau main ke Glodok atau Mangga Dua, turun Komdak, jalan ke Komdak bawah, lalu naik TransJakarta (busway). Pertama kali jalan sendirian (partner saya nggak begitu suka jalan-jalan), modalnya cuma hafalan peta & daftar rute busway, hehehe...

Saya dan teman-teman yang internship di Pradjan Pharin (Prafa) Citeureup sempat main ke Dufan. Kami berangkat dari terminal Kampung Rambutan naik busway sampai Kampung Melayu, lalu ganti busway ke Ancol. Lumayan, main sejak Dufan buka (jam 11) sampai malam, hehehe, sampai seorang teman saya mabuk karena kebanyakan naik wahana Dufan :)))

Selain Jakarta, saya juga sempat main ke rumah adik ibu di Bojong Gede, Bogor. Untuk ke sana agak sedikit sulit. Harus 3 kali ganti angkot. Saya lupa nomer berapa aja, yang jelas pertama saya harus menyeberang dari kost untuk menaiki angkot nomer 37 atau 41 ke arah Cibinong (naik angkot yang kecil, yang besar nggak sampai Cibinong). Horor kalau nyeberang di depan kost, soalnya jalannya besar dan rame banget, pas belokan pula.

Partner saya sempat main ke Bandung, ke tempat kakaknya. Kalau ke Bandung, sebaiknya dari kost naik 37 atau 41 ke "PaL" lalu naik angkot ke arah Margonda. Dari Margonda ada bis jurusan Depok-Bandung, lalu turun di terminal Leuwi Panjang. Setelah itu kalau mau ke Cimahi ya naik angkot Cimahi, kalau mau ke Stasiun Bandung juga ada angkotnya... Damri juga ada :))

Saya juga sempat beberapa kali pulang ke Jogja. Karena jam pulang "kerja" saya terlalu sore untuk naik bis, dan naik angkot ke stasiun kereta api terdekat (Jatinegara) bakal lama karena macet di Cijantung (takutnya ketinggalan kereta), apalagi naik pesawat, ke bandaranya susah, maka satu-satunya transportasi yang memungkinkan adalah travel. Langganan saya biasa menjemput di kost jam 5 sore - 7 malam, lalu dibawa ke pool di daerah Jatiwaringin, Jakarta Timur, baru berangkat ke Jogja lewat Cirebon. Yah, dasar travel, lama deh di perjalanan... berangkat jam segitu, sampai Jogja sudah esok harinya jam 10 siang.
Dari Jogja ke Depok, kalau nggak dalam rangka "pindahan", saya lebih suka naik kereta api. Biasanya sih Gajayana, soalnya dari Jogja tengah malam, sampai Jatinegara kira-kira jam 7.30 paginya. Berangkat dari Jogja biasanya Sabtu tengah malam. Kalau nggak tepar, biasanya masih sempat main-main di Jakarta (turun Gambir/Stasiun Kota). Tapi kalau tepar, mau istirahat di kost sebelum Senin masuk lagi, saya turun Jatinegara, naik busway sampai Kampung Melayu, dilanjutkan Kampung Melayu - Kampung Rambutan dan angkot 37 atau 41. Begitu pula habis wisuda, setelah upacara, saya harus naik pesawat karena paginya saya harus "kerja" lagi. Waktu itu naik AA yang sore, turun terminal 3 dan naik Damri Kampung Rambutan :))

Begitulah, selama sekitar 8-9 minggu hidup di Cimanggis, hampir setiap weekend saya "berpetualang" dan beruntungnya, nggak pernah nyasar :)) Sampai ibu kost dan tante yang kost di tempat kost saya terheran-heran dengan jawaban saya kalau mereka tanya saya habis dari mana :)))
So, barangsiapa yang sedang siap-siap hidup di Cimanggis, semoga informasi ini berguna untuk Anda.